:: 7 ::

116 18 24
                                    

Rapat kali ini sedikit berbeda.

Itu karena Granger datang bersama Ruby ke istana. Keterlambatan Granger sudah membuat Aamon jengkel dan sekarang ia harus melihat gadis asing yang ikut rapat bersama Granger.

"Kenapa kau membawa perempuan kesini, Granger?" sindir Aamon dengan sinis.

"Ahem! Aku juga seorang perempuan, tuan Duke." deham Silvanna yang mengundang tawa tertahan dari beberapa petinggi rapat hari ini.

"Maaf atas keterlambatanku, Yang Mulia." Sapa Granger pada Silvanna yang duduk di kursi utama meja besar. "Aku berniat membawa calon pengantinku, Ruby ikut serta dalam perang, dia akan membantu sebagai partner Count Bardic."

Seluruh vampir yang mendengar ide Granger sontak menatapnya tidak setuju, terkejut, bahkan ada yang marah.

"Mustahil!"

"Perempuan tidak boleh ikut berperang sebelum menikah!" timpal Alucard merasa rencana yang Granger lakukan itu cukup nekad disaat perang mulai dekat.

"Maka dari itu, aku akan menikahinya malam ini." sahut Granger yang menimbulkan ruang rapat itu menjadi riuh.

"Hanya ini strategimu?" tanya Aamon tajam. Terlihat sekali ia sangat tidak senang mendengar rencana lelaki itu.

Tigreal tergelak melihat respon Aamon, ia merangkul pria beranting itu sambil menepuk punggungnya. "Astaga! Apa kau iri karena Granger mendapatkan gadis manis di tengah waktu yang teramat sempit ini?"

Granger tersenyum tipis mengetahui kakak iparnya memihaknya, ia menggenggam tangan Ruby yang hanya terdiam mendengarkan sisa rapat ini. Dia menemukan putri vampir sedang duduk di ujung meja. Raut mukanya terlihat masam setelah mendengar Granger mengumumkan pernikahannya.

'Apa putri vampir menyukai Granger?' pikirnya setengah menerawang. Dia melirik Granger yang masih membicarakan strategi perang bersama petinggi lainnya.

Jika Ruby ikut serta dalam perang, pasti klan Vampires akan mengetahui siapa dirinya. Hal itu akan menjadi sebuah masalah karena pasti Granger akan menghadapi kemarahan dari beberapa petinggi vampir disini.

Gadis itu menunduk sambil memandang sepasang sepatunya, dia harus mengatakannya lebih dulu pada Granger. Sebelum semua vampir disini mengetahuinya.

Tapi kalau Ruby mengatakan identitas aslinya, apakah Granger tetap ingin bersamanya?

🔸🔸🔸

Sosok dua siluet orang keluar bersama dari kastil Aberleen, beberapa penduduk di sekitar tidak ada yang memerhatikan penampilan aneh mereka. Seolah terhalang kabut, kedua orang tersebut berjalan melewati kota dengan tenang. Selena menggunakan sihirnya agar orang-orang tidak ada yang memerhatikan penampilannya yang sudah berantakan.

"Pada akhirnya kau menggunakan sihirmu juga." sindir Moskov, ia bertelanjang dada karena ia memberikan pakaiannya untuk Selena. Sedangkan, gadis disampingnya baru saja mengalami kejadian traumatis dalam hidupnya. Dia merapatkan pakaian yang Moskov berikan demi menyembunyikan gaun panjangnya yang telah compang-camping.

"Kau tidak mencari.... gadis yang bertemu denganmu?" tanya Selena dengan nada gemetar. Dia menenangkan dirinya karena dirinya sudah aman dan keluar dari kediaman Baron Dracula.

"Tutup mulutmu!" sinis Moskov jengkel. "Ini sudah malam, tentu saja gadis itu tidak akan menungguku. Kau seharusnya bersyukur, kalau bukan karena gadis itu mungkin kau akan menikmati malam yang paling mengerikan hari ini."

Selena terdiam sampai mereka tiba di tempat persembunyiannya. Dia tidak menyangka bahwa vampir yang berada di bawah kekuasaan Duke Paxley merupakan sosok yang suka meniduri banyak perempuan.

A Witch of VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang