"Sayang bangun,"bisik Riki di telinga Anna yang masih tertidur.
"Alarm nya belum bunyi,"bantah Anna dengan masih tertidur.
"Tapi bentar lagi sholat subuh,"
"Sholatlah, saya ga bisa sholat,"
"Bukankah istri saya ini serba bisa?"
"Saya belum mempelajarinya lagi, sekarang pergilah sholat dulu, lain kali saya akan sholat sendiri,"
"Sayang ayo bangun! Kalau ga mau bangun, saya akan cium kamu,"
"Cium aja,"kata Anna masih saja mempertahankan tidurnya, mendengar itu Riki langsung mencium dahi namun Anna masih saja tidak bangun sehingga Riki mencium semua area muka Anna dan itu berhasil membuat Anna terbangun. Anna dengan perasaan kesalnya langsung pergi ke kamar mandi untuk mandi. Saat keluar dari kamar mandi bertapa terkejut Anna melihat di luar jendela masih gelap.
"Kak Riki! Jam berapa kakak bangunkan saya?"tanya Anna sambil berlari menuju jendela.
"Jam 4 subuh,"jawab Riki dengan wajah tanpa dosa.
"Kak rikiiiiii,"teriak Anna dengan wajah yang kesal dan suara yang lantang.
"Apalagi sayang,"kata Riki dengan lembut sambil berjalan ke arah Anna lalu dia langsung memegang tangan Anna yang mematung karena dia yang sangat kesal dengan sikap Riki yang membangunkannya di waktu paling enak untuk tidur.
"Kenapa kamu menjadi suami yang paling jahat?"tanya Anna dengan wajah yang sedih dan merenggek.
"Saya ingin bersama istri saya sampai ke surga," jawab Riki membujuk Anna.
"Ini adalah waktu terenak untuk tidur,"
"Ini adalah waktu terbaik untuk menyembah Allah,"kata Riki dengan senyum manis sehingga membuat Anna hanya diam.
"Sekarang mandi udah, tinggal wudhu lagi,"kata Riki sambil membawa Anna menuju kamar mandi.
"Saya ga bisa sholat,"kata Anna sambil menahan langkahnya.
"Sayang ikut gerakan saya aja, nanti kalau udah bisa bacaan sholatnya maka baru baca bacaannya,"bujuk Riki lagi sehingga Anna hanya pasrah dengan paksaan Riki. Riki segera mengajar cara wudhu kepada Anna, meski sangat kaku tapi Anna dengan cepat tanggap mempelajari ajaran Riki tersebut sehingga mereka berdua sangat romantis tanpa bla-bla-bla.Pagi itu adalah sholat pertama Anna walaupun dia sama sekali tidak membaca bacaan sholat. saat sujud terakhir maka Anna tertidur sehingga ketika Riki selesai maka dia hanya bisa menggelengkan kepala melihat hal itu. Riki segera menggendong Anna ke kasur agar dia tidur lebih nyaman, Riki tidak marah meski Anna tidak menyelesaikan sholat karena dia tahu itu adalah hal berat bagi mereka yang belum terbiasa.
_
Siang hari Riki pergi menjemput Anna untuk kembali ke rumah orangtuanya, di sana Anna tanpa di paksa langsung mengikuti Riki namun sebelum pulang Anna membeli beberapa ole-ole untuk mertua dan iparnya."Maa, maafkan kami karena telat mengunjungi kalian,"kata Anna.
"Iya ga pa-pa, sekarang ayo kita masuk dulu,"kata mama Riki sambil menuntun mereka berdua ke ruang tamu. Tampak di ruang tamu itu semua keluarga Riki telah menunggu mereka, wajah Anna sedikit berubah bahkan dari sorotan matanya terlihat ketakutan. Riki yang menyadari hal itu segera memegang tangan Anna yang mulai kedinginan bahkan dia mengusap belakang Anna untuk meyakinkan Anna kalau semua akan baik-baik saja. Anna berusaha untuk tenang dan semaksimal mungkin membuat mereka nyaman dengan kehadirannya.
"Anna, apa kamu baik-baik aja?"tanya mama Riki yang menyadari bahwa kondisi Anna dari awal.
"I i iya,"jawab Anna sambil menganggukkan kepalanya namun terdengar suara gugup.
"Riki,,, bawa Anna ke kamar, mungkin Anna sedikit lelah,"pinta mama Riki.
"Baik maa,"balas Riki dan dia langsung menuntun Anna ke kamar.
"Maa, ada apa?"tanya adik perempuan Riki.
"Anna itu phobia dengan orang baru, sebelum dia tahu sifat orang maka dia akan selalu waspada,"jawab mama Riki.
"Bukannya dulu dia pernah sekolah?"tanya adik lelaki Riki.
"Karena sekolah itulah membuat phobianya kambuh lagi, kita tunggu aja sampai kondisinya baik-baik aja, kalian jangan ganggu kak Anna dulu sebelum Riki menjelaskan siapa kalian dan masalah ini jangan sampai kalian sebarkan kepada orang luar,"pinta mama Riki.Sesampainya Anna di kamar Riki maka dia hanya mengambil nafas panjang untuk menghilangkan rasa ketakutan dalam dirinya.
"Maaf ya kak, saya ga bisa menjadi ipar yang baik untuk saudara kak Riki, saya ga bisa mengontrol rasa takut saya kepada orang yang baru,"kata Anna dengan raut wajah kecewa.
"Ga pa-pa, mereka bisa mengerti kok, sekarang tenangkan diri kamu,"kata Riki sambil menuntun Anna ke kasur.
"Saya sengaja ga mencari informasi tentang keluarga kak karena saya berusaha percaya dengan kalian semua namun karena memang dasarnya saya ini penakut, saya benar-benar ga bisa mengontrol ketakutan saya,"
"Mama dan papa kamu udah cerita semuanya dan mama, papa, pasti mengerti kamu makanya mereka ga mempermasalahkan hal ini,"
"Andai saja saya tahu hal ini semakin buruk maka saya ga akan pernah meminta sekolah dulu, saya benar-benar menyesal mengenal mereka,"
"Hei,,, saya ga peduli apapun tentang kamu yang terpenting kamu sekarang menjadi milik saya dan saya telah menjadi milik kamu maka kelebihan dan kekurangan kita berdua adalah milik kita bersama, saya benar-benar tulus mencintai kamu dan menikahi kamu bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan,"kata Riki berusaha menumbuhkan rasa kepercayaan diri Anna.
"Bagaimana jika suatu hari nanti kamu menemukan wanita yang lebih sempurna dari saya?"tanya Anna.
"Hei sayang, dengarkan saya, ga ada lagi wanita yang sempurna di mata saya karena hati saya benar-benar telah kamu genggam dari kita kecil dulu,"kata Riki sambil dia mendekatkan Anna kedalam pelukannya.
"Saya tahu, kamu adalah satu-satu lelaki yang paling baik kepada saya setelah papa saya dan saya beruntung mempunyai suami seperti kamu, terimakasih telah menjadi suami saya,"kata Anna penuh penghayatan.
"Lain kali saya ga mau dengar kamu berterimakasih lagi kepada saya karena kita sekarang telah menjadi suami istri,"
"Jika saya ga boleh berterimakasih setiap kebaikan kamu, lalu apa yang harus saya lakukan?"tanya Anna yang masih dalam pelukan riki sambil dia mendongak ke atas melihat wajah Riki.
"Cium saya,"kata Riki sambil memajukan bibirnya dan spontan Anna langsung mencium bibir Riki lalu mereka sama-sama ketawa atas apa yang mereka lakukan.Riki mencoba memberi penjelasan kepada Anna tentang semua saudara-saudaranya dan juga tentang kedua orang tuanya agar setelah ini Anna bisa bergaul dengan mereka tanpa keraguan apapun. Meski telah di jelaskan oleh Riki tentang keluarganya tapi masih tersimpan sedikit kekhawatiran dalam diri Anna sehingga setiap dia berhadapan dengan Keluarga Riki dia selalu berkeringat dingin.
Bersambung,,,