"Papah sangat merindukanmu, margharetta." Ucap pria paruh baya itu sambil memeluk bingkai foto milik anaknya yang sudah delapan tahun tidak ia temui. Dirinya tahu, jika anaknya itu baik baik saja namun perasaan rindu pada anaknya semakin menjadi jadi jika netranya melihat foto anaknya itu.
"Kapan papah bisa melihatmu, sayang? Papah sudah sangat amat merindukanmu .."
Foto itu, foto dimana margharetta sedang tersenyum karena baru saja dirinya membelikan boneka favorite dia. Namun kejadian itu, kejadian yang dirinya perbuat membuat dirinya kehilangan anak kesayangan nya. Sungguh saat itu dirinya merasa sangat terpukul.
Umurnya yang sudah terbilang tua dan tubuh yang sering sakit sakit tan ini tidak bisa berbuat apa apa selain memimpikan jika suatu hari nantu dirinya akan bertemu wajah cantik anaknya.
Pria tua itu mengapus jejak air matanya yang entah kapan sudah mengalir disudut kelopak matanya, "Kapan kita bertemu, nak? Apa kamu tahu nak, jika ayah selalu bermimpi bisa bertemu denganmu"
"Uhuk, uhuk.."
"Bahkan disaat umurku sudah tua 'pun, kita belum ditakdirkan untuk bertemu .. kembalilah nak, kembali, ayah butuh kamu .." Gumamnya dengan memegang dadanya yang terasa nyeri.
Ya, pria tua itu adalah mrs. Jaexe alleandro miller. Pria tua yang sangat mengharapkan anaknya kembali dan bisa mengumpul bersamanya kembali. Pria tua yang entah kenapa menjadi sangat cengeng saat merasakan kerinduan yang menggebu gebu saat mengingat wajah anaknya 8 tahun yang lalu.
"Papah berharap, jika suatu saat nanti kita bisa bertemu diversi papah sudah sembuh nak"
•••••••••
"Arghhh" Erang belva memegang dadanya yang terasa nyeri. Entah ini kenapa yang pasti ini sangat sakit.
Belva memutuskan untuk duduk ditepi ranjang menetralkan nafasnya akibat rasa nyeri di dadanya. Bahkan ini sangat sakit. Ia tak mengerti pada dirinya, entah kenapa dirinya tiba tiba akan merasakan rasa nyeri di dadanya bahkan dirinya juga akan menangis secara spontan. Sungguh ini semua tidak masuk akal.
Matanya melirik kearah dinding guna melihat jam yang sudah menunjukan pukul 02.00 malam. Ia menghembuskan nafasnya pelan, rasa nyeri didadanya itu terkadang datang secara tiba tiba membuat belva berjerit menahan sakit.
"Kenapa ini sangat sakit? Bahkan aku tidak mempunyai sakit jantung" Gumamnya.
Hingga beberapa detik kemudian belva mengibakkan selimutnya dan berjalan kearah dapur untuk mengambil air mineral. Dirinya berjalan sambil memegang dadanya yang terasa nyeri itu.
Saat baru saja kakinya melangkah menuju pantry, tiba tiba tubuhnya berhenti saat mendengar suara seseorang yang sangat ia kenali. Karena rasa penasaran yang berada dihatinya begitu kuat, ia mencoba melihat siapa yang sedang berbicara tengah malam ini.
Matanya menangkap dua orang yang sedang duduk diruang tamu dengan televisi yang masih menyala. Kenapa kedua orang tuanya belum tidur? Pikirnya.
"Aku sangat kasihan kepada belva, Sayang" Ucap della kepada suaminya yang sedang asik menonton televisi.
Rivaldo mengerutkan kening, "Kenapa?"
Della menghembuskan nafasnya pelan lalu mematikan acara televisi membuat rivaldo membalik tubuhnya menatap istrinya.
"Apa kau lupa pada mrs jaexer? Dia sangat membutuhkan margharetta, sayang." Ucap della membuat rivaldo terdiam.
Belva yang mendengar itu pun menautkan alisnya tak mengerti, apa ia tak salah dengar? Mamahnya itu kasihan dengan dirinya namun menyebut nama margharetta. Siapa margharetta?

KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker Girl
Mystery / ThrillerSebenarnya menjadi seorang stalker itu tidak enak. Semuanya harus serba rahasia, namun itu semua tak mengurungkan kegiatan seorang wanita bernama Belvanya Derixon. Ia seorang stalker girl setia ... Terdengar aneh mungkin , ... Namun yaa, itu semu...