Esok pun tiba,
Aku sudah bangun dari jam 3 pagi, aku tidak bisa tidur entah mengapa? Sekarang sudah jam 4 pagi, orang-orang dirumah hanya ada aku dan Mom. Ayah dan Dylan pergi. Dan tentunya masih pada berada dilubuk tidurnya.
Aku memutuskan untuk menelfon Hayes. Sedikit takut mungkin?
(A/n: Italic, Evellyn. Bold,Italic, Hayes. ^^).
"Hayes?"
"Mmh, kenapa? Ini masih pagi, Eve. Ayolah aku ingin kembali tidur."
Oh, astaga. His sleepy voice. Aku diam menikmati suaranya tersebut, sudah lama tidak seperti ini.
"Hello?? Mengapa kau diam? Ku matikan ya, bye."
"Eh, tidak-tidak jangan! Maafkan aku, apa aku menganggumu?"
Ia seperti mengendus, "Jelas kau menganggu tidurku. Ada apa?"
"Kau ingin menemaniku ke danau? Aku tau ini gila, tetapi aku sangat tidak bisa tidur."
"What??" Ia seperti sedikit berteriak.
Ia diam,
"Kau tidak mau? Yasudah, aku sendiri saja."
"E-eh, jangan. Yasudah, ku tunggu didepan rumah."
Ia langsung menutup telfon dariku. Aku langsung bergegas ganti bajuku, ku putuskan untuk berpakaian panjang.
Aku mengendap-ngendap keluar dari rumah, dan lolos!
Ayolah, Hayes belum keluar rumah. Aku putuskan duduk dipinggir trotoar bercorak zebra ini.
**
Sesampai di danau, sebenarnya bagiku sedikit menakutkan, tetapi karna ada seseorang yang, (Ya, tentu kalian tau.) disini, jadi rasa takutku hilang.
Kami duduk dipinggir danau, "Jadi apa yang ingin kau bicarakan?" Tanyanya.
Aku menggeleng, "Mm, bagaimana hubunganmu dengan Kat?"
"Baik-baik saja, kau?"
"Aku?" Ia mengangguk.
"Punya hubungan?" Ia menatapku.
Aku tertawa kecil, "Bagaimana aku punya hubungan, aku saja tidak punya pacar."
"Suatu saat kau akan punya lelaki yang akan selalu ada untukmu, mencintaimu selalu. Ya, semuanya mempunyai tahap." Aku terdiam mendengar ucapannya.
"Ya, itulah kau." Batinku, menatapnya.
Kami berdua fokus ke danau yang berada didepan kita.
"Mm, ku lihat kau jarang sekali melihatmu bersama Katt?" Kuputuskan untuk memecahkan keheningan.
"Ya, ia sedang pergi untuk beberapa minggu ke Sydney."
"Jadi, besok siang, ia tidak mengantarmu?" Ia menggeleng.
"Aku harap, hubunganmu akan selalu baik-baik saja, walau-"
"Walau apa?" Potongnya.
Aku langsung tersadar akan ucapanku tadi, "Tidak, tidak apa."
**
Esok pun tiba, aku dan Hayes memutuskan untuk berangkat bersama menuju airport mengantar Faye.
"Yap! Sudah sampai." Seru Hayes mematikan mobilnya & membuka safety beltnya.
Aku langsung tersadar dari lamunanku, "Uh? Oh, iya." Ucapku, membuka pintu.
Sesampai dilobby pemberangkatan, aku melihat Faye, Jason, Jack dan seluruh keluarga Faye yang datang. Semuanya sedang menunggu kami. Kulihat Jason menggenggam tangan Faye dengan erat, aku terharu.
Aku dan Hayes langsung berlari kecil menghampiri mereka semua. "Hai." Sapaku, lirih.
"Hai, Eve, Hayes." Jawab Faye, dengan suara sedikit memelan.
-
"Sudah saatnya." Ucap Jason. Faye menangis dipelukan kekasihnya itu. Faye memeluk kami semua satu persatu, dan aku yang terakhir. Faye pun memeluk seluruh keluarganya yang berada disini.
Suasana ini sangat mengharukan.
Faye memelukku, aku menangis, "Usahakan semuanya, Eve. Aku akan selalu nge-shipmu dengan Hayes. Jaga mereka semua baik-baik." Ia melepaskan pelukanku, aku tersenyum.
Ia menghampiri Jason, dan memberi kecupan hangat dibibir Jason.
"I will call you, babe." Ucap Faye.
Faye pun pergi memasuki pintu keberangkatan.
"You're the best girl for me. I love you."
--
Chapt2 done!
Ditunggu vote dan comment kalian semua :)
Audrey, ily.
KAMU SEDANG MEMBACA
last chance [DISCONTINUE]
Fanfiction❝sorry all this time I never realized. i'm sorry, for what we fight amid a short time? i'm sorry, so can you give me a last chance?❞ Prequel : Stuck In Friendzone Copyright © 2015