19. MALAM API UNGGUN

72 8 18
                                    

Selama apapun aku menyukaimu, selama itu pula kamu nggak akan pernah tahu. Karena aku memutuskan menyukaimu dalam diam.

-Lentera Cordelia Semenanjung-



👟LANGIT👟



"LENTERA?!" Teriak mereka semua kemudian bergegas mendekati cewek berambut ikal sebahu itu yang berusaha menegakkan tubuh tetapi ia meringis kesakitan dan kembali terjatuh.

Sepertinya kakinya terkilir.

"Ter? Lo kenapa bisa jatuh?!" Seru Egi panik membantu sahabatnya itu bangun di bantu Dwi dan Andri.

"Akh," ringis cewek itu sambil memaksa berdiri dengan kaki kiri yang sakit.

"Dahi lo berdarah," tutur Rico melihat kepala Lentera mengeluarkan cukup banyak darah.

Lulu membantu menyeka darah yang keluar cukup banyak dengan mengambil tissue kering di dalam saku jeansnya.

Talitha menoleh kearah Nadia yang tersenyum puas melihat rencananya berhasil.

"Lo kan yang buat Lentera kayak gini?!" Sentak Talitha mencekal lengan Nadia kuat.

Bukannya mengelak, Nadia justru tersenyum mengejek. "Iya kenapa? Dia pantas dapetin itu!"

Lulu ikut maju di depan Nadia. "Maksud lo apa ngomong gitu?"

"Itu peringatan dari gue. Bilangin sama teman lo jangan ganjen deketin pacar orang," ujarnya menatap tajam Lentera yang kini juga menatapnya dingin.

"Ganjen? Pacar? Siapa pacar lo?" Ujar Egi geram melihat ulah cewek jadi-jadian itu.

Telunjuk Nadia mengacung kearah Lentera. "Dia udah ngedeketin Samudra dan sekarang Samudra ngejauhin gue gara-gara dia!"

Dahi Dwi mengerut. "Bentar, lo salah paham. Lentera nggak pernah ngedeketin Samudra."

"Tahu apa lo?!"

"Karena gue selalu lihat sendiri selama ini Lentera nggak pernah ngedeketin Samudra. Yang ada malah sebaliknya, cowok lo itu yang selalu gangguin Lentera," ucap Dwi panjang lebar.

Dia saksi bagaimana Samudra selalu mencari masalah dan menganggu temannya itu bahkan bukan cuma dia saja, tetapi seluruh anak kelas mereka tahu akan hal itu.

Lentera masih diam menahan sakit di pergelangan kaki dan juga dahinya. "Udah, Wi," gumam Lentera lirih.

Talitha mendorong bahu Nadia pelan membuat cewek itu melotot marah. "Heh cewek menor! Nggak usah sok ngaku-ngaku pacar Samudra ya! Gue tuh tahu kalau selama ini lo doang yang ngaku-ngaku pacar!"

"Lo bilang apa?! Cewek menor?!" Nadia membalas mendorong bahu Talitha cukup kuat membuat keseimbangan cewek itu goyah, untung saja dengan sigap Andri menahan bahunya.

"Jangan main kasar, bisa kan?" Ujar Rico cukup emosi dengan kelakuan Nadia.

"Lo diem deh, Ric! Lo nggak tahu apa-apa!" Seru Nadia menyuruh agar cowok itu diam dan tidak ikut campur.

"Kenapa? Lo marah di katain menor? Emang kenyataannya kan?" Ejek Lulu.

"Lo?!" Teriak Nadia bersiap ingin menjambak rambut Lulu tetapi segera di tahan oleh kedua temannya.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang