P E R I K S A

1.4K 145 8
                                    

Sesuai janjinya, hari ini Al akan mengajak Andin periksa ke dokter kandungan. Tapi sebelum itu ia tetap pergi ke kantor untuk bekerja, dan akan menjemput Andin siang hari nanti. Seperti biasa, Andin mengantar suaminya sampai depan rumah.

"Ndin, nanti siang kita ke dokter yaa, nanti saya jemput" ucap Al

"Iya mas, kamu hati-hati yaa"

Aldebaran pun bergegas untuk pergi ke kantor seperti biasa

Sampai di kantor aldebaran sudah ditunggu oleh Rendy, yaa hari ini memang Aldebaran cukup sibuk. Hari ini ada 2 jadwal meeting yang harus ia lakukan, baru setelah itu al mengantar istrinya ke rumah sakit. Meskipun ia sangat sibuk tapi baginya keluarga tetap nomor satu, sesibuk apapun itu aldebaran akan selalu meluangkan waktunya untuk keluarganya.

Meeting pertama akan segera dimulai, kali ini ia melakukan meeting untuk membahas kerjasama dengan PT. Ayora Buana. Meeting itu memakan waktu sekitar 2 Jam-an dan berjalan dengan lancar. Setelah meeting pertama selesai Al langsung lanjut ke meeting yang kedua, kali ini meeting dilaksanakan bersama karyawan-karyawan kantornya guna membahas strategi perusahaan.

Awalnya meeting itu berjalan dengan lancar, namun disaat staffnya sedang menjelaskan Aldebaran merasa kepalanya kembali berdenyut, pandangannya pun mulai kabur.

"Duh kepala gw kok sakit banget yaa" batin Al, sayangnya ia menghiraukan sakit kepalanya dan tetap melanjutkan meeting yang tengah berjalan. Aldebaran memang seorang yang sangat profesional, maka tak heran ia menjadi pengusaha sukses diusianya yang terbilang masih muda.

Beberapa jam meeting itu telah berjalan dan untungnya aldebaran bisa mengikuti hingga selesai. Para karyawan dan staff sudah keluar dari ruang meeting lebih dulu, diruangan itu hanya tersisa Al dan Rendy sang assisten. Sebenernya sedari tadi rasa sakit di kepalanya belum kunjung hilang, dan itu membuatnya kurang fokus ketika melakukan meeting tadi. Saat hendak berdiri menuju ruangannya, Rendy melihat bosnya itu seperti terhuyung

"Pak! Bapak gapapa?" Tanya Rendy

"Gak, gapapa. saya Balik ke ruangan dulu yaa ren" ucap Al sembari meninggalkan Rendy lebih dulu

Aldebaran telah masuk diruang kerjanya, ia langsung menyenderkan badannya di sofa, sembari memijat pelipisnya. Aldebaran melihat jam tangan, waktu sudah menunjukkan pukul 12:30, sudah waktunya ia meminum obat. Ia pun mengambil minum dan mengeluarkan beberapa pil obatnya, tanpa menunggu lama pria bertubuh tinggi itu menegak pil-pil paitnya.

Aldebaran menghela napasnya, memandangi botol obat yang ada di genggamannya.

"Sampai kapan gw harus ketergantungan obat begini, apa iya gw bisa sembuh. Kali kondisi gw makin parah apa iya gw sanggup menutupi ini terus menerus" batin Al

Jujur saja ia merasa lelah jika harus seperti ini terus, belum lagi rasa sakit yang menyerangnya tiap hari yang semakin lama semakin menyakitkan. Tapi ketika ia sudah mulai lelah ia langsung teringat wajah orang-orang tersayangnya.

Lamunannya seketika buyar, aldebaran teringat bahwa siang ini ia sudah ada janji untuk mengantar Andin ke dokter kandungan. Tanpa berlama-lama ia pun langsung bersiap-siap, rasa sakit kepalanya sudah mulai reda meskipun masih ada rasa sakit yang ia tahan.

°°°

Aldebaran telah sampai dirumah, ia sengaja tidak turun dari mobil agar tidak terlalu lama menunggu. Al pun mengirim pesan ke istrinya bahwa ia menunggu diparkiran rumah. Andin pun menemui Al. Setelah dirasa sudah siap semuanya mereka pun berangkat.

Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 30 menit merek pun sampai di rumah sakit, dan kebetulan rumah sakit ini sama seperti rumah sakit tempat Al berobat. Aldebaran dan Andin menunggu diruang tunggu, Al memang sudah membuat janji dengan dokter jadi ketika datang ia sudah tak perlu lagi untuk mendaftar.

ALDEBARAN: MY HAPPINESS AND MY SADNESS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang