Eve's P.o.V
"Madison, ayuk ku antar kau pulang." Ucap Jack, berdiri dari kursi cafe ini. Madison mengangguk. "Nanti aku kesini lagi. Kau tunggu saja disini, Eve." Ucap Jack, aku mengangguk dan tersenyum. "Aku pulang ya." Ucap Madison. "Yap." Ucapku. Mereka pun berjalan keluar dari cafe ini.
Aku menyeruput hot chocolate kesukaanku, seperti biasa.
"Evellyn! Jika kau memang tidak suka hubunganku dengan Katt, kau tidak perlu memaki-maki Katt seperti itu. Katt tidak akan membuat hal seperti itu! Sungguh, sahabat yang selama ini aku cintai ternyata ia menusukku dari belakang. Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi, Eve!" Perkataan Hayes masih tercerna dikepalaku. Entah seberapa sesaknya jika aku mengingat perkataannya.
Terlintas dipikiranku saat dulu kami berdua berlari bergandengan, bermain air saat hujan deras turun, melihara kura-kura didanau dan masih banyak lagi kenangan manis saat bersamanya, sebelum ia bertemu dengan, Kate.
Sejujurnya, aku sedikit risih disaat aku melewati danau itu. Rasa sesak tiba-tiba muncul. Ah sudahlah.
**
Tak lama, suara pintu berbunyi. Pria berbadan tinggi, memakai hoodie berwarna coklat dan skinny jeans berwarna hitam masuk kedalam cafe ini. Yap, Jack.
Ia duduk berhadapan denganku, "Jadi apa yang ingin kau ceritakan." Tanyanya. Aku memutar kedua bola mataku, "Kau seharusnya tak usah memaksaku untuk menceritakan ini." Ujarku. Ia tersenyum, mengambil hot chocolate milikku dan menyeruputnya.
"Hey! Itu punyaku." Seruku, memukul lengannya yang berotot itu. Ia tertawa kecil. "Hih." Gumamku.
"Cepat ceritakan." Ucap Jack, memakan donat yang tadi ia pesan.
Aku pun menceritakannya dari awal sampai akhir kejadian 2 hari yang lalu itu. Sebenarnya, aku sama sekali tak ingin menceritakannya, memgingat ia sudah memiliki kekasih. Aku sedikit risih takut kekasihnya itu cemburu dan juga ia memaksa untuk menceritakannya.
**
"Apa benar yang kau lihat itu, Eve?" Aku mengangguk. Menahan air mata sia-sia ini keluar lagi.
"Shit." Gumamnya.
"Kau janji tidak bertindak mencurigakan kalau kau bertemu dengannya?" Tanyaku.
Ia mengangguk, "Pegang janjiku." Aku mengangguk, tersenyum.
"Dan, jangan pernah marah dengannya. Kalian bersahabat sekarang. Jangan karna ini dan aku, kalian jadi marahan tak karuan." Ucapku, mengusap bulu mataku yang sedikit basah.
"Siap, Evellyn." Ia hormat bak layaknya, uh. "Ew." Gumamku, memutarkan kedua bola mataku.
**
And we dance all night, to the best song ever
Alarm dengan volume keras tiba-tiba membangunkan mimpi-mimpi indahku saat ini. Sontak aku terkejut kaget, "Ahh." Erangan kecil, berbalik badan untuk mengambil ponselku yang masih berdering dan lagu yang masih menyala.
Sayup-sayup mataku membuka dan mematikan alarm dari ponselku, terlihat dimataku masih menunjukan pukul 04:47 am. "Shit. Aku salah mengatur alarmku." Gumamku, ingin kembali tidur.
Tak selang lama, aku menyadari. Jam 04:47 mengapa sudah ada matahari terbit dengan terang sekali?. Aku sedikit mengusap-ngusap mataku. Aku bangun dengan posisi terduduk dan mengambil kembali ponselku. "Huh? Yang benar saja." Sontak aku langsung loncat dari kasurku a.k.a kekasihku ini. Jam di ponselku menunjukan jam 08:29. Ya, aku masuk jam 9 hari ini.
Walaupun masuk jam 9, kalian tau saja perjalan disini sungguh padat, walaupun kampus-ku dekat.
Bruk.

KAMU SEDANG MEMBACA
last chance [DISCONTINUE]
Fanfiction❝sorry all this time I never realized. i'm sorry, for what we fight amid a short time? i'm sorry, so can you give me a last chance?❞ Prequel : Stuck In Friendzone Copyright © 2015