Granger melepaskan perban di tangannya, ia mendengarkan informasi yang disampaikan oleh kelelawar yang terbang mencari keberadaan Ruby. Seolah ada hologram di kepalanya, ia melihat interaksi Ruby dengan Moskov yang membuat ketenangannya memudar.
"Apa yang sebenarnya dia lakukan?" gumamnya melihat bagaimana Ruby berbicara dengan Moskov. Kemudian, werewolves itu langsung memeluk istrinya dengan erat.
Tangan Granger terkepal kuat. Dia tidak suka melihat wanitanya disentuh.
"Kendalikan emosimu, Granger. Apa kau ingin membuat masalah lagi di istana?"
Granger melihat Tigreal muncul dari pintu kamarnya, sepertinya calon kakak iparnya ini ingin mengatakan sesuatu.
“Ada apa?” tanya Granger skeptis. Dia tidak mau berdiam diri cukup lama disini. Perang masih berlanjut.
“Aku dengar dari ibumu, perisai yang melindungi wilayah para vampir dibuat oleh istrimu.”
Granger tak menyahut. Dia memang sudah mendengar kalau perisai yang melindungi wilayah klan vampir dibuat oleh Ruby. Tapi, ia tak pernah menyangka kalau perisai tersebut memiliki campur tangan dengan seorang penyihir juga.
“Benar. Ruby yang membuatnya.”
“Kabar buruknya, perisai itu mulai melemah. Vampir outcast pasti akan berkeliaran lagi menuju Bumi.” Lanjut Tigreal dengan serius. Granger yang mendengarnya kontan segera mengirimkan beberapa kelelawar memantau situasi di luar.
“Poin menariknya adalah bagaimana istrimu membuat perisai juga demi menghalangi vampir outcast agar tidak kehilangan kewarasan mereka.”
Granger menoleh kearah Tigreal yang tersenyum kepadanya. Dia termenung mendengar penjelasan dari calon kakak iparnya ini.
“Aku tidak tahu apa yang terjadi diantara kalian. Tapi, karena Natalia sedang tidak ada di tempat. Kuharap hubungan kalian baik-baik saja.” Tigreal memegang bahu Granger dan menepuknya pelan.
“Istrimu berjasa cukup banyak, aku sampai tidak tahu harus berterima kasih dalam bentuk apa karena dia sedang tidak ada disini.”
“Itu...”
Tiba-tiba terdengar suara keributan dari luar, Granger dan juga Tigreal sampai keluar menuju balkon demi melihat apa yang terjadi. Granger sampai mengeluarkan teropongnya demi melihat kondisi di sekitar medan perang.
Rupanya banyak vampir disana tengah dilumpuhkan oleh seseorang dengan helaian rambut pirangnya yang tergerai. Sabit besar itu membuat para vampir tak berkutik karena keberadaannya.
“Ruby...” gumamnya setengah tak percaya. Penampilan Ruby yang dilihat melalui teropongnya kini semakin berbeda. Ada aura yang membuat Granger kesulitan mendeskripsikan kata yang pantas untuk istrinya.
Tapi, sesuatu yang pasti tentu Ruby merupakan penyihir yang tidak biasa.
“Tigreal, aku pergi dulu sebentar.”
Tigreal yang masih kebingungan dengan apa yang terjadi di medan perang hanya mengangguk. Membiarkan Granger bergegas pergi setelah mengenakan pakaiannya dan melesat menuju tempat dimana Ruby sedang membuat kekacauan.
•••
“Witch.”
Ruby yang sedang memikirkan banyak spekulasi dalam pikirannya kontan menoleh. Blaze, spirit Api yang selalu menemaninya perlahan muncul di sampingnya.
“Para Arcmage membawa ratu mereka, ratu Alice ke Darkoneia. Saat ini mereka berada di perbatasan wilayah menuju ibukota.”
KAMU SEDANG MEMBACA
A Witch of Vampire
FanfictionJudul sebelumnya: The Vampire & The Witch Sebagai salah satu vampire murni yang memiliki kemampuan istimewa, Granger sulit memuaskan dahaganya kala melenyapkan para outcast. Meskipun ledekan dari temannya dan tuntutan dari orangtuanya untuk mencari...