14. BERSUMPAH

11 24 17
                                    

SPAM VOTE & KOMEN.

HAPPY READING!

°°°°°°°°°

Kini belva sudah berada dikamarnya, selepas pesta itu dirinya langsung meminta delvin untuk mengantarkan pulang karena mengingat waktu juga sudah larut malam dan dirinya tidak berani untuk pulang sendirian. Belva merebahkan sejenak tubuhnya, lalu dirinya menghembuskan nafasnya pelan.

Matanya menatap langit langit kamarnya dengan tatapan tanpa arti, tubuhnya merasa sangat capek namun tidak dengan pikirannya. Pikiran nya masih saja mengingat kejadian tadi saat pesta saat dimana bayu mencium rakus bibir milik cellyn.

Mengingatnya saja membuat dirinya ingin menangis, hati belva saat ini sedang kalut, ingin marah dan juga sakit hati kepada mereka. Namun, jika itu yang dirinya rasakan tak membuat mereka berpisah.

Bukan hanya mereka yang berciuman, dirinya juga melakukan hal yang sama dengan delvin. Namun itu semua bukanlah keinginan belva.

Belva menjadi kesal sendiri mengingatnya.

"Kak, kau benar benar penghianat!" Ucap belva kesal.

"Aku benci padamu! Sampai kapan pun, aku akan terus benci padamu! Suatu saat nanti aku akan membalas semua ini, kau menjadi orang pertama yang aku benci."

Bagai sumpah an, tiba tiba saja petir dari atas sana terdengar. Seolah olah ikut merasakan bagaimana perasaan belva saat ini. Belva menengok melihat jendela yang ternyata diluar akan hujan, dengan malas belva berjalan kearah jendela untuk menutup gorden yang sempat terbuka karena angin.

"Indah" Ucap Belva menatap langit yang memunculkan kilatan petir itu. Apakah belva sudah bodoh dengan hal itu? Lihatlah, malah dengan santai gadis itu melihat langsung petir dan kilat dibalkon kamarnya.

"Semua ini seperti perasaanku, mereka sedang bergemuruh layaknya perasaanku saat ini" Gumam nya sendirian.

"Huftt" Belva menghembuskan nafasnya kasar Lalu melangkah kan kakinya untuk kembali ke kamarnya karena mengantuk yang menyerang matanya.

°°°°°°°

Delvin pun sama seperti belva dengan melakukan hal yang sama. Namun bedanya sekarang laki-laki itu sedang duduk dibalkon ditemani dengan suara indahnya gemuruh petir dan kilatan itu yang seperti alunan music, pikir pira itu.

"Tuhan berpihak padaku saat ini" Ucap delvin lalu tersenyum merekah membayangkan apa yang tadi terjadi padanya dan juga gadisnya, belva.

Delvin menyambar sebungkus nikotin yang berada disampingnya tersebut lalu dengan cekat menyundutnya dengan korek api lalu mengisapnya dan tak selang beberapa detik nikotin itu mengeluarkan asap dari lubang hidung dan mulut pria itu.

"Apa aku harus berubah seperti biasa? Aku juga mulai lelah dengan perilaku disekolah belva dengan cara menjadi cupu. Itu membuatku muak, harus terus menerus mendengar cacian makian dari agatha" Kesal delvin tak lupa dengan decakan pelan dari bibirnya.

Delvin menyandarkan tubuhnya pada kursi kayu tersebut, matanya menerawang langit hitam yang akan segara turun derasnya hujan. Tangannya sedari tadi terus menerus bergerak seiring menghisap batang nikotin miliknya tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stalker Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang