feel

486 73 18
                                    

Tromso, 1 Januari 2012

Terhitung nyaris seminggu telah berlalu semenjak Karina dan Winter tinggal di bawah naungan atap yang sama. Dan selama itu pula Winter harus belajar menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan Karina —di rumahnya yang terlampau luas untuk ditinggali oleh dua orang itu.

Di suatu hari pukul delapan pagi, Winter dibangunkan dari tidur nyenyaknya oleh aroma masakan yang menggugah selera. Lalu saat ia memutuskan untuk turun ke lantai bawah, ia menemukan dua porsi fårikål sudah terhidang di atas meja makan dengan Karina —yang telah lengkap mengenakan seragam— tengah memasak, berdiri membelakanginya.

Pada awalnya Winter hanya terduduk canggung di meja makan menanti Karina selesai sehingga mereka bisa menyantap sarapan bersama-sama. Namun, diam-diam ia berencana untuk bangun lebih awal keesokan harinya, membuat Karina yang baru saja mengambil teflon terheran menaikkan sebelah alis.

"Ajari aku memasak makanan Norwegia," ucap Winter. Karina tak menjawab, tapi ia membiarkan Winter berdiri di sebelahnya selama memasak untuk mengamati.

"Ini namanya Matpakke. Aku biasa membawa ini untuk bekal makan siang di kantor."

Winter manggut-manggut sembari masih memperhatikan apa yang dilakukan Karina. "Jadi hanya perlu menumis daging, lalu menyiapkan tiga lembar roti gandum dan keju?" Tanya Winter yang segera ditanggapi sebuah anggukan. "Lalu untuk apa tiga telur itu direbus?" Tanyanya lagi.

Karina melirik sesaat. Satu alisnya nampak terangkat. "Ya... tentu saja untuk dimakan."

Mendengar balasan yang terdengar sarkas tersebut, Winter sontak tertawa. Teringat kejadian di kantor polisi, tepatnya adegan absurd saat Karina menyodorkan sebutir telur rebus di hadapannya seolah-olah berpikir Winter menawarkan diri mengupaskan cangkang telur untuknya.

"Sesuka itu dengan telur, ya?"

Karina tak menjawab. Namun Winter sudah hafal betul bahwa diamnya Karina itu berarti sebuah jawaban 'iya'.

Maka dengan demikian semenjak hari itu, Winter selalu terbangun pukul tujuh pagi untuk mengambil peran di dapur; memasak sarapan serta bekal makan siang untuk Karina. Mungkin orang lain akan berpikir bahwa Winter secara tak langsung sengaja dimanfaatkan untuk menjadi diperbudak di rumah Karina. Namun Winter tak peduli, ia melakukan itu semua justru dengan senang hati.

Karina biasanya berangkat kerja pukul 9 pagi dan pulang pukul 9 malam. Dan selama Karina tak ada di rumah, Winter kebanyakan menghabiskan waktunya di dalam perpustakaan besar milik Karina untuk mempelajari bahasa Norwegia.

Pada awalnya Winter tak begitu merasa terdesak ingin cepat-cepat fasih berbahasa Norwegia sebab dirinya tak memiliki kendala komunikasi apapun dengan Karina yang fasih berbahasa Inggris. Ia pun percaya bahwa kemampuannya berbahasa Norwegia akan terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Namun satu-satunya hal yang memicu keinginannya waktu itu hingga sampai saat ini adalah kejadian di Kantor Polisi, tepatnya hari di mana Karina menemaninya untuk mengurus kewarganegaraan baru. Di sana ia bertemu dengan rekan kerja Karina yang bernama Yena.

Yena merupakan pemudi yang ceria dan humoris sehingga Winter dibuat tak merasa canggung sama sekali saat mereka berkenalan. Namun setelah ia selesai berbincang dengan Winter, ia tampak mengatakan sesuatu dalam bahasa Norwegia kepada Karina dan seketika membuat pemudi bertubuh jangkung itu jengkel. Karina pun menjawab dengan sengit dalam bahasa Norwegia pula sehingga malah berujung menjadi perdebatan dengan Yena. (Atau mungkin lebih tepatnya terlihat seperti Karina yang berusaha mengatur tempramennya lantaran Yena yang tak kunjung puas menggoda dan menertawainya —entah karena apa alasannya).

Winter merasa tak nyaman. Selama berdebat, Yena dan Karina sempat beberapa kali curi pandang padanya. Winter sama sekali tak paham apa yang mereka katakan, namun ia sempat menangkap beberapa kata yang familiar. Seperti 'kysse' yang artinya ciuman, serta 'CPR' yang merupakan istilah medis dalam pertolongan pertama gawat darurat. Dan dengan menghubungkan pengetahuannya yang terbatas dengan beberapa hal yang sudah terjadi, tampaknya kedua pemudi berseragam polisi itu tengah membahas kejadian tatkala Karina menolong dirinya yang sekarat.

UNFREEZE [jmj]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang