Unnamed Lunch

386 40 23
                                    

Seperti pagi-pagi sebelumnya, Lusiana sudah sibuk sekali menyusun rencana kerja untuk ia informasikan kepada Jarvis. Dengan sebelah tangan sedang menulis sesuatu di atas permukaan whiteboard berukuran sedang yang terpasang di dekat pintu masuk ruang kerja Jarvis agar memudahkan Jarvis me-re-check jadwal-nya hari ini, dan tangan yang satu lagi tengah memeluk sebuah iPad berisikan jadwal kegiatan yang telah ia susun dengan sangat rapi dan menggunakan skala prioritas, berdasarkan urutan surat masuk dan berdasarkan tingkat kepentingannya, yang juga telah ia bagikan kepada Jarvis melalui e-mail.

Lalu tak berapa lama kemudian, Jarvis tiba pada pukul 9 kurang, langsung membuka-buka pekerjaan-nya yang anehnya masih saja menumpuk, tak peduli setiap hari rasanya sudah ia kerjakan hingga habis.

"Hari ini ada jadwal bertemu dengan Pemilik perusahaan selai yang kemarin Bapak take over, Pak."

Jarvis hanya menganggukkan kepalanya, membolak-balik sebuah berkas yang bersangkutan dengan apa yang disampaikan oleh Lusiana. "Janji dengan orang-orang Advertising untuk iklan selai ini sudah dijadwalkan?"

"Sudah, Pak. Minggu depan sekalian dengan briefing plan yang Direksi ajukan kemarin."

"Kamu sudah lihat bagaimana briefing plan-nya?"

"Sudah, Pak."

"Menurutmu bagaimana?"

"Apabila team Advertising mampu mengimplementasikan briefing plan tersebut dengan baik, seharusnya design yang keluar akan terlihat eye catchy. Saya pikir akan sesuai dengan apa yang Bapak inginkan."

Jarvis menganggukkan kepalanya lagi. "Setelah itu tolong kamu atur jadwal Penginapan untuk saya melihat-lihat kebun coklat milik Perusahaan itu, Lusi. Minggu ini atau minggu depan asal tepat dengan jadwal luang saya. Periksa juga kepemilikannya, sudah sah atau ternyata malah tanah sengketa."

"Baik, Pak, akan segera saya atur jadwalnya. Ada lagi, Pak?"

"Itu dulu saja. Terima kasih, Lusi."

"Baik. Sama-sama, Pak."

Lusiana sudah hendak beranjak ke luar ruangan ketika Jarvis kembali memanggilnya. "Jadwal Skylar hari ini di mana, Lusi?"

Lusiana tidak langsung menjawab. Seperti beberapa malam kemarin ketika mereka menghadiri acara di Green Hall, namun kali ini ia merasa kupingnya yang salah mendengar. "Maaf, Pak, bagaimana?"

"Jadwal Skylar hari ini di mana, Lusiana Andari...? Seharusnya sudah tertera di dalam berkas perjanjian kemarin, kan?"

Lusiana tidak pernah ingat bahwa menghapal jadwal Skylar kini juga bagian dari tanggung jawabnya. Namun bukan Lusiana Andari namanya kalau tidak mampu meng-handle pertanyaan sang Boss besar yang terdengar urgensi. "Saya izin periksa berkasnya sebentar ya, Pak? Lalu akan saya informasikan segera. Mohon ditunggu."


***


"Mas Arsen, Sky, ngerasa ada pesan makan siang, enggak?"

Arsenio yang tengah mendampingi Sky di dalam ruangan wardrobe serentak menggelengkan kepala mereka. "Kenapa, Ko?" Tanya Arsenio kepada salah satu Crew yang bernama Koko.

Koko menunjuk ke arah luar, "ada delivery makanan barusan, lumayan banyak. Mas-mas delivery-nya lagi ngambil surat jalannya, sih. Cuma penasaran aja, soalnya enggak ada yang ngerasa pesan."

Sky dan Arsenio saling bertatapan bingung, sebelum akhirnya Arsenio berpamitan kepada Sky untuk mencari tahu lebih jelas atas delivery makan siang tak bertuan yang mereka terima.

Tak berapa lama, Arsenio merasakan ponselnya bergetar. Nama Lusiana terpampang di layarnya sebagai Pemanggil, dan Arsenio menerima panggilan tersebut tanpa firasat apapun. "Halo, Lusi?"

L. O. V. E - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang