R E N C A N A

1K 148 15
                                    

Lagi dan lagi aku mau minta maaf karena updatenya terlalu lama ya? Sorry yaa, soalnya memang lagi hectic banget sama tugas-tugas yang menumpuk tiada henti wkwkwk ibaratnya mati satu tumbuh seribu :'(

Yah jadi curhat kan 😂😂

Oiya, sebenernya aku udah siapin cerita ini sampe part terakhir kok, tapi yah itu masih banyak part yang belum aku tulis lengkap ceritanya. Makanya kadang ini juga salah satu alasan aku agak lama nge-up nya, tapi nanti aku usahain untuk lebih sering upload yah (gak janji sih wkwk)

Yaudah lah yak kebanyakan basa-basi, semoga kalian bisa menikmati ceritaku ini, jangan lupa votenya yupz ☺️

Thank you ✨

_______________________________________

Hari-hari terus berlalu, rangkaian cerita pun masih terus berjalan. Perjalanan yang penuh akan suka maupun duka, tak membuat mereka berdua menghentikan cerita kehidupannya begitu saja. 

Dimalam yang penuh dengan kesunyian, disaat dua insan manusia ini hendak tertidur. Suara handphone membuat mereka gagal untuk memejamkan mata.

Andin mengambil handphonenya yang berada disamping ranjang tidurnya, ketika ia lihat ternyata itu adalah notifikasi pengingat dari rumah sakit, bahwa besok adalah jadwal ia periksa kandungan.

"Ada apa ndin?" Tanya Al

"Itu besok jadwal aku periksa kandungan" jawab Andin yang membuat aldebaran hanya mengangguk paham

"Oiya mas, boleh gak sih aku bikin acara kecil-kecilan, acara gender reveal" tanya andin balik

"Boleh dong, boleh banget! Dulu waktu kamu hamil Reyna pun kan kita buat, masa yang sekarang nggak sih" jawab Al

"Tapi aku gak mau buat acara yang besar mas, kita rayain bareng keluarga sama karyawan dirumah aja. Aku gak mau nanti kamu kecapean, ngedrop lagi kayak acara ulang tahun Reyna kemarin" jelas Andin

"Iyaa, kamu atur aja yah" ucap Aldebaran dengan anggukan

"Saya juga minta maaf yah sama kamu, gara-gara kondisi saya kayak gini kamu jadi gabisa bebas buat ngelakuin banyak hal"

Andin menghela sedikit napasnya, "mas, mas aku tuh capek tau gak sih? Capek dengerin kamu minta maaf Mulu. Aku udah bilang berkali-kali gaada yang salah, dan gak perlu kamu minta maaf" jawab Andin

Entahlah sudah berapa banyak kata maaf yang terlontar dari mulut Aldebaran, sebenarnya Andin bukan tidak suka jika mendengar ucapan suaminya itu. Hanya saja ia tidak mau suaminya itu terus-menerus merasa bersalah atas kesalahan yang sebenarnya bukan salahnya.

Menit berikutnya, mereka melanjutkan tidurnya yang sebelumnya tertunda karena suara dering handphone Andin.

°°°

Yaa seperti yang sudah Andin bilang semalam, siang ini adalah jadwal Andin untuk periksa kandungannya, dan ditemani oleh Al. Setelah melalui perjalanan yang tidak terlalu jauh, kini mereka berdua sudah sampai dirumah sakit. Karena Al dan Andin sudah membuat appointment dengan dokter, jadi mereka hanya menunggu giliran saja.

Sekitar 30 menit berlalu, nama Andin pun dipanggil untuk masuk ke ruangan dokter dan memeriksa kandungannya. Ia pun masuk dengan ditemani sang suami, duduklah mereka dikursi yang ada dihadapan dokter. Setelahnya, dokter menyuruh Andin untuk membaringkan tubuhnya di brankar yang tersedia, guna melakukan USG. Dokter pun mengoleskan gel ke perut Andin dan mulai memeriksanya.

"Gimana dok? Sehat kah?" Tanya Andin

" Sehat kok Bu, semuanya lengkap, detak jantung nya normal, beratnya juga sudah memenuhi target. Saat ini kehamilan sudah masuk di usia 26 Minggu yaa Bu"

ALDEBARAN: MY HAPPINESS AND MY SADNESS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang