Why? [five]

622 81 8
                                    

Eve's P.o.V

**

"Evellyn!" Corey berteriak memanggil namaku. Aku dan Corey kebetulan satu kampus dan juga bekerja ditempat yang sama, hehe.

"What?" Ucapku, melepas kedua telapak tangan dari telingaku.

"Morning." Ucapnya, sedikit terengah-engah.

Aku menghela nafas kasar, "Corey! Jika kau hanya ingin menyapa morning padaku, kau tidak perlu berteriak." Ujarku, menekan kata 'berteriak'.

"Kan biar semangat." Ia tersenyum kuda, aku membencinya. "Kau seperti terlihat bingung? Mengapa?" Tanyanya, lagi.

Aku menggeleng cepat, "Tak, tak apa." Ia membentuk mulutnya menyerupai huruf 'o'.

**

Aku sedang duduk dikursi bersenderan, seraya menunggu pelanggan masuk dan memesan makanan atau minuman dicafe ini.

"Welcome!" Anny dan Rosse menyapa bersamaan ke pelanggan.

Saat aku ingin tersenyuman kepada pelanggan tersebut, "Katt?"

Who is that boy?

Katt datang bersama lelaki yang sama juga.

Setelah lelaki itu sudah selesai memesan, "Rosse, tolong kau saja yang mengantarkan minuman kepada mereka. Aku sangat penasaran siapa mereka berdua." Ucapku, berbisik.

Ia tertawa kecil, "Ada apa denganmu, Eve?"

"Tolong. Ya?" Aku membuat puppy eyesku padanya. Ia mengangguk, "Apa itu?" Tanyanya.

"Tolong tanyakan, mereka sepasang kekasih atau tidak." Ucapku.

"Hm, baiklah." Jawabnya.

"Thank you!" Aku tersenyum lebar.

-

Aku sedang memperhatikan Rosse yang sedang mengantarkan minum, tak lama ia kembali.

"Mereka berdua sepasang kekasih." Rosse mengucap dengan santai.

Aku terkejut, "Kau yakin?"

Ia mengangguk, "Thanks, Rosse." Ia tersenyum.

"Apa hubungan Katt dan Hayes sudah berakhir? Mengapa Katt begitu jahat? Shit. Dari awal, aku sudah tidak suka dengannya." Batinku, geram.

**

"Hey, Eve"

"Hey. Kau dimana?"

"Dirumah"

"Baguslah. Kita bisa tidak ketemuan didanau tempat biasa?"

"Loh? Kau buk-"

"Sudah cepat, kutunggu kau di danau. See you!"

Aku memutuskan panggilanku dengannya. Oh ya, kebetulan aku sedang libur 2 hari. Lumayan, jadi tadi malam usai pulang kerja, aku langsung pulang kerumah.

-

Aku duduk bersila diantara rerumputan, memasukan tanganku kedalam kantong yang ada dihoodieku. Aku menikmati setiap ayunan angin yang berhembus kearah wajahku.

"Evellyn! I miss you so much." Ucap Hayes, yang tiba-tiba datang tanpa suara. Ia mendekapku keras. Ia terkena apa sampai ia seperti ini?

**

Ditengah candaan dan cerita-cerita flashback kami berdua, aku memberanikan diri untuk menceritakan tentang Katt.

"Hayes." Aku memanggilkan dengan nada yang pelan. Jujur, aku sedikit tegang untuk menceritakannya.

Ia menoleh, "What?"

Aku mengambil nafasku kasar, dan membuangnya perlahan, "Hayes, aku ingin bercerita tentang Kat."

"What? Katt? Ia baik-baik saja. Semalam saja kami berdua kami berdua talking face to face walaupun hanya lewat facetime." Ucapnya, menopang punggungnya menggunakan lengannya yang tertahan direrumputan yang bertumbuh tidak terlalu tinggi ini.

"Oh ya, kau mau tidak. Aku memberinya sebuah boneka beruang yang besar dan kau tau? Ia menerima dengan amat senang, dan ia mengambil first kiss ku. Oh gosh!"

'Katt mengambil first kissnya? Bitch.' Batinku, sangat geram.

'ia mengambil first kiss ku.' entah mengapa, aliran darahku terasa mengalir 5 kali lipat lebih cepat dari sebelumnya. Badanku seketika langsung merinding. Entah mengapa? Oh, rasanya air mata ini,

'EVELLYN?! KAU INI MENGAPA? KAU SUDAH BERJANJI UNTUK MENGHILANGKAN PERASAANMU ITU KEPADA HAYES LAGI. KAU BODOH, EVE. BODOH.' Benturan batinku mengatakan. Saat aku ingat kata-kata tersebut, aku mencoba untuk menghilangkan semua yang ada diipikiranku. Haft.

"Evellyn, kau harus tau. Katt-"

"Cukup, Hayes! Aku ingin bercerita. Ini penting. Tentang Katt! Dengarkan aku." Bentakku. Ia terdiam.

Hening. Ah.

Aku menarik nafas pelan, dan mengeluarkannya pelan, "Okay. Sekarang aku bekerja di cafe depan apartementku, sudah hampir 3 bulanan aku bekerja disana. Dan dua hari yang lalu," Ucapanku engajaku potong.

"Dua hari yang lalu kenapa, Eve?" Tanya Hayes begitu penasaran.

"Dua hari yang lalu, aku melihat Katt dan lelaki lain berjalan bergandengan tangan. Dan asal kau tau, ia menggunakan pakaian layaknya seorang bitchie. Dan kemarin, aku melihat mereka berdua lagi untuk yang kedua kalinya.

Katt berjalan bergandengan dengan lelaki itu lagi dalam keadaan setengah mabuk. Dan saat aku ingin memberikan pesanan mereka berdua, Katt sangat berbau alkohol. She's drunk." Ucapku. Betapa leganya aku mengatakan semuanya.

Saat aku melihat Hayes, Hayes menatapku dengan tatapan what do you say? dan terlihat ia seperti sangat marah atas ucapanku tadi.

"Evellyn! Jika kau memang tidak suka hubunganku dengan Katt, kau tidak perlu memaki-maki Katt seperti itu. Katt tidak akan membuat hal seperti itu! Sungguh, sahabat yang selama ini aku cintai ternyata ia menusukku dari belakang. Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi, Eve!" Ia membentakku sangat keras dan ia pun berdiri. Aku yang terkejut atas ucapannya tadi, hanya bisa terdiam dan mulutku sedikit terbuka dan juga mataku yang mulai berkaca-kaca.

Tak terima atas semua ini, aku berdiri dan memberanikan diri untuk berbicara lagi padanya, "Hayes! Apa yang kubicarakan tadi itu semua benar. Aku memberanikan diri untuk memberitahumu, Hayes! Aku sudah berpikir, jika suatu saat kau tau sendiri dan aku tidak memberitahumu lebih awal, kau akan lebih marah dari ini. Kau tau, Katt adalah seorang badgirl. Dulu, disaat kita masih highschool, Katt pernah mengancamku untuk menjauhimu dan juga jika aku melanggarnya, kejadian buruk padaku akan terjadi. Tetapi aku melanggarnya. Aku mengalami kejadian buruk, Hayes!

Mulai dari ancaman melalui pesan, telfon. Itu semua aku lalui hanya untuk melindungimu, Hayes. Tapi kau apa? Kau menerima dengan kasar. Kau tau? Suatu saat akan menyesalinya, Hayes." Jelasku dengan air mata yang terus mengalir aku mengingat kejadian dulu. Hayes hanya bisa diam.

Aku pun berlari meninggalkan Hayes yang masih berdiri disana.

'Maafkan aku, Hayes.' Batinku.

**

"Evellyn?" Suara lelaki memanggil namaku.

Aku menoleh kesumber suara tersebut, "Oh, Hey!"Jawabku tersenyum. "Apakah ini kekasihmu?" Lanjutku.

"Yap. She's my girlfriend." Aku mengangguk.

Aku berjabat tangan dengannya, "Evellyn, Evellyn Kinneth."

"Madison, Madison Beer."

-

A/n: Walaaa!! Gimana chaptnya? Aku senyum-senyum sendiri pas masukin Madison ke ff ini. Gapapalah, walaupun mainstream, nanti aku bakaln buat yang lebih seru. Wkwkwkk

Guys, menurut kalian, next chaptnya gimana? Comment dong. Jangan cuman ngeread tanpa vomment. NYESEK GILA :')

So, buat yang kalian yang silent reader, jangan pelit-pelit ngasih vomment ke ff ini, k? Bye! ilysmxx.

-Audrey

last chance [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang