PROLOG

1K 48 21
                                    

Pagi ini Arsenio harus kembali menghadapi kebiasaan Sky yang paling ia tidak sukai.

Bangun kesiangan, dan harus mencari alasan yang terdengar masuk akal, yang sekiranya mampu membuat Client mereka siang ini tak terlalu kecewa, karena ternyata Artis yang mereka ajak bekerja sama kali ini tak dapat dikatakan cukup Profesional untuk ukuran Artis papan atas.

Tapi itu akan kita serahkan kepada Arsenio, biarkan dirinya yang berpikir bagaimana baiknya, selaku manager dari Sky.

Karena di belahan bumi yang lain, Sky tengah menghadapi mood-nya yang sudah berantakan karena tidak menemukan satu pun bungkus kopi kemasan demi menghalau kantuk dan pening kepalanya yang timbul sejak bangun tadi di dalam dapur Apartemen-nya.

Iya, Sky tahu sekali bahwa hal di atas lagi-lagi adalah ulahnya sendiri. Bukan apa-apa, tapi memang seharusnya sudah seminggu yang lalu ia kembali mengisi lemari penyimpanannya agar tak perlu kehabisan seperti pagi ini.

Maka dengan kekacauannya pagi ini, Sky melajukan Harrier-nya dengan kecepatan rata-rata dan bergegas menghampiri sebuah pemberhentian di dalam jalan tol agar dapat menemukan kopi pagi-nya dengan segera.

Sky memang begitu adiktif dengan kafein. Sehari saja tidak mengonsumsi minuman tersebut, segalanya akan bisa saja salah. Tapi tenang, Sky tahu betul apa yang harus diimbangi dengan kebiasaannya yang cukup buruk itu.

Sky meraba dashboard yang tak jauh dari jangkauannya yang masih terduduk di atas bangku Pengemudi. Mencari-cari sesuatu yang ia butuhkan untuk sekedar melengkapi penampilannya yang terlalu kentara bahwa dirinya adalah seorang Penyanyi terkenal.

Arsenio bisa saja memenggalnya hidup-hidup jikalau ia tak meng-indah-kan peringatan laki-laki itu tentang menutup sebagian wajahnya ketika berada di tempat umum seperti ini, mengingat betapa khas-nya wajah manis milik Sky.
Arsenio bahkan berani bertaruh, bahwa Sky dikenal Masyarakat secara luas walau bukan bagian dari Penggemar suara laki-laki itu. Karena Sky bukan hanya seorang Penyanyi, beberapa iklan Televisi juga sering dibintanginya, jadi pasti lah wajahnya akan sangat familiar.

Dengan hanya mengenakan T-Shirt berwarna putih dan celana Jeans berwarna biru muda, sepasang sepatu formal dan tak lupa kacamata hitamnya, Sky memutuskan turun dari kendaraannya itu dengan hanya berbekal ponsel, karena lagi-lagi ia tak memiliki uang cash di dalam dompetnya yang tipis.

Dengan hanya mengenakan T-Shirt berwarna putih dan celana Jeans berwarna biru muda, sepasang sepatu formal dan tak lupa kacamata hitamnya, Sky memutuskan turun dari kendaraannya itu dengan hanya berbekal ponsel, karena lagi-lagi ia tak memiliki ua...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sky melangkah sangat ringan dengan kedua kakinya yang jenjang. Membayangkan sebuah asupan yang akan diterimanya pagi ini sungguh membuat mood-nya seketika naik dan ceria.

"Caffe Americano dan Freshly Brewed Coffee, masing-masing 1." Pesannya kepada seorang Pelayan. Sky lalu mengeluarkan ponsel-nya ketika Pelayan tersebut menyebut total nominal belanjaannya dan mengarahkan kamera ponsel-nya ke arah Barcode pembayaran yang telah disediakan.

Segalanya begitu lancar, sebelum akhirnya Sky mendengar sebuah suara sedikit ramai dari arah belakang tubuhnya yang masih berdiri dengan tinggi menjulang.

L. O. V. E - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang