Terjadi keributan yang sangat luar biasa mengerikan di halaman istana.
Beberapa vampir tidak bisa ikut campur dalam perkelahian antar dua vampir murni yang tengah mengeluarkan emosinya. Ralat, mungkin hanya satu vampir murni yang sangat emosi sampai memukul habis-habisan vampir murni yang berusaha menangkis serangannya.
"Kupikir kau temanku."
BUG!
"Kukira kau akan memihakku."
BUG!
"Dan, sekarang kau menyembunyikan segalanya dariku?!" teriak Granger pada Alucard yang telah babak belur akibat hantamannya. Alucard dengan hidung berdarah menatap tajam vampir bersurai hitam yang menimpanya sambil memukulnya dengan keras.
"Bukankah kau menyedihkan? Baru mengetahui fakta kalau istrimu bukanlah vampir biasa?"
BUG!
Granger memukul Alucard lagi demi membungkamnya. "Tutup mulutmu sebelum aku melubangi kepalamu dengan peluru milikku.."
Alucard tertawa mendengar ancaman tersebut. Dia sama sekali tidak takut. "Sekarang aku merasa bersimpati pada Ruby. Membayangkan betapa beratnya dia menyembunyikan semua ini agar kau tidak membencinya."
"Apa maksudmu?" desis Granger marah. Dia sedang tidak ingin bermain tebak-tebakan saat ini. Tujuannya adalah melampiaskan amarahnya pada kawannya ini karena telah berani menyembunyikan fakta tentang Ruby yang merupakan penyihir.
Belum sempat Alucard menjawabnya, Granger sudah didorong oleh vampir lain.
"Hentikan, Granger Bardic!"
Miya menatap nyalang Granger yang sama sekali tidak terlempar meskipun telah didorong cukup keras olehnya. Dia membantu Alucard untuk berdiri. Meskipun kemampuan vampir bisa menyembuhkan dirinya dari segala luka, tapi tidak dipungkiri rasa sakit itu akan membekas. Alucard berhasil bangkit berkat bantuan Miya memapahnya.
"Jika kau ingin bertengkar, ini bukan waktu yang tepat untuk melakukannya!!" hardik Miya marah. "Jangan lupa kalau kau berada di istana, Granger!"
Granger menatap kepalan tangannya yang penuh darah. Darah milik Alucard yang ia pukul.
"Jangan salahkan apapun pada Alucard! Bukankah Ruby menghilang karena ketidakpedulianmu?!" seru Miya karena dia pun merasa frustrasi akan situasi yang dialami para klan vampir.
Beberapa petinggi lainnya yang mengetahui duduk permasalahannya kontan hanya bisa mengamati Granger dengan raut muka berbeda. Granger menghela nafasnya, ia memilih pergi dari halaman istana demi menenangkan dirinya sambil membaca buku.
Sejujurnya, ia merasa terluka mengetahui Ruby pergi menjauh darinya. Dia tahu Alucard tidak akan semudah itu membocorkan identitas Ruby mengingat bagaimana pria itu mengurung peri didalam toples. Tapi, ia hanya membutuhkan kepastian kalau Alucard tidak akan bermacam-macam.
Sekaligus melampiaskan emosinya yang selama ia pendam berhari-hari.
Mungkin dia akan meminta maaf pada Alucard nanti.
וו×
"Aku mempunyai banyak syarat yang ingin kuajukan padamu. Aku tidak akan bekerja sama dengan para Arcmage. Tapi, kau harus membantuku." ujar Moskov dengan tubuh bersandar pada pohon seraya bersidekap. "Bagaimana?"
Ruby memandang langit Darkoneia yang gelap. Terdapat banyak kelelawar berlalu lalang disana mengandalkan ekokolokasinya untuk terbang. Sepertinya para binatang itu sedang mencari sesuatu. Dia kembali memokuskan dirinya pada Moskov.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Witch of Vampire
FanfictionJudul sebelumnya: The Vampire & The Witch Sebagai salah satu vampire murni yang memiliki kemampuan istimewa, Granger sulit memuaskan dahaganya kala melenyapkan para outcast. Meskipun ledekan dari temannya dan tuntutan dari orangtuanya untuk mencari...