Sudah beberapa tahun kita mengenal, tapi kenapa baru sekarang aku merasa ada sesuatu yang membuatmu istimewa?
-Lentera Cordelia Semenanjung-
👟LANGIT👟
Makassar, April 2007.
Gadis kecil berseragam putih merahnya dengan rambut sebahu yang di kepang dua itu sedang serius mengerjakan tugas matematika yang diberikan gurunya. Semua temannya juga melakukan hal yang sama. Mengerjakan tugas perhitungan itu dengan seksama.
Sesekali ia menggigit ujung pensil yang tinggal setengah akibat ia raut terus-menerus.
"Lima kali lima sama dengan dua lima," gumamnya lirih.
"Deli bantuin aku dong," seorang anak cowok menghampirinya sembari membawa buku tulis dan sebuah pensil di tangan.
Gadis yang dipanggil Deli mendongakkan kepala melihat anak cowok itu.
"Kenapa?" tanyanya.
"Bantuin Jemmi ngerjain ini." Ia mengulurkan buku tulisnya. Cordelia melihat sekilas dan kembali melihat ke bukunya. Masih ada dua soal lagi baru tugasnya selesai. Ia mengangguk. Anak cowok itu bersorak senang, buru-buru ia mengambil tempat duduknya lalu menaruh tepat di depan meja Cordelia.
"Yang mana belum?"
"Semua," jawabnya dengan cengiran.
Cordelia menepuk dahi. "Kamu nggak ngerjain satu pun?" Jemmi mengangguk cepat.
"Ya Allah! ampuni hamba-mu ini!" ujarnya mengulurkan tangan ke depan seperti sedang berdoa.
"Kamu kenapa?" tanya Jemmi polos.
"Nggak apa-apa. Ayo aku ajarin," kata Cordelia pongah.
Kelas 3 SD Harapan itu hening. Semua murid khusyuk mengerjakan tugas dengan seksama.
"Anak-anak kalian kerja dulu tugasnya ya? Ibu pamit keluar sebentar. Ada rapat sama guru-guru." Bu guru cantik itu menatap ke seluruh siswa-siswi-nya. "Kalian jangan berisik. Tugasnya sebentar di kumpul sama ketua kelas."
"Baik Bu!" sahut mereka semua.
"Langit, tolong kamu awasin teman-teman kamu, ya? jangan biarin ada yang keluar. Kalau mau, izin di kamu dulu," sambung bu guru menatap kearah anak cowok yang duduk paling depan.
"Baik Bu," balas anak cowok yang di panggil Langit lalu kembali fokus mengerjakan tugas di buku tulisnya.
Tak lama bu guru keluar dari kelas membawa buku di dekapan-nya.
"Temen-temen, bu guru kan keluar, gimana kalau kita main dulu?" tiba-tiba anak cowok berambut acak-acakan bangun dari kursinya. Ia mengangkat penggris tinggi-tinggi.
"Setuju!" sorak yang lain.
Kelas yang tadinya hening berubah menjadi ribut.
Jemmi ikut berdiri dari bangkunya membuat Lentera jadi bingung.
"Lho kamu mau ke mana?"
"Ikut main!" balas Jemmi mengambil buku tugasnya yang baru di kerjakan tiga nomor.
"Tapi kan belum selesai, Jem!" seru Cordelia setengah berteriak.
Ia berdecak melihat temannya itu tak mengubris panggilannya dan bergabung dengan anak bandel yang suka bikin onar.
"Tadi orang sibuk malah minta di bantu! giliran di bantu malah kabur gitu aja! dasar Jemmi gila!" sungut Cordelia kembali memfokuskan mengerjakan tugasnya yang sempat tertunda karena mengajari Jemmi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Teen FictionNamanya Elang Langit Perkasa. Seseorang yang mampu membuat cewek tomboy seperti Lentera Cordelia Semenanjung menunggu hingga bertahun-tahun lamanya. Dia bukan hanya laki-laki yang mampu mencuri hatinya, pun laki-laki yang berhasil membuatnya sadar a...