"Tidak! Jangan bunuh aku!"
Seorang wanita berusaha menjauh sambil menyeretkan tubuhnya di tengah jalanan. Dia menangis seraya berteriak penuh ketakutan karena ajalnya akan segera tiba.
Suara langkah kaki dibelakangnya terdengar seperti musik pengantar kematian. Seorang pria mengejar wanita yang berusaha melarikan diri itu berjalan begitu dingin. Meskipun penampilan wanita itu tidak bisa dikatakan normal lagi, ia sama sekali tidak memberi belas kasih padanya.
Tugasnya disini hanyalah menjaga keseimbangan.
Tangan berkuku runcingnya yang panjang itu terangkat, tanpa menunggu permohonan sang wanita itu dia langsung menebas kepalanya sampai terputus dari tubuhnya.
"Jennifer Ashton, vampire outcast berumur 32 tahun, kejahatannya memangsa banyak manusia sehingga dia menjadi vampire gila. Status saat ini mati terpenggal oleh Granger Bardic." simpul seorang pria berambut pirang pucat mencatat kejadian tersebut. Dia muncul dibalik kabut mengikutinya.
Tiba-tiba langkahnya terhenti ketika kepala wanita itu menggelinding dan berhenti tepat di depan kakinya. "Sialan kau, Granger! Bagaimana bisa kau membunuhnya sekejam itu?"
"Kota ini tidak pernah aman karena vampire gila, tentu saja kematian mereka harus setimpal dengan apa yang mereka perbuat."
Vampire outcast, atau bisa dikatakan vampire yang tidak sepenuhnya memiliki darah murni ialah makhluk yang sangat buas dan tidak bisa mengontrol rasa haus mereka. Dari hasil survey masyarakat saja, kasus manusia yang ditemukan dalam keadaan tidak dapat dikenali lagi sudah ribuan banyaknya. Semua itu merupakan ulah outcast yang merupakan vampir rendahan.
"Tapi sebagai dokter seharusnya kau meneliti spesies macam ini!" Pria berambut pirang pucat itu, yang tak lain merupakan kawan satu jenis seperti dirinya--vampire murni--menunjuk jasad Jennifer Ashton yang perlahan mulai menjadi abu.
"Dari awal melihat kondisinya, aku bisa menyimpulkan bahwa nona Ashton tidak dapat ditolong lagi."
Pria bersurai hitam seperti tirai malam, mata merah yang begitu intens seperti darah, dan kulit pucat seputih pualam. Granger Bardic. Vampire itu mengibas-ngibaskan tangannya yang masih basah karena darah segar. Kukunya segera memendek karena merasa tidak ada vampire gila yang wajib dilenyapkan lagi.
"Tsk! Bahkan darah mereka terasa menjijikkan." Granger segera memeletkan lidahnya dan memasang ekspresi mual ketika mencicipi darah di tangannya.
"Tidak ada yang menyuruhmu meminum darah outcast." Alucard mengerinyit lelah, dia menatap bosan Granger yang selalu mencoba darah vampire gila setiap kali mereka membunuh. Tetapi dia bisa mengerti alasan Granger melakukannya.
"Apa kau masih belum bisa memuaskan rasa hausmu?"
Granger menggeleng. Dia bahkan sudah mencicipi darah yang berada di rumah sakit tempatnya bekerja, tetapi tidak ada yang bisa membuat dahaganya terpenuhi.
"Mungkin kau membutuhkan mate."
Mata Granger menyipit mendengar perkataan asal Alucard. Seolah pria itu telah mengatakan hal konyol.
"Apa? Aku mengatakan sebuah fakta." Alis Alucard terangkat, tidak mengerti mengapa Granger justru terlihat tidak suka mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Witch of Vampire
FanfictionJudul sebelumnya: The Vampire & The Witch Sebagai salah satu vampire murni yang memiliki kemampuan istimewa, Granger sulit memuaskan dahaganya kala melenyapkan para outcast. Meskipun ledekan dari temannya dan tuntutan dari orangtuanya untuk mencari...