Saat ini Jiang Cheng dan Wei Wuxian sudah berada di depan gerbang Yun Shen Buzhi chu. Namun sayangnya mereka saat ini tidak bisa masuk karena Wei Wuxian dengan cerobohnya meninggalkan token masuk gerbang di salah satu kedai di perjalanan.
Hal itu benar-benar membuat Jiang Cheng merasa kesal karena tanpa token tersebut, mereka tidak akan bisa masuk. Apalagi saat ini hari mulai gelap, bahkan jika Wei Wuxian terbang dengan pedangnya untuk mengambil kembali token tersebut, baru akan kembali tengah malam dan mereka tetap tidak kan bisa masuk karena di Yun Shen Buzhi Chu memiliki peraturan jam malam yang sangat ketat.
Mereka mungkin bisa masuk pagi harinya tepat ketika hari pertama belajar di mulai karena kebetulan mereka berangkat pada hari terakhir. Dan menurut Jiang Cheng hal itu sangat memalukan.
"Ini semua karenamu. Sudah kubilang beberapa kali untuk berhenti ceroboh ataupun menggoda para pelayan itu. Dan lihatlah hasilnya! Kita kehilangan token tersebut," ujar Jiang Cheng dengan marah.
"Aiyah, berhentilah menggerutu A-Cheng. Aku akan segera pergi ke kedai itu untuk mengambil token itu. Kau tunggu saja aku di sini. Aku jamin sebelum tengah malam aku akan sudah kembali ke sini," ujar Wei Wuxian masih dengan santai.
"Apa? Kau mau meninggalkanku sendiri? Dan lagipula meski kau kembali tengah malam, itu akan sia-sia. Jika kau tidak tahu, gerbang akan di tutup pada pukul tujuh dan keluarga Lan menetapkan para muridnya untuk tidak berkeliaran di atas jam sembilan malam. Saat kau kembali, jangankan bisa memasuki gerbang itu, bahkan kau tidak akan bertemu satupun murid yang bisa menolong kita masuk," ujar Jiang Cheng yang masih kesal.
"Kenapa memangnya jika aku meninggalkanmu sendirian? Ini tidak seperti kau seorang gadis bukan? Dan memangnya kenapa jika di sini ditetapkan jam malam? Kau tidak lupakan siapa shixiongmu ini?" jawab Wei Wuxian sambil mengedipkan matanya.
"Terserah apa yang kau katakan. Lebih baik sekarang kau cepat pergi mengambil token itu. Jika kau tidak segera kembali dan malah menggoda gadis di perjalanan, percayalah, aku pasti akan mematahkan kakimu," ujar Jiang Cheng sambil mendorong punggung Wei Wuxian menyuruhnya pergi.
Sekarang Jiang Cheng hanya bisa berdiam diri di samping gerbang. Ia berusaha menampilkan raut wajah angkuhnya untuk menutupi rasa malunya karena ia hanya bisa diam seperti orang bodoh, dalam hati ia merutuki Wei Wuxian dan berjanji jika pria itu kembali, ia akan mendapatkan beberapa pukulan darinya untuk menggantikan rasa malunya.
Hampir satu jam ia menunggu, tiba-tiba aroma cendana yang menenangkan menguar dan membuat Jiang Cheng menoleh kebelakang untuk melihat siapa orang yang memiliki pheromon seperti ini.
Saat berbalik, ia melihat seorang pria yang seumuran dengannya yang memiliki wajah datar dan aura yang agung berjalan dengan anggun dengan menggunakan hanfu putih bercorak awan melayang khas Gusu dengan pita dahinya.
Selain itu auranya yang membuat Jiang Cheng yakin jika ia bukan hanya murid biasa, bisa jadi dia adalah salah satu dari two jades of Lan yang terkenal itu dilihat dari wajahnya yang datar itu, Jiang Cheng menarik kesimpulan jika pria itu adalah tuan muda kedua Lan. Karena setahunya tuan muda pertama Lan yang saat ini juga sudah menduduki kursi ketua sekte itu terkenal selalu tersenyum dan sangat ramah berbeda dengan yang di depannya saat ini.
Ya, memang reputasi tuan muda kedua Lan alias Lan Wangji terkenal sangat dingin. Bahkan saat Jiang Cheng menyapanya dengan memberi hormat, Lan Wangji hanya membalas dengan lirikan mata singkat sebelum naik ke gunung.
Jiang Cheng hanya mendengus kesal dalam hati karena melihat kesombongan tuan muda tersebut.
Sementara di tengah perjalanan, Lan Wangji bertemu dengan sang kakak yang seperti hendak turun. Ia pun memberi hormat.
"Salam Xiongzhang," ucapnya sambil membungkuk.
"Xiongzhang mau kemana?" tanya Lan Wangji karena merasa heran. Bukan kah kakaknya itu harusnya berada di atas untuk menyambut murid tamu?
"Xiongzhang akan turun untuk mengambil beberapa ramuan di kota caiyi yang di minta oleh paman. Lebih baik kau cepat kembali, saat ini kau sedang dicari oleh paman. Mungkin beliau ingin membahas mengenai peraturan untuk murid tamu kali ini," ujar Lan Xichen sambil tersenyum ramah.
Setelah mengatakan beberapa patah kata, mereka berdua melanjutkan perjalanan masing-masing.
Saat sudah sampai di bawah, Lan Xichen melihat seseorang yang tengah berdiri sambil menggerutu pelan di samping gerbang. Melihat pakaiannya yang berwarna ungu khas dari sekte Yunmeng Jiang membuat Lan Xichen jyakin jika dia adalah tuan muda Jiang yang terkenal pemarah, Jiang Cheng.
"Salam Jiang Gongzi."
Mendengar itu, Jiang Cheng langsung berbalik dan melihat pria yang wajahnya sangat mirip dengan Lan Wangji namun ada senyuman di wajahnya. Tak salah lagi, ia adalah Lan Xichen atau yang dikenal Zewu Jun.
"Salam Lan Gongzi," ucapnya membalas hormat.
"Kenapa Jiang Gongzi tidak langsung naik gunung? Apa ada yang Jiang Gongzi tunggu di bawah?" ujarnya basa-basi.
"Ah, kebetulan saudara sepeguruan saya meninggalkan token masuk di salah satu kedai dalam perjalanan. Saat ini ia sedang mengambil token tersebut dan saya menunggu di sini," jawab Jiang Cheng.
"Tapi sebentar lagi akan gelap. Dan peraturan di Gusu menetapkan tidak boleh ada yang masuk ke Yun Shen Buzhi Chu di atas jam sembilan malam. Kemungkinan saudara anda akan tiba di sini kembali tengah malam, bukankah berarti ada akan menginap di luar sepanjang malam?" tanya Lan Xichen ragu.
"Ya, saya tahu. Tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa tanpa token itu," jawab Jiang Cheng tanpa sadar mulai mengeluh di hadapan orang lain.
Lan Xichen yang melihat itu merasa sedikit gemas dengan raut wajah Jiang Cheng. Kemudian dia memberi saran, "bagaimana jika begini saja, Saya akan pergi ke suatu tempat terlebih dahulu, dan saat saya kembali, saya akan membawa Jiang gongzi untuk naik gunung bersama. sedangkan untuk saudara Jiang gongzi, saya akan meminta adik saya Lan Wangji untuk memberi keringanan agar dia bisa masuk, tapi kemungkinan saudara anda akan menerima hukuman keesokan paginya karena kecerobohannya dan juga memasuki Gusu tengah malam. Bagaimana?" saran Lan Xichen.
"Tapi ... apakah benar tidak apa-apa?" tanya Jiang Cheng ragu.
"Ya tentu saja, jika ada masalah, kau bisa mengatakan jika aku yang bertanggung jawab," ujar Lan Xichen menyakinkannya.
Akhirnya Jiang Cheng setuju dan naik gunung bersama Lan Xichen. Siapa sangka takdirnya baru akan dimulai hari ini. Tepat di mana ia bertemu dengan matenya dan juga statusnya sebagai omega akan terbongkar secara perlahan.
****
Hai semua. Aku update lagi nih. Gimana nih sama moment Xichengnya? Ada yang nunggu moment ZhanCheng nggak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Omega Yunmeng
FanfictionMenjadikan seorang omega yang memimpin sebuah sekte memang tidak mudah. Oleh sebab itu, Jiang Wanyin atau lebih dikenal Jiang Cheng terpaksa untuk menutupi status omeganya dan memberitahu dunia bahwa ia adalah seorang alpha. Beruntung Jiang Cheng ad...