P U N C A K

1.5K 141 7
                                    

Suara klakson membangunkan pria berbaju putih, yaa itu Uya. Uya membuka kan gerbang, mobil Aldebaran melaju ke parkiran. Ia pun keluar dari mobil dan bergegas masuk ke rumahnya. Tak ada pemandangan yang dapat ia liat selain rumah yang sepi, yaa wajar saja Aldebaran sampai dirumah sudah larut malam jadi penghuni rumah sudah istirahat semuanya.

Ia pun memutuskan untuk langsung ke kamar tidurnya, dan ternyata Andin belum tidur. Salah satu kebiasaan Andin dia tidak akan tidur sebelum suaminya pulang, mau semalam apapun ia pasti akan menunggu

"Ndin, kok belum tidur? kan saya bilang tidur aja" ucap Al

"Gabisa aku tuh kalo suami aku belum pulang" jawab Andin

Andin menyalami tangan Al dan memperhatikan wajah Al, "bentar, bentar kok wajah kamu agak pucet?kamu sakit?" Tanya Andin yang cemas

"Gak, saya gapapa" jawab Al yang menyangkal pertanyaan Andin

Andin memasang muka curiga "jangan bohong mas, emang kamu kira aku jadi istri kamu harus sebulan dua bulan"

"Kenapa?pusing?sakit kepala?bilang sama aku!" Jelas Andin

Al pun menghela napasnya, ia sudah tidak dapat lagi berbohong kepada Andin "cuman sakit kepala kok, tapi udah mendingan. Udah gak usah cemas" ucap Al

"Yaudah sekarang kamu bersih-bersih nanti aku buatin teh sama bawain obat buat kamu" pinta Andin, karena tidak mau berdebat panjang Aldebaran pun langsung masuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Sedangkan Andin, ia pergi ke dapur untuk membuatkan teh hangat untuk Al sekaligus mengambil obat

Sekitar 20 menit Aldebaran pun sudah keluar dari kamar mandi dan sudah memakai pakaian tidur. Andin menyuruh Al untuk meminum tehnya terlebih dahulu dan meminum obat

"Mas ini tehnya diminum dulu yaa, abis itu obatnya diminum" ucap Andin

"Iyaa makasih yaa" jawab Al dengan senyuman, ia pun langsung meminum teh dan obatnya.

"Mas, besok kita gausah ke puncak lah yaa. Kamu lagi gak enak badan begini, pasti kamu capek juga kan?" Kata Andin

"Jangan dong, kasihan Reyna
Saya juga udah gapapa kok, udah kamu tenang aja" jelas Al

Memang susah berbicara dengan Al ,ia memang keras kepala dan selalu memikirkan orang lain, Andin hanya terdiam dan menghela napasnya. Seketika Aldebaran teringat pancake strawberry buatan Reyna  yang ia janjikan akan dimakan.

"Oiya ndin saya lupa, pancakenya belum dimakan" ucap Al ke Andin

"Yaudh mau aku ambilin?" Tanya Andin

"Gausah, kamu tidur aja udah. Nanti biar saya sendiri aja" ucap Al . Tanpa sepatah kata pun Andin langsung berdiri dari tempat tidurnya dan keluar kamar

"Hey mau kemana?" Tanya Al

"Ke dapur, ngambil pancake buat kamu" jawab Andin. Al hanya bisa menuruti perkataan Andin

Setelah memandikan pancake itu di microwave, Andin membawa makanan itu ke dalam kamar untuk diberikan kepada Al. Aldebaran mengucapkan terimakasih dan mencium pipi istrinya. Tanpa menunggu lama ia pun memakan pancake itu, sebenarnya Al sudah kenyang. Namun, ia gak mau membuat putri kecilnya sedih jadi ia tetap memakan pancake strawberry yang dibuat Reyna.

Setelah selesai makan, Aldebaran kembali ke kamar mandi untuk membersihkan gigi. Setelah itu ia dan Andin bersiap untuk tidur

°°°

Pagi ini keluarga alfahri sudah berkumpul dimeja makan untuk sarapan dengan pakaian yang sudah rapih, yaps mereka akan pergi ke puncak untuk liburan sejenak. Sebenarnya Aldebaran masih merasakan badannya tidak enak, kepalanya pun masih sakit. Namun ia sengaja untuk tidak memberitahu Andin agar istrinya itu tak khawatir.

ALDEBARAN: MY HAPPINESS AND MY SADNESS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang