HAPPY READING!!!
Bel pulang sudah berbunyi dari beberapa menit yang lalu tapi Austin belum beranjak untuk keluar dari kelasnya. Dari atas kelasnya Austin menatap lurus kearah salah satu mobil yang baru saja keluar dari perkarangan sekolah itu.
Austin langsung mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang
"Ikuti dia terus dan pantau apa saja yang dilakukan gadisku"
Hanya itu yang di ucapkan Austin dan langsung saja lelaki itu mematikan telfon nya.
Dengan tatapan senduh lelaki itu menatap layar ponselnya yang mana disitu ada foto seseorang yang sangat dia cintai.
" I miss you" batin Austin.
***
Ketika di perjalanan pulang tanpa di sengaja mata Zee melihat seperti ada mobil yang mengikuti mereka dari kaca spion yang ada di mobil Cia.
Ya ternyata mobil Zee kali ini emang mogok gaes tadi, mangkanya dia pulang nebeng sama Cia karena dia gagal untuk pulang bareng Jevin.
"Ehh nyet lo sadar ga sih kayanya ada mobil yang ngikutin kita dari tadi deh" ucap Zee yang masih melirik kea rah kaca spion di mobil Cia.
"Hah? Yang bener lo nyet?" Tanya Cia.
Jangan kaget kalau Cia bisa ngomong seperti itu, Cia bisa berubah hangat dan asik hanya untuk para sahabat dan keluarganya saja.
"Iya njir, lo liat sendiri itu gila serem" heboh Zee yang masih memperhatikan dari kaca spion.
"Ohh Shitt" upat Cia dan langsung menambah kecepatan mobilnya.
"pegangan yang kuat Zee, kayanya kita di untit deh" Lanjutnya yang masih focus menyetir.
"Gila Cia gue berasa di kejar-kejar sama mafia njirr"
"Brisikk Zee!"
*cciiiiitttttt*
Tiba-tiba Cia menginjak rem mobil karena di depannya ada mobil yang tiba-tiba memotong dan berhenti di mobil Cia.
Dengan wajah yang sedikit pucat karena shock dengan kejadian barusan Zee melihat muka wanita yang ada disebelahnya dengan tampang yang sangat santai.
"Cia kok muka lo biasa aja sih, ini terus kita gimana? Kalo kita di culik gimana?" Cemas Zee dengan badan yang sedikit bergetar.
"Sssttt udah lo diem aja, biar gue yang urus" jawabnya cepat sambil ingin membuka pintu mobil.
"Lo jangan gila nyet, bahaya!" ucap Zee "Biar gue telfon anak-anak dulu untuk minta bantuan" lanjutnya lagi.
"Ckk, brisik. Lo cukup kunci pintunya dan hubungin orang yang bisa lo minta tolongin" jawab Cia yang langsung keluar dari mobil.
"Emang sinting tuh orang" ucap Zee dengan sendirinya sambil menghubungi seseorang.
"Ayoo angkat dong jev, kasian ini calon pacar lo bisa kena culik ntar" kata Zee yang masih menatap layar ponselnya.
Udah panggilan keberapa dan tidak di jawaban dari pujaan hatinya.
Yang bertanya kenapa tidak menelfon anak inti ormanda yang lainnya, jawabannya simple Zee hanya menyimpan kontak Jevin seorang.
"Ahhh emang ga bisa di andelin tuh cowo. Gaya doang jagoan" dengan takut-takut Zee keluar dari mobil untuk menyusul sahabatnya yang telah keluar duluan dari mobil.
"Lo ngapain keluar! Masuk mobil Zee ini biar gue yang urus!" terdengar bentakan Cia yang kuat.
"Jangan gila deh, ya kali gue biarin lo kenapa-kenapa sedangkan gue enak-enakan duduk dalem mobil" jawab Zee malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORMANDA
Teen FictionIni kisah empat manusia yang mempunyai masing-masing kisah yang rumit. Jevinka Vincent Adalrich, sang panglima tempur Ormanda yang masih belum bisa melupakan masa lalunya. Starlla Zee Alensky, si cewek bar-bar yang selalu menghalalkan segara cara u...