Don't know what to do

0 0 0
                                    

Selama bekerja di kafe aku terus menerus tidak tahan melihat keuwuan. Aku merasa beberapa hari aku selalu pergi setelah mengantarkan makanan karena tidak bisa bertahan melihat keuwuan. Pelanggan yang aku selalu dapat itu rata-rata pasangan bucin. Pamer keuwuan di depanku.

Aku pun santai saja profesional mengantarkan makanan ke tamu-tamu lain, yang rata-rata jomblo maupun pasangan bucin. "Permisi ini makanannya ya." Kataku. "Terima kasih, kak." Kata salah satu pelanggan itu. "Iya sama-sama, saya pamit dulu." Kataku berjalan kembali ke dapur sambil mendorong troli makanan, tidak tahan melihat keuwuan.

Aku juga merasa tidak enak. Semenjak aku ditinggal oleh salah satu teman pramusaji di kafe, dia udah pacaran. Banyak yang sudah pacaran tetapi banyak yang belum. Aku merasa tidak enak banget, dan ini kondisinya aja sudah sangat sulit pake banget buat aku dan teman lain untuk lihat seperti itu.

Aku mikir lagi kedua kalinya. Seandainya aku juga bisa memilih untuk pacaran tetapi aku juga tidak mampu. Karena apa? Itu hanya aku saja yang tau sebenarnya sih. Tapi aku tidak pernah cerita ke orang lain.

Ponselku berdering. Kak Abiela menelponku. "Halo?" Kataku. "Vi, udah selesai?" Tanya Kak Abiela. "Sudah hampir kak, ada apa?" Tanyaku. "Ada nanti kakak kasitau. Dah, balik kerja dulu." Kata Kak Abiela. "Oke kak." Kataku. Telepon terputus. Aku segera kembali bekerja lagi.

"Kak, abis dari mana?" Tanya Gian. "Ada deh." Kataku terkekeh sambil berjalan ke loker yang ada di dekat dapur. "Teh. Ayo kasitau dong!!" Teriak si Harun. "OI KAK HARUN! TAU DIRI SUARA KAU GEDE AMAT!" Teriak Lura. "Heh udah udah. Mungkin Kak Livia ga mau kasitau. Dia lagi jelek moodnya." Kata Gian. "Iya sih. Kak Livia nangis terus keliatannya." Kata Lura.

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 lebih 15 menit malam. Aku masih tidak berhenti menangis juga. "Lur, coba kamu ke Kak Livia deh." Kata Gian. "Oke, tunggu sini." Kata Lura. Lura pun mendatangi lokerku dan melihatku menangis. "Kak.. Kak Livia gapapa?" Tanya Lura. "Kakak gapapa.." Sahutku. "Sabar kak, sabar.." Kata Lura. Aku hanya mengangguk dan melihat ponselku, Gian dan Harun mendatangi aku dan Lura. "Kak Junghan sama Kak Abiela udah mau jemput kakak. Pasti ada yang mau dikasitau." Kata Gian. "Benar." Kataku.

Akhirnya kafe sudah selesai dan tutup, aku pun segera berlari keluar dan bertemu dengan Kak Abiela dan Kak Junghan. "Itu Via." Kata Kak Abiela. "Hai, Vi. Gimana?" Kata Kak Junghan, sambil mengangkat tasku. "Baik, tapi.." Kataku terhenti. "Allura bilang kamu nangis terus, ada masalah?" Tanya Kak Abiela. "Kak. Ada fotonya Lura kirim itu." Kata Kak Junghan. "Oh iya." Kata Kak Abiela sambil membuka ponselnya. "Kasian Via. Dia ga tahan liat sesuatu." Kata Kak Junghan. "Sabar Via. Kamu bertahan ya. Kakak tau kamu sedih, tapi kamu bagus. Bisa nangis di tempat lain. Karena ini memang susah. Udah jangan nangis ya." Kata Kak Abiela. Kak Junghan menganggukkan kepalanya. "Iya kak." Kataku.

"Kakak mau tunjukkin sesuatu sampai di rumah. Kamu mandi dulu ya." Kata Kak Abiela. "Siap kak." Kataku tersenyum. Kita segera pulang ke rumah. Setelah aku mandi, aku berjalan ke kamar. "Vi, sini." Kata Kak Junghan. Aku mengangguk dan berjalan ke arahnya.

"Hallo Via." Kata suara itu. Aku berlari ketakutan. "Via.. jangan takut." Kata suara itu. "Aku Jovian." Kata suara itu. "Owalah. Hallo Jov." Kataku. "Aku sekarang udah jadi bagian keluargamu, kakak sih hehe. Tapi seumuran wkwkwk." Kata Jovian. "Via udah tau wkwkwk." Kataku terkekeh.

"Nah sekarang.. Via buka hadiahnya." Kata Kak Abiela. Aku membuka hadiahnya. "Wah, ini barang yang aku mau!!" Kataku senang. "Kamu udah lama belinya soalnya, Vi. Makanya kamu baru buka kan kirimnya udah lama hahaha." Kata Jovian. "Bisa-bisanya aku hampir lupa." Kataku agak terkekeh. "Nah kamu udah punya Instagram pribadi buat pamer foto kan?" Tanya Kak Abiela. "Sudah wkwkwk." Kataku terkekeh.

Kita semua malah tertawa dan aku sudah cukup tau ini walaupun sebenarnya tidak tau mau berbuat apa tapi aku tau apa yang harus aku perbuat.

Changed 2nd SeriesWhere stories live. Discover now