Part 6.| Bertemu dengan Pangeran dan Putri.

12 12 0
                                    

Jangan lupa Vote and komen mu sobat! Selamat membaca!😁🙏🏻

Keesokan harinya....

Pagi ini, tentunya dikamar tercintaku. Aku sedang mengeringkan rambutku didepan meja riasku.

Jika kalian bertanya, apakah semalam aku kembali tidur dengan Areez? Jawaban nya.....

Tidak!

Bukan, bukan karna Areez tidak datang ke kamarku. Melainkan karna aku yang mengusirnya dengan cara kasar.

Yaitu....

Menendang Burung berharganya.

Memang Terdengar Sadis.

Tapi aku tidak ingin tidur lagi dengannya.

Walaupun dia suamiku.

Tiba-tiba saja, pintu kamarku diketuk oleh seseorang. Yang sudah kuyakini jika itu Areez.

"Masuk!" sengaja aku berteriak agar Areez bisa mendengarnya.

Mendengar perintahku tadi, Areez segera memasuki kamarku.

Dari lirikan mataku, kulihat dia langsung duduk dikasur kesayanganku.

"Ada apa kau kesini? Ingin membuat masalah lagi?" ketusku, sambil terus melanjutkan kegiatanku yang sempat tertunda.

"Tidak. Aku kesini hanya diperintah Yang mulia Ratu agung, untuk menyuruh mu berdandan." Mendengar ucapan Areez, aku segera berbalik badan, menatap dirinya.

"Untuk apa?"

"Untuk Menyambut Pangeran dan Putri Kerajaan dari perang di perbatasan."

Deg!

Aku langsung terdiam.

Kenapa dia harus kembali?

"Baiklah! Aku akan segera bersiap!"

******

Setelah memakai pakaian yang menurutku Cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah memakai pakaian yang menurutku Cantik.

Aku segera keluar dari kamarku.

Sebenarnya aku kurang suka memakai baju bergaun seperti ini. Tapi apa boleh buat? Aku sekarang sudah menjadi Ratu. Dan yang pasti harus memakai baju yang elegan dan berkelas.

Terlalu berlebihan.

Disaat aku membuka pintu, langsung saja ada yang menghadangku.

Siapa lagi kalau bukan....

Pembantu baruku.

Ya.

Setelah menjadi Ratu, aku telah diberikan banyak pembantu yang ditugaskan untuk melayaniku.

Bahkan, sekarang aku tidak tinggal diistana utama lagi, melainkan di istana utara, tempatku tinggal sekarang.

Ibu dan Ayahku, tetap tinggal diistana utama.

Jane, itu lah nama pembantu baruku.

Aku lebih dekat dengan Jane, dibandingkan dengan pembantu wanita lainnya.

Terlihat dia yang memegang satu mangkuk dikedua tangannya. Seperti biasa, dia akan menyuruhku untuk mencicipi masakan miliknya.

"Yang mulia, tolong dicicipi. Beritahu saya jika ada yan--"

Kuputar bola mataku malas, lalu segeraku potong ucapannya.

"Jane, kau lupa? Jika aku akan menuju istana utama untuk penyambutan Pangeran Eric dan Putri
Miranda! Jadi tolong, berhenti!"

"Tapi Yang mulia...."

Aku langsung melengos pergi, meninggalkan Jane yang masih memegang mangkuk sup sayur nya itu.

*******

Baru saja aku duduk disinggasana kerajaan, Terompet pertanda kedatangan Pangeran Eric dan Putri Miranda, sudah dibunyikan.

Semua pelayan yang berjejer rapi di sebelah kanan dan kiri segera membungkuk untuk memberi hormat kepada Pangeran Eric dan Putri Miranda yang berjalan dengan percaya diri menuju singgasana yangku duduki.

Tidak disengaja, kedua bola mata kehijauanku langsung bertemu tatap dengan Eric. Tapi, itu hanya berlangsung sebentar karna aku langsung mengalihkan pandangan kearah Putri Miranda.

Kulebarkan senyuman indahku, untuk Miranda, Sahabat terbaikku.

Sudah 1 tahun lebih aku tidak bertemu dengannya, karna dia harus bertarung dengan Eric dan pasukan lainnya, untuk melawan kerajaan Chearlotte.

Keduanya langsung berjongkok, dengan menumpu satu kaki, dan satu kaki lagi ditekuk, dihadapan Aku dan Areez.

"Pangeran Eric, dan Putri Miranda. Selamat datang kembali ke istana Martanesia. Sebuah penghargaan besar untukku karna kalian berdua bisa memenangkan perang, dalam satu tahun terakhir." Areez langsung menyambut keduanya dengan pujian, tapi wajahnya tetap saja menampilkan wajah dingin.

Aku masih heran, kenapa dia denganku bisa menyebalkan sekali, sedangkan dengan semua orang? Dia hanya akan bersikap dingin.

Tidak waras.

Pangeran Eric mengangkat wajahnya, menatap Areez.

"Terimakasih dengan pujianmu, Yang mulia Raja. Aku merasa tersanjung dengan pujianmu!"

Entah perasaanku saja atau bagaimana, jika Eric bukan balik memuji Areez, tapi lebih seperti terkesan menyindir.

"Baiklah, karna kalian sedang lelah. Kuberi izin untuk kalian berdua beristirahat dikamar."

"Baik, Yang mulia." keduanya mengangguk dan menjawab bersamaan, lalu keduanya segera bangkit dan pergi menuju kamar.

Sebelum Eric pergi, dia kembali menatap ku. Dalam tatapannya itu, tersirat jika dia sangat merindukanku.

Tapi aku langsung memutuskan kontak mata kami, aku tidak ingin berurusan lagi dengan dia.

Apalagi aku juga sudah menjadi istri Areez.

Tidak akan pernah!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Waduh! Ada hubungan apa nih Rora sama Eric sebelum nya? Kuy baca kelanjutan nya!

See you next part!😉👉

King Of The Queen Fantasy (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang