Liburan telah selesai sehingga kini para murid kembali berdatangan ke asrama sekolah untuk melanjutkan sekolah mereka. Anna yang telah lama kembali menunggu kedatangan Arif di depan gerbang sekolah sehingga Riki yang melihat merasa sedikit cemburu. Anna dan Arif sangat akrab, mereka berdua berteman tanpa batas, mereka berdua benar-benar nyaman dengan pertemanan itu.
"Coba tebak, saya bawa apa?"tanya Arif sambil memperlihatkan sesuatu kepada Anna.
"Pasti sesuatu yang saya inginkan,"jawab Anna sambil ingin mengambil bungkusan itu dari tangan Arif namun Arif lebih cepat menjauhkan bungkusan itu sehingga mereka terlihat saling rebutan.
"Kamu niat ga sih ngasih saya?"tanya Anna yang mulai kesal karena tidak bisa mengambil bungkusan itu.
"Ini adalah kejutan, jadi kamu harus tutup mata dulu,"kata Arif sehingga tanpa pikir panjang Anna langsung menutup matanya dan Arif langsung membuka bungkusan itu.
"Tadaaaa,"kata Arif memperlihatkan isi bungkusan itu.
"Wahhh, kamu memang teman yang paling baik, ini gratiskan?"tanya Anna dengan penuh senyum bahagia melihat makanan yang di bawa Arif.
"Tentu saja gratis,"kata Arif sambil mengacak-acak rambut Anna lalu dia menatap tajam kearah Anna yang terlihat bahagia mendapatkan makanan murah itu.
"Boleh saya makan sekarang?"tanya Anna sambil mengambil satu tusuk bakso.
"Duduk dulu baru makan,"kata Arif sambil membimbing Anna ke kursi yang tidak jauh dari mereka, baru saja Anna mau mengigit makanan maka tiba-tiba saja Riki datang menghampiri mereka.
"Apa kalian lupa peraturan sekolah yang melarang makan di sembarang tempat?"tanya Riki dengan wajah dinginnya namun Anna tidak memperdulikan hal tersebut malah dia duduk dan makan membelakangi Riki, melihat itu Riki langsung menuju ke arah wajah Anna lalu dia mengambil tusuk bakso tersebut.
"Kak Riki ! Apa sih yang kak Riki inginkan?"tanya Anna sangat emosi karena makanannya di rebut Riki.
"Lama-lama kamu ngelunjak ya, jangan karena kamu kakak kelas kamu seenaknya kepada kami, ayok Anna kita pergi!"ajak Arif sambil mengandeng tangan Anna untuk meninggalkan Riki.
"Saya belum selesai ngomong lagi, jangan kalian main pergi aja,"kata Riki sambil mengejar keduanya lalu dia menarik tangan Anna sehingga kini arif memegang tangan kanan Anna sedangkan Riki memegang tangan kiri Anna, mereka berdua saling tarik-menarik tubuh Anna. Riki tidak peduli dengan tatapan murid lain terhadap perlakuannya kepada Anna dan Arif, yang terpenting dia bisa memisahkan Anna dan Arif. Anna yang kesakitan segera melepaskan kedua tangannya dari dua pria yang saling tarik-menarik itu, lalu dia mengajak Arif pergi meninggalkan Riki.Riki tampak kesal melihat Anna lebih memilih Arif sehingga dia hanya bisa mengepalkan tangannya untuk melepaskan emosi. Anna dan Arif segera menuju ke kantin untuk melanjutkan makan yang terganggu oleh kedatangan Riki.
"Kenapa kamu ga tertarik dengan Riki?"tanya Arif sambil melihat Anna makan dengan lahapnya.
"Kenapa emang? Apa harus semua murid perempuan menyukai dia?"tanya Anna sambil terus menyantap makanannya.
"Ga harus sih, cuman apa tipe pacar yang kamu inginkan kalau bukan tipe Riki itu?"
"Saya belum memikirkannya,"
"Kenapa?"
"Kitakan masih sekolah, ga perlu memikirkan pacaran, prioritas kita adalah belajar,"
"Riff,,, tebak gue punya kejutan buat loe,"kata Alvin tiba-tiba datang menghampiri Arif dan Anna.
"Apa?"tanya Anna sambil menatap ke arah Alvin.
"Ding dong, Ding dong,"kata Alvin sambil memperlihatkan sebuah kertas yang bertuliskan nomor telpon, Arif hanya menggelengkan kepala melihat kecerobohan Alvin di depan Anna.
"Vinaaa?"tanya Anna sambil tersenyum simpul kepada Arif.
"Aish,,, pergi, pergi,,"kata Arif sambil mendorong Alvin.
"Wahhh, ternyata dewa playboy menggunakan jasa Mak comblang juga,"kata Anna mengejek Arif sehingga Arif benar-benar terlihat malu.
"Cepat makan semua makanan kamu, saya ke asrama dulu,"kata Arif sambil meninggalkan Anna, Anna segera membereskan makanannya lalu dia mengejar Arif sambil terus mengunyah makanan di mulut sehingga hal itu membuatnya tersedak. Arif tidak tahu kalau Anna tersedak, dia terus saja berjalan, Anna yang tersedak di bantu oleh Riki sehingga dia bisa melewati masa kritisnya.
"Terima kasih,"kata Anna masih terengah-engah tanpa memperhatikan siapa yang membantunya.
"Lain kali jangan makan sambil jalan, biasakan makan itu duduk,"kata Riki sehingga Anna segera menoleh ke arahnya.
"Kamu?"tanya Anna sangat terkejut melihat Riki.
"Apa kamu ga malu jika calon suami kamu melihat tingkah kamu seperti ini?"tanya Riki untuk memojokkan Anna.
"Dia ga bakalan tau karena dia pria buta dan tuli, dan satu lagi dia sangat gampang di bohongin,"kata Anna yang masih berpikir kalau Riki tidak tahu identitas aslinya.
"Terserah kamu aja,"kata Riki sangat kesal dengan ucapan Anna yang menjelekkannya. Anna berlari ke kantin untuk membeli minum sedangkan Riki hanya mengikutinya dari belakang.Arif yang baru saja sampai di asramanya tiba-tiba saja teman sekamar datang dan memberi tahu bahwa Anna tersedak makanan sehingga kini dia sangat khawatir dengan keadaan Anna sekarang.
"Riff, kamu tau ga, teman kamu Anna keselek bakso,"kata teman Arif.
"Apa? Anna keselek bakso?"tanya Arif lalu dia bergegas ingin pergi namun temannya langsung menahan.
"Kamu mau kemana?"
"Melihat Anna,"
"Ga usah pergi lagi, udah ada pangeran yang membantunya,"
"Pangeran?"
"Iya,"
"Siapa?"
"Riki,"
"Riki?"
"Iya,"
"Di mana mereka sekarang?"
"Kantin,"jawab teman Arif, mendengar itu Arif segera berlari menuju kantin dan sesampai di sana dia langsung menarik tangan Anna.
"Ayok pergi!"kata Arif.
"Kemana?"tanya Anna yang masih saja duduk di kursi.
"Ke asrama kamu,"jawab Arif lalu dia kembali menarik tangan Anna.
"Iya, iya, tunggu bentar,"kata Anna sambil ingin keluar dari kursi tempat duduknya.
"Anna kamu mau kemana?"tanya Riki sambil menahan tangan Anna.
"Mau balik ke asrama,"jawab Anna.
"Kita belum selesai berbicara,"kata Riki masih memegang erat tangan Anna.
"Apa lagi?"tanya Anna.
"Saya yang akan ngantar kamu ke asrama nanti,"kata Riki.
"Kita cukup kan sampai di sini, terima kasih atas bantuannya tadi,"kata Anna sambil melepaskan pegangan Riki sehingga Riki tidak punya pilihan lain selain membiarkan Anna pergi bersama Arif.Bersambung,,,