Five

165 23 15
                                    

I'm soooooo sorry!!! For the late late update 😭 mian kalau banyak typo and enjoy! 💜

I'm soooooo sorry!!! For the late late update 😭 mian kalau banyak typo and enjoy! 💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heejin menatap kosong jendela disampingnya. Pikirannya melambung tak tentu arah. Pesawat yang ditumpanginya sudah lepas landas beberapa menit lalu dan menyuguhkan indahnya langit berhias awan putih bak permen kapas. Namun semua itu tak membuat suasana hatinya membaik.

Jika mengingat kembali waktu yang telah ia habiskan bersama sang kekasih, tentu Heejin merasa bahagia. Ia seorang yang sangat beruntung karena memiliki pria sebaik Soobin dalam hidupnya. Tidak ada yang perlu ia khawatirkan jika suatu hari nanti resmi menjadi istri dari putra kedua Choi Soojae tersebut. Karir yang gemilang, memiliki penghasilan tetap dalam jumlah tak sedikit, hunian mewah milik sendiri, semua sudah cukup untuk membina rumah tangga impian. Namun hanya satu yang jadi permasalahan... Ibu dari pria itu.

Sebenarnya, Heejin hanya perlu berusaha lebih keras lagi untuk mendapatkan hati Ibu sang pujaan. Entah hanya perasaannya saja, namun ia merasa aura yang dipancarkan Nyonya Choi sangat mencekam dan cukup membuatnya ketakutan. Jika tatapan bisa membunuh, mungkin Heejin sudah mati ditangan wanita baya itu sejak dulu. Ia memang sudah beberapa kali bertemu Yeojin, yang sayang selalu berujung cekcok antara Ibu dan anak tersebut setelahnya.

Helaan napas kembali terdengar, hatinya berat mengingat kembali satu kesalahan terbesarnya. Kesalahan yang ia lakukan dibelakang punggung sang kekasih yang masih buta akan kebaikannya. Ia memejamkan kedua matanya sejenak, berharap dapat menetralkan pikirannya yang sudah seperti benang kusut. Sekeras apapun Heejin mencoba menguraikannya, tetap terasa sulit jika ia diliputi perasaan gelisah dan cenderung tergesa-gesa.

Bagus sekali Jeon Heejin. Kau sudah menyalakan bom waktu dan tinggal menunggu hingga akhirnya meledak. Batinnya yang memilih menyandarkan kepalanya pada jendela di sisi kanannya.




Heejin POV



I'm screwed! Semua ini membuat kepalaku pusing. Tidak, aku tidak memikirkan masalah pekerjaan. Namun aku tak tahu harus bersikap seperti apa dihadapan Hyun- ah ralat! Dihadapan atasanku sendiri? Memang benar kami pernah menghabiskan malam bersama waktu itu. Tapi... aku tak ingin berharap lebih jauh lagi.

Benar, semua itu hanyalah sebuah... kesalahan. Hey! Mengapa ulu hatiku mendadak ngilu mendengarnya? Tidak ada yang namanya hubungan spesial antara senior dan junior bukan? Terlebih... ia sudah memiliki kekasih, begitupula aku yang sudah memiliki Soobin.

Kau harus membuang jauh-jauh perasaanmu itu, Heejin. Tak ada yang tahu isi hati seseorang. Bisa saja ia hanya memanfaatkanmu dan menjadikanmu sebagai pelarian dari berbagai problema hidup yang tengah ia hadapi. Walau sebenarnya aku pun bersikap demikian waktu itu.

Kembali ku tolehkan kepalaku pada jendela. Cuacanya sedang bagus dan awan-awan disana terlihat seperti gumpalan permen kapas yang empuk. Aku menyunjingkan senyuman tipis melihatnya. Bagaimana rasanya terbang bebas di langit sana? Layaknya seekor burung mengepakkan sayapnya, terbang kesana kemari menjelajah dunia. Andai aku bisa seperti mereka, mungkin aku takkan pernah terjebak dalam situasi rumit yang ku ciptakan sendiri.

Behind The Closed Door (Jinverse & Soolia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang