BAB 6

39 4 0
                                    


Maafkan apabila ada salah penulisan kata atau Typo


HAPPY READING!!!

*Braakkkk*

Ternyata itu bunyi seperti orang jatuh dari arah meja Cia.

Ketika mereka bertiga sudah dekat dengan meja wanita itu, mereka kaget dengan apa yang barusan mereka lihat.

Mereka melihat Cia yang sepertinya ingin memukul laki-laki yang jatuh di dekat badan Zee dan memegang paha mulus gadis itu.

Sayangnya pergerakan Cia terbatas karena Zee yang masih tiduran dipaha Cia dan Vale yang melihat itu tidak tinggal diam segera membatu Cia untuk menyingkirkan laki-laki itu.

Dengan cepat Jevin berlari dan menendang dada laki-laki itu dan langsung memukul dengan brutal.

Dean segera membatu Vale yang jatuh akibat kena dorongan oleh laki-laki brengsek tadi.

"Lo gapapa?" tanya Dean kepada Vale.

"Hah? Ya, I'm fine" ucapnya sedikit kaget karena pertanyaan Dean barusan.

"Lain kali hati-hati, apalagi baju kalian yang kebuka kaya gini." Kata Dean lagi.

"Ya namanya juga ke Club. Btw makasih ya." Ujarnya tulus dengan sedikit senyuman.

Dan Dean hanya berdehem sebagai jawabannya dan merangkul gadis itu untuk tetap di dekatnya.

Vale yang mendapatkan perlakuan seperti itu tiba-tiba sedikit shock.

Tak lama kemudian security datang dan memisahkan Jevin yang masih memukul laki-laki itu dan segera dibawa keluar.

Jevin segera duduk disebelah Austin yang masih menatap lurus kearah dua wanita di depannya.

"Are you okay?" tanya laki-laki kepada Cia.

"Ya, I'm okay" hanya jawaban singkat yang di berikannya.

Cia kembali menatap sahabatnya yang masih tiduran di pahanya dan melirik kearah Vale dan ternyata wanita itu sedang mengobrol dengan Dean di sebelahnya.

Belum ada tanda-tanda kembalinya kedua sahabat Cia yang sedang asik berjoget dan dengan sangat terpaksa Cia harus meminta tolong kepada seseorang.

"Jev" ujar Cia datar.

"kenapa?"jawab laki-laki itu lembut.

"Come here.. tolong anterin Zee sekarang ke apart gue ya."

"Kok gue? Kenapa ga bareng sama lo aja?"

"Please, gue masih ada urusan sekalian mau nyari Fio sama Lora"

"Fio sama Lora udah sama kedua sahabat gue"

"Oke thanks, tetep aja lo antar Zee sekarang ya" ujar Cia tulus.

"Oke, fine!" jawabnya dengan nada terpaksa Jevan segera membopong Zee keluar dari club itu.

"Nyusahin banget lo!" Ucap Jevan ketus sambil mengendong Zee keluar menuju mobilnya.

Ketika Zee sudah di bawa keluar oleh Jevan, Cia segera berdiri dan hendak pergi dari tempat duduknya.

Vale yang menyadari akan kepergian Cia segera mencegat tangan gadis itu.

"Mau kemana lo?"ujar Vale.

"Ada urusan, lo baliknya hati-hati nanti." Jawab Cia yang menoleh kearah Vale.

"Dean tolong jagain sahabat-sahabat gue" lanjutnya menatap Dean.

"Oke, bisa diatur"jawab laki-laki itu santai.

Cia kembali berjalan dan hanya melewati Austin dengan begitu saja.

Melihat perlakuan Cia barusan, Austin hanya menatap nya datar.

Tak lama kemudian Austin berdiri dan meninggalkan dua orang yang duduk didepannya tanpa pamit.

Dean yang melihat itu hanya diam memperhatikan Austin yang sudah diujung lorong menuju ke lantai bawah.

Ketika Sampai di lantai bawah Cia segera duduk di meja bar dan memperhatikan sekitarnya, tak lama kemudian setelah dilihat targetnya Cia ingin berdiri dan ingin menuju meja bulat yang tak jauh dari dance floor.

Belum sempat berdiri dari duduknya, tiba-tiba sudah ada seseorang yang berdiri di depannya.

Cia menatap jengah kepada laki-laki yang berada di depannya ini.

"Awas" ucapnya dengan sedikit seperti nada bentakan.

"Mau kemana?"tanya laki-laki itu.

"Bukan urusan lo!"

"Kenapa sih marah-marah terus hmm?" ucap laki-laki itu lembut sambil mengusap kepala Cia.

Di perlakukan seperti itu tubuh Cia tiba-tiba tegang dan langsung menepis tangan laki-laki itu yang ada diatas kepalanya.

"Gausah pegang-pegang" ucapnya galak.

"Mau kemana? Ngapain?" ujar laki-laki itu kembali.

"Bukan.Urusan.Lo!" kata Cia dengan penuh penekanan disetiap katanya.

Belum puas mendapat jawaban dari gadis yang didepannya, laki-laki itu menepis jarak dengan cepat langsung memeluk tubuh Cia erat.

"Kangen" Ujarnya seperti bisikan.

Cia lagi-lagi cuma bisa mematung mendapat perlakuan tiba-tiba seperti tadi.

"Anak-anak juga kangen sama mommy nya ceunah" Ujar laki-laki itu yang masih memeluk Cia dengan erat seakan-akan tidak ingin gadis itu meninggalkannya (lagi).

Tidak ada respon yang diberikan oleh Cia dan akhirnya gadis itu hanya bisa mematung memikirkan apa yang akan dilakukan lagi oleh laki-laki yang berada didepannya ini.

Tanpa mereka berdua sadari, ada sepasang mata yang memperhatikan mereka berdua sejak tadi dengan tatapan senduh penuh penyesalan.

TBC

Kira-kira Cia pelukan sama siapa ya? Ada yang tauu?!

Next?

Hai Semuanyaa!! Apa kabar? Makasih buat yang udah nyempetin buat baca. Jangan lupa buat Vote dan Commentnya yaa! Tengkyuuu <3


ORMANDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang