"Aku tidak menyangka kau akan melangsungkan pernikahan secepat ini."
Peterson Bardic, ayah dari Natalia dan Granger itu sedang menatap putra satu-satunya yang berdiri menghadapnya. Dia agak terkejut mendengar alasan kedatangan Granger menemuinya ialah mengumumkan tanggal pernikahannya dengan Ruby.
"Lebih cepat lebih baik, lagipula kalau Ruby menjadi bagian keluarga kita. Dia bisa ikut berperang menghadapi klan Werewolves."
Pria bersurai putih seperti warna bulan purnama sedang menautkan kedua tangannya di atas meja. "Idemu tidaklah buruk. Tapi melangsungkan pernikahan di tengah kekacauan ingin berperang bukanlah jalan yang terbaik."
"Aku tahu, maka dari itu sebaiknya kita mengadakannya cukup sederhana. Setidaknya ritual dimana aku telah menandai Ruby, aku tidak akan pusing lagi mencari darah ke dunia manusia."
Peterson memandang Granger sedikit menerawang.
"Sudah mulai perlahan melupakan Sheena?"
Tubuh Granger menegang mendengar nama itu, ia memandang ayahnya dengan datar. "Sudah lebih dari 10 tahun lamanya aku tidak bertemu lagi dengannya, jika itu yang Sheena inginkan. Aku akan berusaha melupakannya."
Peterson yang melihat keyakinan dari sepasang iris merah milik Granger memilih menghargai keputusan putranya. "Baiklah, aku akan mengirim surat pada gereja untuk mendatangkan pendeta demi meresmikan pernikahan kalian."
"Terima kasih, ayah."
Setelah itu Granger keluar dari ruang kerja ayahnya, ia membuang nafasnya dengan perasaan gundah. Sheena. Tidak mungkin Granger melupakannya semudah itu.
Gadis yang merupakan manusia, namun memiliki aura seperti penyihir itu pernah memiliki hatinya.
'Tidak menemukan jejak apapun mengenai Sheena?'
Ketika Granger bertanya melalui pikirannya, muncul beberapa embun mendekat padanya. Vìz, spirit air menjawab panggilannya.
'Maafkan aku, tuan. Aku tidak menemukan informasi apapun lagi mengenai nona Sheena.' sahut Vìz dari percikan embun membentuk kristal es mengelilingi Granger.
Granger melangkahkan kakinya menuju perpustakaan, dimana ia sangat suka membaca buku. Apalagi yang mengenai elemen seperti spirit air, namun ia tidak pernah melihat spirit lainnya. Dia hanya akrab dengan spirit air karena di masa ayahnya berperang, spirit air selalu menemaninya. Namun, spirit air milik ayahnya telah mati karena perang dan melahirkan Vìz yang sekarang mendampinginya.
Meskipun ia cukup dekat dengan Vìz, entah mengapa Granger merasa roh air ini cukup tertutup. Dia tidak bisa mengorek informasi cukup dalam karena Vìz bukanlah roh yang suka berbicara banyak. Satu-satunya yang bisa membuka mulut roh ini hanyalah klan Witch, karena spirit manapun hanya akan patuh pada penyihir yang lahir karena kebaikan Bumi.
Sesampainya ia di perpustakaan, Granger menemukan dua kantung berisi darah di atas meja belajarnya. Pasti Alucard sengaja meninggalkannya untuk dirinya makan. Granger merasa bersalah seandainya ia meminum darah Ruby lagi jadi ia sempat meminta pada Alucard yang sedang berada di dunia manusia demi melenyapkan para outcast jahat untuk membawakannya darah.
Granger memiringkan kepalanya sesaat menyadari ini sudah waktunya jam makan. Dia harus menemui Ruby demi memberikannya darah lagi.
××××
Ruby tersenyum masam mengingat Natalia dan Grace langsung menemuinya hanya menghujaninya dengan pekikan riang mendengar Granger akan menikahinya. Natalia berkata bahwa ia cukup lega akhirnya adiknya yang sad boy telah membuka hatinya dan Grace langsung meminta para vampir Slave menyiapkan bahan yang terbaik untuk gaun pernikahannya nanti.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Witch of Vampire
FanfictionJudul sebelumnya: The Vampire & The Witch Sebagai salah satu vampire murni yang memiliki kemampuan istimewa, Granger sulit memuaskan dahaganya kala melenyapkan para outcast. Meskipun ledekan dari temannya dan tuntutan dari orangtuanya untuk mencari...