01 : Malam yang membingungkan

3.2K 243 35
                                    

Juni duduk sendirian di meja salah satu bar ternama di daerah Bastille

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Juni duduk sendirian di meja salah satu bar ternama di daerah Bastille. Sebuah daerah di tengah-tengah gemerlap kota Paris. Penampilannya sungguh cantik dan menawan, juga seksi. Caranya menempelkan bibirnya ke bibir gelas seperti sedang bercumbu. Ya dia mabuk.

Namun beberapa pria memanfaatkan kesempatan itu dengan mencoba menariknya ke lantai dansa dan berniat membuat Juni berakhir di ranjang kamar hotel. Tetapi, pria-pria itu bahkan wanita ... tidak ada yang menarik. Semuanya terlihat jelek bagi Juni.

Juni sempat tergoda untuk menari dengan salah seorang pria bertubuh padat dengan lengan yang berisi. Penampilannya cukup bermode. Dia juga harum. Tetapi saat pria itu memegang pantatnya, Juni mengumpat dan mendorong pria itu lalu balik ke mejanya sambil marah-marah dalam bahasa Korea.

Benar-benar kesal. Juni menenggak lebih banyak lagi liquor sampai dia tidak bisa menghitung jumlah jemarinya sendiri. Dia menyeringai seperti tolol lalu tertawa tanpa tau entah apa yang lucu saat melihat tiba-tiba barista di depannya punya dua kepala. Dia mencium tutup botol dan menjilat-jilat ujungnya membayangkan sedang memakan eskrim vanilla.

Tepat saat lagu Wonderful Tonight by Eric claption terputar separuh, seorang pria menghampirinya dengan segelas Tequilla di tangannya yang indah. Wajahnya Asia. Alisnya tebal menaungi mata bulan sabitnya yang mengagumkan. Bibirnya tampak serasi dengan hidungnya yang mancung dan indah.

Dahi Juni sudah menempel di permukaan meja, terpaksa mengangkat kepalanya dan memasang wajah tak suka.

"Sialan! Aku sudah bilang jangan ganggu aku!" umpatnya galak.

"Kau Yoo Juni?" pria itu duduk di sampingnya tak peduli ancaman itu. Apa sih yang bisa dilakukan seorang wanita mabuk?

"Ya. Aku Juni, Yoo Ju-ni si perancang busana terkenal. Kenapa? mau minta tanda tanganku?"

Pria itu tersenyum tipis. Dia tertawa sambil meneliti Juni dari atas ke bawah. Juni mengenakan gaun berkerah Sabrina. Sehingga memperlihatkan pundaknya yang mulus seputih susu. Dari tubuhnya menguar aroma mawar. Dae menatap wajahnya seksama. Saat Juni hendak meraih gelasnya, si pria menahannya. "Kau sudah mabuk."

"Aish! Pergi saja!"

"Apa kau tau beberapa pria sudah akan bersiap memperkosamu dan menarikmu dari sini?"

"Termasuk kau?" Pipi Juni menempel di meja lagi. Dan memandang si pria dalam posisi itu. Lalu dia seolah terkesima. "Kau ..." matanya memicing. "Kenapa ... kenapa ..."

"Ya?" alis pria itu terangkat sebelah.

"Kau tampan sekali." Tiba-tiba Juni mengangkat kepalanya. Tatapan curiga Juni, berubah menjadi tatapan penuh kekaguman. "Ya Tuhan kau tampan sekali, Sir."

"Aku tau, Juni."

"Eh ... eh ... kau tau namaku?"

"Aku sudah menanyakanmu tadi."

 I Hate To Love You [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang