Bayu saat ini sedang berada di atas balkon kamarnya yang sedang memaikan gitar kesayangan miliknya. Sesekali pria itu bernyanyi pelan dengan petikan petikan alunan gitar yang dirinya mainkan. Angin yang berhembus dan menerpa kulit putihnya itu tidak mengurungkan ia untuk beranjak dari tempatnya. Ia memejamkan matanya kala angin semilir menerpa wajahnya begitu kuat, malam ini sangat dingin dan indah walau terangnya bintang tak memunculkan dirinya itu.
Namun disaat dirinya memejamkan matanya, ia malah teringat sesuatu yang terjadi di malam akhir akhir ini yang selalu membuatnya tersenyum tak jelas. Membayangkan betapa ia memeluk tubuh seorang wanitanya itu membuat pikirannya kemana-mana. Apalagi dirinya sudah melakukan bersama wanitanya itu berkali kali, entahlah saat dirinya melihat wanita itu. Dirinya malah terpesona akan aura gadis yang dipancarkannya itu.
Malam ini membuat perasaan bayu sangat senang.
Bayu berjalan kearah pagar pembatas balkon itu dan menatap langit langit gelap diatasnya. Lalu menghembuskan nafasnya pelan, matanya tak henti henti menyapu kearah sekitar halaman rumahnya. Hingga matanya menangkap seseorang sedang berdiri yang diyakni sedang memperhatikannya itu. Matanya sulit untuk menajamkan siapa seseorang itu karena orang itu berdiri di pohon yang sangat rindang dan ditempat yang tidak ada pencahayaan. Namun, bayu bisa mengetahui itu karena tubuh orang itu terlihat dari bayangan yang tak jauh dari tempat orang itu.
Tak ambil pusing, bayu segera masuk kedalam kamarnya mengingat kini jam sudah menunjukan pukul 22.30, dan waktunya untuk segera tidur.
Hingga saat dirinya masuk dan mematikan lampu kamarnya, dirinya memastikan apa seseorang itu akan pergi atau tidak. Benar dugaannya, seseorang itu pergi meninggalkan area gelap itu, bayu tak tahu siapa orang itu sebenarnya. Mengapa orang itu terus memperhatikan dirinya sedari tadi.
Bayu berdecak, "Sudahlah, lebih baik aku tidur!"
•••••••••
Bayu kini sedang berada disekolahnya, mengingat jika hari ini Avanda - sepupunya akan pindah sekolah disini. Ia bukan tak suka Avanda pindah ke sekolah ini, namun dirinya sangat takut jika terjadi sesuatu yang bisa membahayakan nyawa Avanda. Ia berjalan kearah koridor dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku, namun baru saja beberapa langkah memasuki area lapangan sekolah yang menuju koridor sekolah ia mendengar teriakan teriakan para ciwi ciwi sekolah ini.
"Gila bayu tampan banget"
"Bayuu, ayo jadi pacar gue!"
"Yatuhan, mimpi apa gue semalem lihat cowok seganteng bayu"
"Kyaaa! Jodoh gue!"
Bayu bergidik ngeri saat telinganya menangkap salah satu teriakan maut yang terlontar dari cewek yang berpakaian sangat ketat itu. "Kyaa jodoh gue". Bayu berdecih pelan mendengar kalimat itu, jangan harap jika dirinya akan berjodoh dengannya. Jangankan berjodoh, kenal saja tidak.
Namun sedetik kemudian guratan wajahnya langsung berubah menjadi cowok yang murah senyum. Ciwi ciwi yang melihat bayu tersenyum kepada mereka itu pun lantas kembali teriak.
Lebay! Desis bayu dalam hati.
Bayu dengan cepat melesat pergi menuju lapangan basket karena ia lupa teman teman satu angkatannya itu pasti sedang menunggu dirinya disana.
Bayu mengusap peluh nya yang kini sedang membanjiri wajah dan tubuhnya itu. Ia sesekali berkipas menggunakan tangannya atau pun kerah kaos basket nya itu. Saat ini dirinya sedang duduk dibangku yang berada dipinggir lapangan basket itu.
Dengan nafas yang tersenggal senggal, dirinya menundukan kepalanya saat sinar matahari menyorot ke arah wajahnya itu. Duduk dengan siku tangan yang bertumpu pada pahanya dan kepalanya menunduk tak membuat pria bernama lengkap Bayu alvalexander nicholas itu mengurangi aura ketampanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker Girl
Mystery / ThrillerSebenarnya menjadi seorang stalker itu tidak enak. Semuanya harus serba rahasia, namun itu semua tak mengurungkan kegiatan seorang wanita bernama Belvanya Derixon. Ia seorang stalker girl setia ... Terdengar aneh mungkin , ... Namun yaa, itu semu...