Snowball Fight

2.3K 342 76
                                    

Semenjak kecil, Yooji selalu berpikir jika bahasa memiliki kaitan erat dengan imajinasi. Semua manusia —kecuali pengidap aphantasia— setidaknya akan membayangkan sesuatu saat membaca; seolah-olah tiap untaian kata akan tergulung ke dalam pita kaset sebuah film dan diputarkan secara otomatis ke layar khayalan di dalam kepala.

Yooji selalu menjadi penonton untuk imajinasinya; pihak pengamat yang tidak pernah terlibat dalam film di layar khayalannya. Setidaknya begitulah sampai akhirnya novel 'Amor Fati' yang entah bagaimana mensugestinya tanpa sadar ikut mengambil peran.

Novel itu tergeletak di samping Yooji yang sejak setengah jam lalu berbaring di atas kasur menghadap langit-langit kamar. Pikirannya tidaklah kosong seperti tatapannya. Justru ia tengah memutar ulang beberapa adegan dalam layar khayalan, mencari tahu alasan logis dibalik ajaibnya novel yang telah membuatnya merasa terhubung secara misterius dengan Karina.

Karakter Karina yang membenci musim dingin memang mengingatkan Yooji akan dirinya. Adegan klise saat Karina memberikan selimut kepada Winter di tenda pengungsian juga mengingatkan Yooji kala ia memberikan jaketnya untuk Minjeong yang kedinginan. Namun bagian yang terpenting; keputusasaan Winter untuk melanjutkan hidup mengingatkannya pada Minjeong yang kala itu memelas untuk membantu mewujudkan impiannya. Dan berkat permainan takdir, Karina berubah menjadi sosok penolong untuk Winter, sementara Yooji menjadi sosok penolong untuk Minjeong.

Meskipun kenyataannya paralelitas mereka tidaklah sebanding.

Karina jelas membuat perubahan yang signifikan dalam hidup Winter. Sedangkan Yooji tak lebih dari sekedar penghubung antara Minjeong dengan editor yang lebih pantas untuk membimbingnya. Bahkan sekalipun perusahaan penerbitan buku tempat Yooji bekerja merupakan salah satu yang terbesar di Korea Selatan, toh bukan berarti Minjeong bisa dipastikan akan mendapat kesuksesan instan sebagai penulis rookie. Jikalau pun ia salah, rasanya terlalu berlebihan menganggap dirinya sebagai 'sosok penolong' hanya karena peran kecilnya itu.

Namun satu hal yang mengganggu pikiran Yooji.

Apa alasan Karina yang sesungguhnya ingin menolong Winter?

Layar khayalan Yooji segera memutar bagian kala dirinya —yang sebagai Karina— menolak permohonan Winter. Tepat sebelum salju dunia luar menyirami remaja malang itu, Karina lantas menahan lengan Winter dan seketika mengubah keputusannya dengan alasan, "... Kamu secara kebetulan muncul di hadapanku tiga kali berturut-turut, jadi kurasa ini adalah tanggung jawabku untuk mencegah gelandangan di kota ini bertambah."

Yooji lantas teringat pertemuan pertamanya dengan Minjeong di kafe Gwanghwamun, tepatnya setelah diskusi mereka mencapai kesepakatan yang mengecewakan sang calon novelis. Minjeong yang hendak pergi tiba-tiba berhenti melangkahkan kaki lantaran lengannya dicegat oleh Yooji.

Saat itu Yooji seketika tersadar akan sikapnya yang tidak profesional. Menolak klien hanya karena didasari oleh ketidaksukaan terhadap musim dingin dan sentimen pribadi sungguh keputusan yang tidak bijaksana. Maka dari itu ia sengaja memperkenalkan Minjeong pada Ning Yizhuo dan mentraktir gadis itu segelas green tea latte sebagai permintaan maaf secara tersirat.

"Jika dipikir-pikir, aku dan Karina memang sama-sama kurang ajar. Tapi tiap kali berbuat kebaikan, setidaknya aku selalu punya alasan yang masuk akal. Sama sekali berbeda dengan Karina yang sepertinya suka bersikap sok heroik." Yooji bermonolog.

"Membayar biaya rumah sakit untuk seorang pengungsi? Memberi napas buatan saat orang itu hampir mati? Memberi tempat tinggal secara cuma-cuma lantaran didorong oleh empati? Yang benar saja. Kalau aku jadi dia, mustahil aku membuat keputusan seperti itu."

Yooji bangkit untuk duduk, menoleh ke samping, mengamati buku yang telah membuatnya overthinking.

Aku dan Karina berbeda. Bahkan sekalipun Karina punya alasan dibalik semua tindakannya, aku dan dia tetap berbeda.

UNFREEZE [jmj]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang