"Keep it as a secret."
"We are mean to be together."
"How long will we keep being like this?"
"Fate brought us together in a wrong way."
Ketika hati dan perasaan mengambil alih, maka logika antara benar dan salah tidak akan berlaku.
Tentang empat h...
Mian lama banget up nya 😭 hope you like it! Ingat! Hanya fiksi! Enjoy! 💜
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Akhir-akhir ini aku merasa ada yang aneh pada Soobin." Keluh Yeonjun yang tengah bersantai di sofa apartemen milik kekasihnya, Yeji.
"Aneh bagaimana?" Yeonjun menoleh pada sosok Yeji yang kini duduk disampingnya.
"Aneh karena dia sampai mengambil cuti selama satu minggu penuh. Menurutmu bagaimana?" Yeji berpikir sejenak mendengar pertanyaan itu.
"Apa alasan dia mengambil cuti?" Jawabnya balik bertanya membuat pria itu kembali mengingat-ingat alasan sang adik mengambil cuti.
"Seingatku ia mengambil cuti untuk liburan. Namun tak memberi rincian kemana ia akan pergi." Yeji mengangguk mengerti hingga teringat satu hal.
"Apa kau sudah memberitahu masalah itu padanya, oppa?" Yeonjun mengangguk sebagai jawaban. "Bagaimana reaksinya?" Pria itu menghela napas berat bila kembali mengingat apa yang dikatakan Sang Adik.
"Ia marah padaku, benar-benar sangat marah hingga mengusirku dari ruangannya." Tentu saja Yeji cukup terkejut mendengarnya.
"Kau serius? Ck! Ia sudah buta karena cinta." Gerutunya membuat Yeonjun menoleh.
"Kau juga sama, Yeji."
"Hey kau juga sama denganku, oppa!" Balas Yeji cepat membuat pria itu terkekeh.
"Ya, ya, ya. Tapi kita tidak buta, hanya terlampau gila akan cinta." Yeji sontak memukul bahu sang kekasih pelan.
"Eyyy, itu berlebihan oppa!" Kembali Yeonjun terkekeh hingga ia teringat satu hal.
"Tapi, Yeji..."
"Hm? Ada apa?" Yeonjun terdiam sejenak.
"Salahlah jika aku memintanya untuk berpisah dengan kekasihnya?" Kini giliran Yeji yang terdiam.
"Sebenarnya aku juga tidak tahu, oppa. Mungkin terdengar kejam jika kau main menyuruhnya berpisah tanpa alasan yang jelas." Kembali Yeonjun bungkam tak bersuara.
"Tapi jika ada alasan kuat mengapa kau menyuruhnya berpisah dengan kekasihnya sekarang. Aku rasa itu menunjukkan bahwa kau menyayanginya dan tak ingin melihatnya terluka." Yeonjun menghela napas panjang dan menghembuskannya perlahan.
"Sebenarnya ada satu alasan mengapa aku menyuruhnya berpisah." Kening Yeji berkerut mendengarnya.
"Kenapa?" Yeonjun menoleh pada sang kekasih yang kini penasaran dengan maksud dari pernyataannya itu.
"Aku melihat kekasihnya... bersama pria lain."
~~~~
Hyunjin kini telah tiba di depan pintu flat yang ia tinggali bersama Jisu. Setelah menekan passcode, ia membuka pintu dan sedikit terkejut ketika sepasang lengan langsung melingkar di lehernya.
