Sebelum masuk sekolah maka Anna merubah sedikit penampilannya agar tidak terlihat seperti keluarga Hermawan bahkan dia berusaha berpenampilan sealami mungkin agar wajah cantiknya tidak tebar pesona di sekolah. Selain penampilan maka Anna juga merubah cara pakai yang biasanya glamor menjadi pakaian kebanyakan orang di luar keluarga Hermawan bahkan pakaian itu dia beli di toko baju murah pinggir jalan.
Saat masuk asrama, Anna tidak di antar dengan mobil mewah malahan dia mengunakan taksi sampai di gerbang sekolah sehingga dengan begitu Anna sama sekali tidak di perhatikan oleh siapapun. Anna berusaha bertanya kepada murid yang ada di sana tentang letak asrama perempuan namun melihat penampilan Anna yang biasa saja maka mereka tidak ada yang peduli.
Anna yang kebingungan mencari lokasi asrama hanya bisa duduk termenung di kursi yang ada dibeberapa tempat sambil memperhatikan murid yang di antar dengan berbagai kendaraan mewah. Murid-murid di sana mempunyai teman bahkan mereka ada juga yang bergerombolan sehingga mereka yang mempunyai teman sama sekali tidak memperhatikan Anna.
Untuk menghadapi kebingungan itu maka Anna mengirim pesan kepada papanya untuk mengirim denah sekolah itu sehingga dia tidak perlu repot untuk bertanya kepada murid yang lain. Saat menunggu balasan pesan papanya, tiba-tiba seorang murid lelaki tampan menghampirinya.
"Apa yang kamu lakukan di sini? Kenapa ga masuk asrama?"tanya murid laki-laki itu kepada Anna sehingga Anna yang dari tadi duduk melihat ke kiri dan kanan karena dia tidak berpikir kalau murid lelaki itu sedang berbicara dengannya.
"Saya?"tanya Anna sambil menunjuk dirinya sendiri ketika memastikan tidak ada orang lain di sekitar sana.
"Tentu saja,"jawab murid lelaki itu sedikit tersenyum, melihat murid lelaki itu menghampiri Anna maka mereka berdua jadi pusat perhatian karena ternyata murid itu adalah kakak kelasnya yang sangat populer di sekolah itu.
"Owh, saya bingung mencari di mana asrama karena sekolah ini sangat luas sekali,"kata Anna masih saja duduk.
"Baiklah, ikuti saya!"kata murid lelaki itu ingin menuntut Anna ke asrama.
"Okehhh,"kata Anna sambil tersenyum girang dan langsung berdiri. Murid lelaki itu berjalan terlebih dahulu lalu Anna mengikutinya dari belakang sambil mendorong koper bajunya.
"Ngomong-ngomong, kamu kok bisa tahu di mana asrama? Sekolah inikan sangat luas,"kata Anna mengajak ngobrol murid lelaki itu.
"Saya kakak kelas kamu,"jelas murid lelaki sambil terus saja berjalan.
" tunggu dulu,"kata Anna sambil dia berjalan maju kedepan murid lelaki itu sehingga murid itu berhenti mendadak.
"Maafkan saya ga tau kalau kakak adalah kakak kelas saya, saya rasa saya kurang sopan sekali,"kata Anna sedikit menunduk kepada lelaki itu.
"Ga perlu seperti itu, saya ga pernah membedakan adik kelas atau kakak kelas,"kata murid lelaki itu.
"Saya Anna,"kata Anna sambil mengulurkan tangannya namun murid lelaki itu sama sekali tidak menyambut uluran tangan tersebut malah dia segera berbalik ke belakang sehingga hal itu membuat Anna malu karena di lihat begitu banyak murid yang lainnya. Uluran tangan Anna itu segera di sambut oleh murid lelaki lainnya yang tiba-tiba saja muncul sehingga hal itu sangat mengejutkan Anna.
"Saya Arif,"kata murid lelaki yang baru saja muncul itu sambil tersenyum senang, lalu Anna menarik tangannya.
"Kenapa kamu kasar sekali kepada cewek?"tanya Anna kepada murid yang bernama Arif tersebut karena tangannya sakit akibat bersalaman.
"Asrama ada di depan kamu, sekarang masuklah, jangan banyak ngobrol dengan murid yang ga kamu kenal karena kamu belum tau siapa teman dan siapa lawan,"kata murid lelaki yang tadi berjalan bersama Anna.
"Terimakasih,"kata Anna sambil sedikit membungkuk kepalanya.
"Ayo saya antar kamu sampai pintu masuk asrama,"kata Arif sambil mengambil koper Anna sehingga membuat murid lelaki tadi berbalik ke belakang.
"Arif, kembali ke asrama atau saya akan memberi kamu poin,"kata murid lelaki itu mengancam Arif.
"Saya ga akan masuk ke asrama perempuan kok, saya cuma ngantar adek kelas ke asramanya aja,"kata Arif lalu merangkul Anna untuk pergi mengikutinya sehingga Anna mengikuti langkah Arif.
"Siapa dia? Kenapa dia bersikap sangat dingin sekali?"tanya Anna kepada Arif.
"Dia adalah murid yang sombong, angkuh, sok pintar, suka ngatur dan yang paling menyebalkan adalah dia tunangan annafisah Fitri?"jelas Arif.
"Tunangan annafisah Fitri?"tanya Anna sangat terkejut dan seakan tidak percaya.
"Kenapa kamu sangat terkejut? Apa kamu jatuh cinta dengan dia? Kamu jangan tertipu dengan penampilan kerennya karena dia ga bakalan mau dengan kamu,"jelas Arif.
"Mana mungkin saya suka dia,"kata Anna.
"Ok baiklah, mulai sekarang kamu jadi bawahan saya,"kata Arif.
"Bawahan?"tanya Anna tidak mengerti plus bingung apa yang di maksud bawahan.
"Iya, anggap saja sebagai balas Budi saya mengantar kamu ke asrama ini,"kata Arif.
"Saya ga mau jadi bawahan kamu, saya akan bayar tenaga kamu untuk ini semua,"kata Anna.
"Oops, saya bukan murid miskin, saya hanya butuh bawahan untuk jadi pembantu saya,"kata Arif.
"Kamu ya,"kata Anna sambil mengangkat tangannya ingin memukul Arif namun dia mengurungkan niatnya itu karena dia ingin menjadi orang lain di sekolah itu.
"Saya ga mau jadi bawahan kamu tapi saya mau jadi teman kamu aja,"kata Anna menawarkan penawaran lainnya.
"Oops, kamu adik kelas sedangkan saya kakak kelas jadi kamu ga level untuk berteman dengan saya,"kata Arif menolak.
"Semoga kita ga bertemu lagi,"kata Anna sambil mengambil kopernya dari tangan Arif lalu dia pergi begitu saja, Arif menatap kepergian Anna dengan perasaan bengong karena ternyata Anna tidak bisa di peralatnya.
"Dasar adek kelas ga berakhlak, ga ada sopannya sama kakak kelas,"kata Arif menggerutu Anna.Juana masuk ke asrama dengan perasaan senang dan dia mulai mencari dimana kamar asramanya dengan sangat teliti. Saat Anna membuka pintu asramanya maka di sana sudah ada 3 murid perempuan lainnya yang terlebih dulu dari pada Anna. Anna menyapa mereka terlebih dahulu namun mereka bersikap dingin dan memalingkan wajah mereka dari pandangan Anna. Melihat hal itu Anna tidak peduli karena dia tidak ingin berteman dengan orang yang tidak mau berteman dengannya. Anna segera membereskan ranjang tempat tidurnya lalu dia merapikan pakaian ke dalam lemari yang telah di sediakan sehingga mereka yang awalnya ingin mencuekin Anna mengambil inisiatif untuk berbicara dengan Anna.
"Apa hubungan kamu dan kak Riki ?"tanya salah satu dari mereka sambil mendekati Anna.
"Kak Riki?"tanya Anna karena dia tidak mengenal siapa itu Riki.
"Kenapa kamu berpura-pura lugu sih?"tanya Yang lainnya karena mereka merasa kesal seakan tindakan Anna itu mengejek mereka.
"Siapa kak Riki itu?"tanya Anna.
"Kamu ini berasal dari planet mana sih sampai ga kenal sama kak Riki?"tanya murid pertama tadi.
"Siapa sih kak Riki itu?"tanya Anna benar-benar bingung dengan kemarahan teman kamar asramanya itu.
"Murid laki-laki yang mengantar kamu ke asrama tadi,"kata murid kedua.
"Owh, itu Arif, bukan Riki,"kata Anna.
"Kamu bego atau gimana sih? Cowok yang pertama ngantar kamu kesini tadi,"kata murid yang pertama dengan sangat kasar sehingga Anna sedikit tersulut emosinya.
"Kenapa kamu ga ada sopannya ngomong sama orang lain, apa begini didikkan keluarga kamu?"tanya Anna dengan wajah yang serius dan suara sedikit besar.
"Kenapa kamu bawa-bawa keluarga?"tanya murid pertama juga tersulut emosi.
"Udah-udah, ga usah ribut, kita baru aja masuk ke sekolah ini, nanti ga enak sama yang lain kalau kita satu kamar ga akur,"kata murid ke tiga penuh kelembutan.
"Tapi dia mencoba mendekati Riki, kamu lihat sendiri kan tadi bagaimana sikap Riki kepadanya,"kata murid pertama menghasut murid ke tiga.
"Maafkan teman-teman saya ya, mereka membuat kamu ga nyaman, saya Bella?"kata murid ketiga memperkenalkan dirinya kepada Anna, lalu dia memperkenalkan kedua temannya tersebut yang bernama Anggi dan Icha. Ternyata Bella sangat menyukai Riki namun Riki selalu acuh kepadanya bahkan Riki telah berkali-kali memperingati Bella untuk tidak mengakuinya sebagai pacar.Bersambung,,,