Sudah satu bulan ada jarak antara Arif dan Anna namun belum ada tanda-tanda dari Arif untuk berteman dengan Anna sehingga mereka kini semakin jauh. Arif sebenarnya selalu emosi setiap melihat Anna dan Riki namun dia juga merasa gelisah saat berpapasan dengan Anna sehingga teman-temannya berinisiatif untuk membuat mereka berteman lagi.
"Kamu kenapa?"tanya salah seorang teman sekelas Anna kepada salah satu murid yang baru masuk kekelas dengan berlari dan nafas yang terengah-engah.
"Anna,, huff,, huff, Anna,"kata murid tersebut terbata-bata sambil menunjuk ke luar kelas.
"Anna Kenapa?"tanya murid yang tadi dengan wajah yang khawatir.
"Anna tergelincir saat mengembalikan bola basket di gudang dan sekarang dia luka parah di UKS,"kata murid itu sambil melirik ke arah Arif, Arif yang mendengar hal tersebut langsung bangkit dan berlari ke arah UKS. Semua teman-teman sekelas seakan tidak percaya melihat Arif yang sangat khawatir terhadap Anna sehingga dia percaya begitu saja dengan tipuan yang mereka buat.Sesampai di UKS, Arif yang melihat Anna sedang duduk di kursi antrian maka dia dengan perasaan khawatir segera memeriksa tubuh dan wajah Anna.
"Anna, mana luka mu?"tanya Arif sambil memegang dagu Anna lalu dia membolak-balikkan wajah Anna ke kiri dan ke kanan untuk melihat luka di wajah Anna.
"Bagian mana kamu yang sakit?"tanya Arif lagi sambil memeriksa tangan kiri dan kanan Anna dengan wajah penuh kekhawatiran.
"Ka-kamu kenapa?"tanya Anna yang bingung melihat tingkah Arif.
"Bukannya kamu kepleset di gudang?"tanya Arif sudah mulai curiga.
"Kepleset? Saya baik-baik aja,"kata Anna, mendengar itu Arif lalu melepaskan tangan Anna dan terlihat wajahnya sangat kecewa.
"Ini ulah kamu kan?"tanya Arif dengan wajah yang marah.
"Apa maksud kamu?"tanya Anna bertambah bingung dengan tuduhan Arif kepadanya.
"Ah, udahlah,"tegas Arif lalu dia berbalik badan untuk meninggalkan Anna.
"Riff, tunggu,"kata Dodi yang baru keluar dari ruang UKS.
"Loe juga berkerja sama dengan dia?"tanya Arif dengan emosi yang meluap melihat Dodi temannya.
"Ini semua ga ada hubungannya dengan Anna,,, gue, Alvin dan Nandi yang merancangnya,"jelas Dodi.
"Apa maksud kalian?"tanya Anna karena dia memang tidak mengerti apa-apa.
"Kami bertiga ingin kita berlima ngumpul bareng lagi kayak dulu, jika loe dan Anna hanya diem terus bagaimana kita bertiga bisa tenang, loe selalu emosi melihat Anna dan Riki dan melampiaskan kepada kita bertiga, apa itu di namakan teman?"tanya Dodi menjelaskan apa yang mereka rasakan.
"Riff, dimana kesalahan saya berteman dengan kak Riki? saya tau kalau kamu membenci dia tapi bukan berarti saya juga harus membenci dia, kamu terlalu egois,"kata Anna sambil ingin pergi.
"Tunggu Anna,"kata Arif menahan langkah Anna.
"Maafkan saya Anna, saya egois, bisakah kita berteman lagi?"tanya Arif dan Anna kembali membalikkan badannya menghadap ke Arif.
"Riff, saya ga pernah marah kepada kamu, saya sangat senang berteman dengan kamu,"kata Anna sambil tersenyum.
"Terima kasih Anna,"kata Arif sambil mencubit pipi Anna lalu mereka berdua tersenyum.
"Ok, kalian udah baikkan, sekarang kita masuk kelas,"kata Dodi sambil merangkul Anna dan Arif.Ketiga teman sekelas itu kembali ke kelas dengan penuh bahagia dan bercanda sehingga ketika mereka melewati kelas Riki maka Arif dengan sengaja merangkul-rangkul Anna. Riki yang melihat hal tersebut hanya bisa menahan rasa cemburunya namun dia tidak ingin bertindak gegabah karena dia tidak ingin menyakiti hati Anna apalagi mengecilkan langkah Anna di dunia yang bebas. Riki ingin membahagiakan Anna karena dia tahu kalau selama ini Anna memiliki kehidupan yang membosankan meski bergelimang harta.
Saat jam istirahat Riki sengaja tidak mendekati Anna seperti biasanya agar memberi ruang kepada Anna dan Arif untuk memperbaiki hubungan pertemanan yang hampir rusak. Melihat Riki sendirian maka Erlin datang mendekati Riki dan hal itu membuat Anna sedikit kurang fokus dengan Arif dan teman-temannya. Pulang sekolah Riki sengaja menunggu Anna di depan asrama perempuan untuk mengajak Anna pergi ke perpustakaan.
"Kak Riki? Kenapa di sini?"tanya Anna setelah menghampiri Riki.
"Tentu saja ingin bertemu kamu,"jawab Riki sambil tersenyum lalu dia mencubit hidung Anna.
"Ada apa?"tanya Anna sedikit tersipu malu.
"Kangen,"bisik Riki di telinga Anna sehingga Anna bertambah malu dan dia langsung membalikkan badannya, Riki yang menyadari hal itu langsung mengandeng tangan Anna lalu dia membawa Anna berlari.
"Mau kemana?"tanya Anna sambil berlari.
"Perpustakaan,"jawab Riki sambil dia terus mengandeng tangan Anna.
"Tapi kita belum ganti pakaian,"kata Anna.
"Kita ga butuh pakaian lain, yang terpenting kebahagiaan kita sekarang,"sambut Riki sehingga keduanya tertawa bahagia. Saat berada di perpustakaan mereka berdua memilih tempat duduk yang paling sudut agar tidak menganggu pengunjung perpustakaan lainnya.
"Kak Riki,,,"panggil Anna dengan sedikit berbisik.
"Kenapa?"tanya Riki juga berbisik.
"Kenapa kita belajar lagi? Bukankah kita murid terpintar di sekolah ini?"tanya Anna sambil senyum-senyum karena memuji diri mereka sendiri.
"Karena dengan begini kita bisa bersama," jawab Riki lalu dia memegang dan meletakkan tangan mereka di bawah meja.
"Bagaimana jika fans kak Riki melihat kita bersama? mereka akan kecewa dan itu akan ngaruh dengan popularitas kak Riki,"kata Anna.
"Saya ga peduli dengan semua itu, yang terpenting saya dan pacar saya bisa selalu bersama,"kata Riki membisikkan kata tersebut di telinga Anna sehingga membuat wajah Anna memerah.
"Sejak kapan saya jadi pacar kak Riki?"tanya Anna sambil tertunduk malu.
"Apa perlu sekarang saya umumkan kepada semua orang kalau kamu adalah pacar Riki?"tanya Riki sambil berdiri ingin mengertak Anna sehingga membuat Anna menjadi kelabakan karena takut Riki benar-benar melakukan apa yang dia ucapkan barusan.
"Ka-kak Riki,"kata Anna sambil menutup mulut Riki sehingga semua pengunjung perpustakaan melihat kearah mereka. Mendapat tatapan dari pengunjung perpustakaan lainnya maka Anna dan Riki kembali duduk dan setelah itu mereka Merapi meja untuk meninggalkan ruangan perpustakaan itu. Keluar dari perpustakaan mereka berdua langsung pulang ke asrama masing-masing namun mereka berdua tidak bisa menyembunyikan perasaan mereka sehingga sebelum mereka berpisah mereka saling tersenyum malu.
Bersambung,,,