Identitas Granger ada dua. Di dunia manusia, dia merupakan dokter. Tetapi saat dia berada di Darkoneia, Granger merupakan salah satu ksatria yang memiliki gelar Count Bardic. Pria itu dikenal sebagai vampir murni yang terlahir sebagai vampir es karena kemampuannya bisa membekukan lawannya.
Padahal hari ini Granger berniat mengambil stok darah di rumah sakit, sebagai vampir murni beraktivitas di waktu siang hari bukanlah masalah. Tapi efek sampingnya ia merasa malas, kekuatannya melemah dan dia menjadi sangat kelaparan. Namun insiden kalangan manusia mengatakan sempat terjadi penyerangan teroris di Bumi membuat dia mengurungkan niatnya.
Kini masalah baru mulai menghampirinya.
Darah gadis yang sempat terbunuh oleh outcast sebelumnya membuat dirinya candu.
Granger hanya ingin merubah gadis ini menjadi vampir, tetapi tidak menyangka timbul penasaran pada dirinya sehingga dia mencicipi sedikit darahnya.
Dan sekarang, ia tidak berselera menyantap darah vampir Slave lainnya yang sedang duduk menunggu Granger meminum darah mereka.
"Hei, hei! Aku dengar Granger punya mate!!" seru Miya yang masuk ke dalam kastil besar milik Count tanpa mengucapkan salam. "Hore, selamat untukmu Granger! Kau tidak akan perjaka lagi di umurmu yang ke-280 ini!"
Perkataan Miya sungguh tidak ada saringannya membuat Granger merasa pening.
"Aku yakin sebenarnya Granger sudah melepaskan keperjaka--uph!!"
Cukup Miya saja yang ia biarkan berbicara sembrono di rumahnya, tapi tidak dengan Alucard yang baru saja masuk mendengar kabar ini. Granger menghela nafasnya kemudian membuka pintunya lebar-lebar.
"Kalian bisa pergi." pinta Granger pada vampir Slave yang masih duduk. Beberapa pasang mata vampir tersebut merasa kecewa dan mengangkat kaki mereka dari kamar Granger.
"Dimana gadis itu, Granger?! Apa kau sudah menandainya?!" tanya Miya antusias. Begitu pula dengan Alucard yang sangat penasaran dengan mate yang Granger bawa dari dunia manusia.
"Belum. Aku baru merubahnya menjadi vampir karena kebetulan sekali..." Granger memandang langit malam dengan bulan purnama berwarna merah. "Sekarang memasuki bulan darah."
"Aku akan pergi melihatnya!!" Miya langsung tancap gas mencari keberadaan gadis yang berhasil meluluhkan hati Granger, notabene vampir yang jarang berdekatan dengan perempuan.
"Aku yakin kedua orangtuamu sangat senang mengetahui kau membawa pulang seorang perempuan."
Granger tidak mengelak pendapat Alucard karena memang hal itu benar adanya. Dia harus mendengar ocehan Peterson dan Grace, kedua orangtuanya yang tidaklah menua meskipun sudah bertahun-tahun lamanya mereka hidup bersama. Telinganya bahkan terasa sangat panas mendengar perkataan mereka bak kereta api yang tidak berhenti.
"Mereka bahkan tidak membiarkanku bicara." keluh Granger lelah.
Kedua pria itu keluar dari kamar Granger demi mengikuti Miya yang sudah pergi menuju kamar Ruby. Mereka melihat Miya sudah berceloteh cukup panjang membuat gadis yang baru saja menjadi vampir itu menatapnya bingung.
"Apa kau mau tau kisah bagaimana Cecilion dan Carmilla? Aku akan menceritakannya!"
Granger memegang kepala Miya agar perempuan itu berhenti menceritakan kisah dua sejoli itu. "Miya, berhenti."
"Ukh, Granger."
Ruby yang baru saja terbangun dari pingsannya hanya tersenyum kikuk. Mendadak ia merasa ngeri melihat tiga vampir disini sedang mengamatinya. Dia sudah mengenal gadis berkucir satu yang duduk disisi ranjangnya, tapi tidak dengan dua pria itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Witch of Vampire
Fiksi PenggemarJudul sebelumnya: The Vampire & The Witch Sebagai salah satu vampire murni yang memiliki kemampuan istimewa, Granger sulit memuaskan dahaganya kala melenyapkan para outcast. Meskipun ledekan dari temannya dan tuntutan dari orangtuanya untuk mencari...