blind prince wife 04

2.8K 510 11
                                    

Awas!!
Typo bertebaran dimana-mana
Selamat membaca
----✰ĖӾØ✰ ---

Putra mahkota berjalan dengan wajah yang sangat masam, padahal malam sudah berlalu, tapi bayangan Alya tertawa dengan sabiru tetap berputar di otak nya bagai kaset rusak.

Putra mahkota menghentikan langkah nya, ketika ia berpapasan dengan jendral Artanan.

"Salam yang mulia putra mahkota Sagara, semoga kesehatan selalu bersama mu" ujar jendral Artanan.

Putra mahkota menatap jendral Artanan yang sedang menundukkan kepalanya "salam di Terima" ujar putra mahkota, jendral Artanan kembali mengangkat kepala nya.

"Kau kesini ingin bertemu alya? " tanya putra mahkota.

"Iya, saya sangat merindukan nya " ujar jendral Artanan terlihat senang.

Putra mahkota menatap jendral Artanan dengan tatapan yang sulit di artikan "kalau begitu saya permisi yang mulia" ujar jendral Artanan, melangkah pergi.

"Kenapa kau menolak lamaran ku untuk putrimu, sungguh jika dilihat dari mana pun pria buta itu tidak ada apa apanya di banding kan ku" ujar putra mahkota menghentikan langkah jendral Artanan.

"Anda bilang apa yang mulia? , tidak ada apa-apa nya? " tanya jendral Artanan, ia terlihat tidak tidak percaya dengan kata-kata Sagara.

"Iya, aku putra mahkota disini, dengan menikahkan putrimu dengan ku, putrimu akan menjadi ratu di sini dan di hormati oleh seluruh rakyat, tidak hanya itu, pangkat mu  juga akan lebih tinggi" ujar putra mahkota.

Jendral Artanan tersenyum remeh"yang mulia,,, saya menikahkan putri saya dengan pria yang menjadikan putri saya ratu di hatinya bukan ratu di mata rakyat" ujar jendral Artanan menekan kata rakyat.

"Aku lebih mampu melakukan nya di banding kan pria buta itu, bahkan untuk melindungi dirinya sendiri saja dia tidak bisa" ujar putra mahkota membuat jendral Artanan tersulut emosi.

"Jaga bicara mu pangeran" ujar jendral Artanan, ia menekan kata kata nya...

"Kau,, tidak berhak menghina menantu ku seperti itu, sungguh kau tidak layak pangeran, jika kau membandingkan dirimu dengan menantu ku, kau tidak akan pernah sepedan dengannya" ujar jendral Artanan, ia berusaha menahan diri nya, agar tidak memenggal kepala pria menyebalkan di depan nya itu. Jendral Artanan melangkah pergi dari sana, ia tidak ingin melanjutkan pembicaraan ini, khawatir kelepasan.

"Tapi aku lebih dulu mengenalnya, aku lebih dulu membuat nya jatuh cinta" ujar Sagara membuat langkah jendral Artanan kembali terhenti.

Jendral Artanan tertawa keras, ia berbalik menghadap ke arah Sagara yang sedang Kebingungan, sambil mengusap ujung matanya yang berair.

"Kau lebih dulu mengenal nya?, apa aku tidak salah dengar pangeran? " tanya jendral Artanan, bibir memunculkan senyum miring.

"Sagara -Sagara, ternyata kau tidak sepintar  yang ku kira" ujar jendral Artanan, ia sudah sangat melanggar aturan kerajaan, dengan memanggil nama putra mahkota langsung.

"Kau mengenal putri ku sejak, satu tahun yang lalu, tapi menantu ku sudah mengenal putri ku sejak ia lahir, mereka sering menghabiskan waktu bersama hingga tragedi dimana menantu kecilku diracun" ujar jendral Artanan berwajah sedu sangat mengatakan kalimat terakhir nya.

"Kau tau saat itu putri ku baru saja berumur  3 tahun, ia selalu menanyakan di mana kakak tampan nya itu, ia sering menangis karena sabiru tidak pernah datang menemuinya lagi, kau tau putri ku itu sampai sakit karena kesedihan nya" ujar jendral Artanan ia mengusap air matanya, mengingat bagaimana masa kecil putri nya yang ceria tiba-tiba saja berubah sedu sejak di tinggal oleh sabiru.

"Kau bodoh jendral" ujar Sagara menbuat jendral Artanan mengerutkan keningnya.

"Kau menikahkan putri mu dengan orang yang membuat masa kecil putri mu berubah menyakitkan" ujar Sagara.

"Tidak pangeran, yang membuat  masa kecil putri ku dan menantu ku menderita itu adalah ibumu, ibumu yang memberikan racun sialan itu pada sabiru, hingga membuat sabiru kehilangan penglihatan nya" ujar jendral Artanan menatap tajam ka arah Sagara.

Sagara telihat sangat shok dengan kenyataan yang ia dengar "kau mau tau kenapa ibumu melakukannya? " tanya jendral Artanan tidak mendapat respon dari Sagara, ia masih shok dengan kenyataan yang ia dengar.

"Karena ia ingin kau yang mendapat tahta kerajaan ini" ujar jendral Artanan, semakin membuat Sagara shok, ia terjatuh terduduk di lantai.

"Tidak Ibunda tidak mungkin melakukan nya" ujar Sagara menggeleng pelan, air matanya meluncur begitu saja.

"Maklum saja kau tidak percaya pangeran, kasus itu di tutup rapat oleh pihak kerajaan,bahkan raja sekali pun tidak  tau soal ini , tidak ada yg tau masalah ini kecuali orang orang yang paling di percaya oleh Ratu" ujar jendral Artanan

"Ratu juga menyuruh orang untuk membunuh pelayan yang membantu nya untuk meracuni sabiru" ujar jendral Artanan

Jendral Artanan membukukan tubuh, ia menyentuh bahu Sagara"sekarang kau tau seberapa liciknya ibumu pangeran, ku harapan kau tidak seperti Ibumu "ujar jendral Artanan tersenyum miring, ia pergi meninggalkan Sagara yang masih terduduk lemas di lantai.

______

Alya dan sabiru sedang menikmati udara pagi yang begitu segar.

" disini segar sakali ya"ujar Alya, sabiru hanya tersenyum menanggapi.

Alya kembali menghirup udara secara perlahan dan menghembuskan nya.

"Alya" panggil seseorang mengalihkan fokus kedua.

"Ayah? " ujar Alya, terdengar seperti pertanyaan.

"Iya dia ayahmu kau tidak mengenalinya? " tanya sabiru.

"Kau mengejek ku" ujar Alya memukul pelan dada sabiru dan melepas tautan tangan nya pada lengan Sabiru, ia melangkah mendekati ayah nya dan memeluk nya.

"Oh apa kabar putri ayah sayang" ujar jendral Artanan membalas pelukan anaknya, tangannya mengusap pelan rambut panjang Alya.

"Sangat baik" ujar Alya melepaskan pelukan nya, jendral Artanan menangkup wajah putri nya, ia mencium wajah putri nya.

"Sabiru " panggil jendral Artanan  mendekati menantu nya yang tidak beranjak dari tempat nya.

"Ayah"

"Bagimana kabar mu? " tanya jendral Artanan ketika sudah dekat dengan Sabiru.

"Baik ayah"

"Apa putri ku masih nakal? " tanya jendral Artanan

"Ayah" panggil Alya, terdengar seperti rengekan

Kedua pria itu tertawa bersama "tidak, istri ku merawat ku dengan sangat baik" ujar sabiru sambil tersenyum.

"Ayah yang bakal itu menantu ayah, bukan putri ayah" ujar Alya

"Masa, dulu saat kamu tinggal di rumah, kamu nakalnya bukan kaleng kaleng, pohon yang akarnya kamu sandung, pohon nya yang kamu maki"

"Ya kan dia salh ayah, ngapain coba akar di tarok sembarangan" ujar Alya kembali membuat kedua  pria itu tertawa.

_____

Angga riansyah Antariksa putra
26 maret 2022
14:41

ayo berpetualang bersama sistem! (Series 1)  Tersedia Di PlaystoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang