BAB 4

52 6 0
                                    


Haloo semuanyaa, selamat menunaikan ibadah bulan puasa besok bagi yang menjalankan.

Mohon maaf lahir dan batin<3

HAPPY READING!!!

Hanya ada suara helaan nafas yang terdengar, karena merasa muak akhirnya Zee memberanikan diri untuk membuka pembicaraan.

"Btw makasih udah nolongin gue" ucap Zee tulus.

"Gue cuma nolongin Cia tadi bukan lo" jawabnya ketus.

Hati Zee sedikit terhenyak mendengar kalimat itu barusan.

"Lo sedekat itu sama Cia? Atau lo suka sama dia?" tanya Zee tiba-tiba.

"Bukan urusan lo" jawabnya "alamat lo" ucap Jevan mengalihkan pembicaraan.

"Lo jalan aja, ntar gue arahin" hela nya sudah tidak ingin berdebat.

Jevan hanya melirik cewek disebelahnya dan melanjutkan perjalanan mengatar Zee pulang.

Tak lama kemudian mereka sampai di depan rumah Zee.

"Turun" ucap Jevan

"Lo kapan sih suka sama gue? Ga ada gitu sedikit aja rasa buat gue?"

Tanpa sadar Zee mengucapkan kata itu kepada cowo yang ada di sebelahnya.

Jevan hanya diam dan tak ingin merespon perkataan dari Cia.

"Jev, sesusah itukah lo buka hati buat gue?" ucap Zee kembali.

Jevan menatap wanita itu dengan sinis "Cepat turun!" bentaknya

Karna tak ingin memperpanjang masalah Zee segera keluar dari mobil itu, belum sempat ingin mengatakan terimakasih Jevan telah pergi dari hadapannya.

"Sesuka itukah lo sama Cia?" Tanya Cia dengan suara pelan sambil melihat mobil itu yang menghilang di ujung belokan komplek perumahannya.

Di tempat yang berdeba...

"Siapa?" Ucap lelaki itu sambil memegang kuat stir mobilnya.

Tidak ada jawaban sedikitpun dari mulut gadis itu.

"jawab Cia!" setak lelaki itu.

"I don't know" jawab Cia dengan datar.

"Ga mungkin" ujar Austin cepat

"Whatever"

Dan hanya ada suara lagu yang terputar dari mobil itu.

Karena mengingat sesuatu akhirnya Austin menepikan mobilnya ke pinggir jalan.

"Sini coba liat bahunya" kata Austin berubah lembut.

"Gaperlu, anterin ke apartement langsung" ujar Cia.

"No Cia, di liat dulu coba sini biar bisa di obtain" ujar cowo itu " Atau mau ke rumah sakit aja?" lanjutnya lagi.

"Stop Austin! Lo cukup antar gue ke apart" ucap Cia yang sedikit emosi.

"Seharusnya lo biarin gue pulang sendiri tadi, ga perlu sok peduli kaya gini" lanjutnya lagi.

Dengan tatapan nanar Austin memegang tangan Cia lembut, tapi secepat mungkin Cia menepis tangan itu.

"Lain kali lo ga usah peduliin gue lagi, cukup lo peduliin dia yang saat ini pasti butuh lo" ucap Cia dengan pelan.

"Dia butuh Jevin bukan gue" ucap Austin yang masih menatap Cia.

"Hahah Bullshit" ucap Cia dengan sinis.

Akhirnya dengan sangat terpaksa Austin mengalah dan melanjutkan mobilnya kembali untuk mengantar Cia pulang ke apartemen nya.

Ketika sampai di lobby apartemen yang sangat mewah Cia langsung keluar tanpa pamit.

Dan Austin yang melihat itu hanya mengelah nafasnya dengan berat dan segera pergi dari kawasan elit itu menuju ke markas utama Ormanda.

TBC

Next?

Hai guys, maaf baru update lagi hehe..

Makasih buat yang udah nyempetin baca.

Jangan lupa Vote sama Commentnya yaaa <3

ORMANDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang