"Apa lagi yang perlu kita bicarakan tentang pernikahan kita? Bukankah kamu telah menikah dengan wanita yang paling kamu cintai?"tanya Anna.
"Kenapa kamu ingin menikah dengan saya? Bukankah kamu bisa memilih lelaki lain?"tanya Riki ingin mendapatkan kepastian dari dalam hati Anna.
"Bagaimana jika saya katakan kalau saya menikah hanya untuk coba-coba saja?"tanya Anna.
"Terserah kamu, tapi mengapa harus saya?"
"Kenapa harus kamu? Itu semua karena kamu adalah tunangan saya, bukankah setelah seseorang bertunangan mereka harus menikah?"
"Yaa, kamu benar tapi saya rasa semua itu cuma alasan kamu, yang sebenarnya karena kamu mencintai saya,"
"Saya bisa mendapatkan lelaki manapun yang saya inginkan tapi saya ga mau merusak rencana orang tua kita dulu, jika saya telah menikah dengan kamu maka saya telah menunaikan janji mereka kepada keluarga kamu, di masa depan jika kita memang di takdikan berpisah maka tidak ada janji yang harus di ingkari, bagi saya orang tua saya adalah segala-galanya karena cuma mereka yang tulus menyayangi saya selama ini,"
"Bagaimana jika saya juga tulus menyayangi kamu?"
"Dari dulu saya ga pernah melihat ada orang yang benar-benar tulus kepada saya bahkan kebanyakan dari mereka hanya ingin memanfaatkan saya, orang yang saya anggap teman baik bisa mempermainkan saya dengan mudahnya,"kata Anna sambil menahan linangan air mata.
"Kehidupan yang kamu jalani sungguh berbeda dari orang lain, jadi wajar jika terjadi perbedaan dalam menjalani hidup, mungkin menurut kamu perjalanan hidup kamu adalah yang paling benar namun bagi orang lain kehidupan kamu banyak kejanggalannya, "
"Jadi menurut kamu apa yang saya jalani selama ini adalah kehidupan yang salah?"
"Anna, coba dengarkan dulu penjelasan saya,"
"Pulanglah, saya masih banyak pekerjaan, kamu hidup dengan cara kamu dan saya hidup dengan cara saya, jika kamu udah bosan dengan pernikahan maka cepat katakan kepada saya karena tanpa ragu saya akan menandatangani surat perceraian,"kata Anna sambil mengusir kembali Riki.
"Saya akan tetap di sini sampai kamu mau pulang,"kata Riki dan dia langsung duduk di sofa yang ada dalam ruangan itu. Anna yang malas berdebat dengan Riki maka dia segera kembali ke meja kerja dan langsung fokus bekerja kembali. Riki begitu kagum dengan tangguhan Anna karena selama dia duduk di sana Anna sama sekali tidak memperhatikannya.Saat jam 10 malam terlihat Riki tertidur di sofa sehingga hal itu membuat Anna kasihan, dia pun segera mengakhiri perkejaannya. Anna membangunkan Riki lalu mereka pulang bersama tanpa ada perbincangan apapun selama perjalanan pulang.
Sesampai di rumah maka Anna langsung membersihkan diri sehingga hal itu mendapat perhatian khusus dari Riki.
"Apa kamu sering seperti ini?"tanya Riki.
"Iya,"
"Mandi di malam hari itu ga bagus untuk kesehatan,"
"Iya saya tau,"
"Lalu mengapa kamu lakukan itu?"
"Saya ga mandi, saya hanya membersihkan wajah, tangan dan kaki,"
"Anna, i love you so much, terimakasih mau jadi istri saya,"
"Apa kamu demam?"
"Saya ga demam ataupun sakit tapi saya benar-benar mencintai kamu, kamu adalah wanita yang ingin saya nikahi dari dulu,"
"Riki, saya menikahi kamu bukan karena saya mencintai kamu tapi karena perjanjian orang tua kita,"
"Saya ga peduli itu, karena memiliki kamu maka saya ga butuh apa-apa lagi,"kata Riki sambil memeluk Anna dari belakang.
"Riki, lepaskan saya,"kata Anna mencoba melepaskan pelukan Riki namun Riki semakin erat memeluknya.
"Biarkan hal ini sebentar, saya ingin melepaskan semua kerinduan saya selama ini kepada kamu, setiap hari saya hanya bisa berdoa agar suatu hari kita akan menjadi suami istri dan sekarang Allah telah kabulkan doa saya,"kata Riki sambil menagis haru karena rasa syukur
"Apa kamu benar-benar jatuh cinta dengan saya?"tanya Anna setelah melihat ketulusan Riki.
"Kamu ingat, waktu kita pernah sekolah di taman kanak-kanak dulu?"tanya Riki.
"Taman kanak-kanak? Bukannya beda umur kita 2 tahun?"
"Waktu itu saya memang udah sekolah dasar tapi saya lebih suka berada di TK sehingga ketika papa udah pulang mengantar saya ke sekolah maka saya akan lari ke TK dan saat saya pertama kali melihat kamu saya benar-benar terkesan dan berjanji saya akan selalu hadir di TK hanya untuk melihat kamu setiap hari,"jelas Riki.
"Ternyata kamu memang udah nakal dari kecil?"tanya Anna sambil tertawa kecil mendengar penjelasan Riki.
"Saya hanya nakal karena tergila-gila dengan kamu,"kata Riki sambil mencium leher Anna sehingga membuat Anna reflek dan langsung menggunakan bela dirinya.
"Sejak kapan kamu jago bela diri?"tanya Riki sambil memegang pinggangnya karena sakit di banting Anna.
"Saya memang jago dalam segala hal, jadi kamu harus hati-hati dalam bertindak di masa depan,"jawab Anna sambil mengangkat dagu Riki seolah-olah dia sedang mengancam Riki.
"Di masa depan kamu jangan seperti ini, jika sering seperti ini kamu memperlakukan saya maka kamu akan cepat menjadi janda,"kata Riki masih saja kesakitan.
"Jika saya jadi janda maka saya akan mencari pejaka tampan,"kata Anna sambil ingin berdiri dari jongkok di depan Riki namun Riki dengan sigap menarik Anna kedalam pelukannya sehingga kini mereka berpelukan sambil terguling di lantai.
"Jangan pernah mau mencari lelaki lain selama saya masih hidup karena saya ga akan pernah memberikan annafisah Fitri saya kepada orang lain, kamu adalah milik saya selamanya,"kata Riki sambil tangan kirinya menekan tubuh Anna sedangkan tangan kanannya membelai rambut Anna yang terurai, Anna berusaha melepaskan tubuhnya namu dia tidak mampu karena tenaga Riki lebih kuat di bandingkan dengan dirinya.
"Kamu ga bisa melepaskan ini, karena saya juga punya bela diri, saya belajar bela diri semenjak kamu tidak lagi sekolah TK karena tujuan saya adalah untuk melindungi kamu di masa depan,"kata Riki sambil tersenyum mengejek Anna sehingga Anna terlihat kesal. Anna yang tidak mampu melepaskan pelukan Riki maka dia mengunakan trik licik, dia sengaja mengigit hidung Riki sehingga seketika Riki yang kaget melepaskan pelukannya.
"Kamu gila ya?"tanya Riki sambil memegang hidungnya sedangkan Anna menjulurkan lidahnya untuk mengejek Riki.
"Annaaa,"teriak Riki lalu di berlari mengejar Anna sehingga malam itu mereka main kejar-kejaran di dalam kamar. Setelah lelah berlari maka keduanya memutuskan untuk berdamai.
"Ok kak Riki, saya sangat capek sekali, saya harus istirahat, besok pagi saya banyak mitting,"kata Anna menghentikan Riki.
"Saya ga mau berhenti sebelum kamu berjanji terlebih dahulu,"tegas Riki untuk memaksa Anna.
"Janji apa?"
"Besok kamu ga boleh kerja tapi pulang ke rumah papa dan mama saya,"
"Ga bisa, saya banyak kerjaan!"
"Saya ga tau Kapan lagi bisa ajak kamu ke rumah orang tua saya karena satu Minggu lagi saya akan pulang ke Inggris,"
"Ya udah pulang aja, nanti jika saya ada waktu maka saya akan berkunjung ke rumah papa dan mama, saya janji saya akan bersikap seperti menantu mereka sepenuhnya, saya sangat jago akting,"
"Saya ga mau, saya harus bawa kamu pulang dan besoknya lagi kita akan bulan madu,"
"Ga mau,"kata Anna bersikeras sehingga membuat Riki berlari ke arahnya dan menagkap Anna.
"Anna, kita bukan anak-anak lagi, besok saya kasih waktu kamu setengah hari untuk kamu kerja setelah itu saya akan jemput kamu, please, jadi istri yang baik,"kata Riki penuh kelembutan lalu dia mengusap kepala Anna serta memberi kecupan di dahi Anna. Mendapat hadiah yang tak terduga maka Anna hanya terdiam dan bertindak patuh.
"Sekarang ayo kita istirahat dan tidur, kamu pasti capek berkerja, saya ga ngapa-ngapain kamu kok, saya akan menunggu sampai kamu bersedia,"kata Riki sambil membawa Anna ke kasur lalu dia merapikan tempat tidur mereka sehingga Anna yang melihat itu hatinya begitu tersentuh karena ketulusan Riki kepadanya.Bersambung,,,