27. MULAI PEDULI

86 7 4
                                    

Selain ceroboh, lo selalu buat orang khawatir.

-Aksamudra Aurelino Bagaskara-



👟LANGIT👟


Samudra mencengkram stirnya kuat-kuat. Rahangnya mengeras dengan wajah memerah. Ia merutuki dirinya yang lagi-lagi membuat orang yang disukainya tersakiti oleh Nadiaーcewek yang selama ini menyatakan cinta secara terang-terangan padanya.

Sial.

Ia kecolongan untuk yang kesekian kalinya dan baru saja mengetahui perbuatan Nadia. Apalagi kejadian saat camping beberapa waktu lalu juga disebabkan oleh Nadia.

Ketukan dari jendela luar mobil membuat cowok arogan itu menoleh dan menurunkan kaca.

"Lo mau ke mana?" Tanya Rafa khawatir melihat wajah kusut sahabatnya.

"Nyusul Lentera," balas Samudra lirih.

"Lentera udah pulang sama Egi tadi," celetuk Noval.

"Lo serius?"

"Yang dibilang Noval bener. Kita berdua lihat sendiri tadi," jawab Rafa.

"Kok lo berdua nggak bilang?"

Noval mengedikkan bahu sedangkan Rafa menghela napas.

"Lo lupa tadi sibuk marahin si Nadia?"

Samudra mengumpat lalu menutup kaca mobil dan langsung menancap gas meninggalkan kedua sahabatnya yang hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Temen lo kenapa dah? Sensi banget soal Lentera. Kayak cowok yang nggak suka miliknya diganggu." Noval heran melihat sikap sahabatnya. Kalau dipikir-pikir lagi Samudra memang suka mencari masalah dengan Lentera namun dibalik itu semua sahabatnya sangat perhatian.

Rafa menghela napas mendengar penuturan Noval. Apa sikap Samudra selama ini kurang jelas? Atau Noval yang tidak peka?

"Jangan bilang kalau Sam suka sama Tera?!" Mata Noval membeliak saat kata itu terucap dari mulutnya sendiri. "SERIUS?! JAWAB, RAF?!"

Pekikan Noval menusuk indera pendengaran Rafa sampai-sampai harus menutup kupingnya. "Santai, bisa nggak? Budek gue lama-lama!" Gerutunya sambil mengusap-ngusap kupingnya yang jadi korban.

Pasalnya Noval berbicara tepat di sampingnya. Bagaimana Rafa tidak kesal coba?

Mengusap kepalanya yang tak gatal, Noval menyengir menampilkan deretan giginya yang putih dan rapi. "Sori, Raf. Refleks gue. Maapin."

Rafa mendengkus dan berlalu meninggalkan Noval yang berteriak memanggil namanya.

"Yailah, dia ngambek? Kayak cewek aja," Noval menggelengkan kepalanya.



👟LANGIT👟

"Lho, Tera? Kok cepet banget datengnya?" suara Reno membuat Lentera berhenti melangkah saat baru saja memasuki Dream Bakery. Gadis berambut ikal sebahu itu meringis mendapat tatapan bingung cowok yang lebih tua dua tahun darinya.

Lentera menggaruk hidungnya yang tak gatal. "Ehm pengen cepet masuk aja. Nggak apa-apa kan, Kak?"

"Ya nggak apa-apa. Tumben aja gitu," ucap Reno sambil mengedikkan bahu. "Mau gue buatin nasgor? Lo pasti belum makan kan?"

"Makasih banget, Kak Ren! Kalau gitu gue ganti baju dulu!" Seru Lentera dan bergegas menuju ruang staf untuk berganti pakaian. Hanya membutuhkan lima menit Lentera sudah berganti baju kaos putih lengan pendek dan celana kain berwarna senada lengkap dengan apron biru langit dan bandana cerah berwarna senada.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang