Sixteen

174 24 10
                                    

Ada yang kangen sama book ini? Hihi
Psst! Ada sedikit spoiler di akhir cerita.
Enjoy! 💜

"Bagaimana hubunganmu dengannya?" Soobin yang tengah menyeruput hot latte miliknya, mendongak pada Yeonjun yang kini menyilangkan kedua tangan di depan dada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana hubunganmu dengannya?" Soobin yang tengah menyeruput hot latte miliknya, mendongak pada Yeonjun yang kini menyilangkan kedua tangan di depan dada.

"Hubunganku dengan Heejin? Baik." Jawabnya sambil meletakan kembali cangkir putih dalam genggamannya ke atas piring kecil berwarna senada.

"Kau masih bertahan dengannya?" Soobin mengangguk pelan sedang Yeonjun mendengus kesal. "Terkadang aku tidak mengerti dengan jalan pikiranmu itu, Soobin." Sang Adik hanya tersenyum tipis menanggapinya.

"Kau yakin akan terus bersamanya walau sudah mengetahui kebenarannya?" Tanyanya lagi membuat pria itu menghembuskan napas berat.

"Hyung, masalah percintaanku biar aku yang mengurusnya. Kau tidak perlu khawatir oke?"

"Tapi aku benar-benar mengkhawatirkanmu, Soobin." Soobin yang hendak meraih kembali cangkir miliknya, mengurungkan niatnya.

"Aku tak ingin kau semakin terluka, Soobin. Ku mohon segera akhiri hubungan menyakitkan itu." Soobin menundukkan kepalanya. Sejujurnya ia sudah memikiki niatan untuk mengakhiri hubungannya dengan Heejin, namun ia tak tahu bagaimana caranya.

"Hyung-"

"Ini permintaan pertamaku padamu, Soobin. Sebagai seorang Kakak." Lagi, Soobin menghela napas panjang.

"Baiklah, tapi beri aku waktu menemukan moment yang tepat untuk mengakhiri semuanya." Final pria itu pada akhirnya yang langsung mengundang senyum sumbringah sang Kakak.

"Tentu saja. Asal jangan terlalu lama menundanya." Soobin mengangguk dan memilih menolehkan pandangannya pada jendela di sisi kananya.

"Lalu bagaimana hubunganmu dengan Jisu?" Sontak Soobin kembali menatap Yeonjun dengan ekspresi terkejut, sedang sang Kakak hanya menarik salah satu sudut bibirnya.

"Yah! Apa maksudmu hyung? Tentu saja... kami berhubungan cukup baik. Sebagai teman." Entah mengapa ada yang salah dengan perasaannya ketika menganggap Jisu sebagai teman biasa. Apa berciuman hingga berakhir tidur bersama dapat dikategorikan sebagai hubungan pertemanan biasa? Mungkin iya, mungkin juga tidak.

"Kau yakin hubungan kalian hanya sebatas teman? Tidak lebih daripada itu?" Soobin mengerutkan dahi mendengar pertanyaan Yeonjun yang jujur saja sedikit menyudutkannya.

"Hyung, aku dan Jisu hanya teman. Tidak lebih." Lagi, Soobin kembali merasakan perasaan aneh di hatinya.

"Tapi matamu mengatakan yang sebaliknya, Soobin." Kini kedua matanya melebar sempurna. Ahh benar, Soobin melupakan fakta bahwa Yeonjun benar-benar sangat mengenalnya hingga tahu kebiasaannya saat tengah berbohong.

"Aish! Menyebalkan! Apa maumu sekarang?" Tawa Yeonjun pecah melihat ekspresi kekesalan Soobin yang menurutnya cukup menggemaskan.

"Itulah salah satu alasan mengapa aku menyuruhmu berpisah dengan Heejin, Soobin." Tentu saja Soobin mengerutkan dahi mendengarnya.

Behind The Closed Door (Jinverse & Soolia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang