Weakness

344 34 10
                                    

Sky mendudukkan tubuhnya yang baru saja terjaga beberapa menit lalu. Dengan masih di bawah selimutnya yang tebal dan langsung membuka-buka ponsel-nya yang juga baru saja ia nyalakan kembali, Sky sesekali meregangkan tubuhnya dengan sangat nyaman. Sambil kepalanya mulai merunut kegiatan apa saja yang hendak dilakukannya hari ini bersama dengan Arsenio.

Ke Stasiun TV untuk rekaman, setelah itu bertemu dengan Ririn.

Sementara itu Jarvis sudah dengan tampilannya yang sangat rapi, padahal waktu baru saja menunjuk pukul kurang dari jam 7 pagi.

"Mau ke Perkebunan lagi ya, Bapak Jarvis?"

Jarvis tersenyum lebar mendengar pertanyaan Sky dengan embel-embel formal seperti para Karyawan-nya. "Ada yang harus saya urus sebelum hadir di kantor, Bapak Sky. Anda butuh sesuatu?" Tanya Jarvis sambil menghampiri Sky dan wajah sembab khas bangun tidurnya yang menggemaskan.

"Saya boleh minta cium selamat pagi enggak, Pak?"

"Tentu."

Sky terkekeh lembut menanggapi wajah jenaka milik Jarvis. Setelah berciuman untuk beberapa saat, Jarvis mengambil duduk di atas pinggiran tempat tidur mereka, persis di samping tubuh Sky, sembari mengenakan seutas dasi yang memiliki warna senada dengan jas dan celana-nya.

"Kamu butuh bantuan, Jarvis?" Tanya Sky penuh perhatian. Sky memiliki keterampilan menyimpul dasi dengan sangat rapi, namun kesempatan membantu Jarvis sangat lah sedikit karena biasanya Jarvis akan keluar dari walk in closet dengan penampilan yang sudah rapi dan tinggal berangkat. Berbeda dengan pagi ini.

Tanpa menjawab Jarvis menyodorkan tubuh-nya ke arah Sky dengan sedikit mendongakkan kepala agar Sky lebih leluasa merapikan dasi-nya. Tidak sampai 30 detik, Sky sudah selesai dengan buah karya-nya. Ia menepuk-nepuk dada Jarvis lembut sebagai tanda bahwa Jarvis dipersilahkan mematut tubuhnya di hadapan cermin untuk memastikan kembali apakah sudah sesuai dengan yang Jarvis inginkan.

"Perfect." Puji Jarvis tulus, sebelum akhirnya ia kembali masuk ke dalam walk in closet, kemudian kembali keluar setelah mengenakan jas dan sepatu formal-nya.

Kalau dipikir-pikir, keduanya bak sepasang yang sudah menikah. Sky akan sangat perhatian dengan hal sekecil apapun tentang Jarvis, menurutnya itu adalah hal yang wajar karena sudah terbiasa dengan Arvin dan Arwin yang terkadang sama berantakannya dengan Jarvis. Sedangkan Jarvis tanpa sadar sudah jarang sekali berkumpul dengan sahabat-sahabatnya, bahkan dengan Jaziel, karena yang ada di dalam otak-nya belakangan ini hanya lah cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya agar dapat cepat-cepat pulang, dan menemui Sky yang biasanya sudah sampai rumah terlebih dahulu demi menunggunya.

Sky pun begitu, ia bahkan sudah lama sekali tak menginjakkan kedua kaki-nya di Club langganan-nya bersama dengan teman-teman yang memang kebanyakan ber-profesi sebagai Model. Arsenio yang paling bersyukur untuk yang satu ini. Karena kalau boleh Arsenio jujur, kentara sekali kalau orang-orang yang mengaku-aku teman dekat Sky di dalam berbagai kesempatan Interview itu hanya mengambil keuntungan semata tentang kedekatan mereka. Entah uang, entah ketenaran, dan lain-lain. Bahkan ada yang terang-terangan mengaku sebagai seorang sahabat tanpa tahu bahwa Sky memiliki si Kembar sebagai saudara kandung. Menggelikan.

"Jum'at malam akhir bulan ini akan ada makan malam, Hun, partner Sponsor dan Investor diminta hadir, termasuk kamu dan Arsenio, juga CEO Agensi." 

Sky menganggukkan kepala-nya. Ia sudah mengetahui perihal makan malam tersebut dari Arsenio sejak beberapa minggu yang lalu, berbanding terbalik dengan Jarvis yang baru saja diingatkan kembali oleh Lusiana kemarin siang. "Nanti sore aku mau ketemu Rinjani untuk urusan baju, ya? Setelah selesai rekaman di Stasiun TV. Aku udah tau soal acara itu, sebenarnya. Tapi lupa kasih tau kamu." Jelas Sky panjang lebar sembari bergerak turun dari atas tempat tidur demi menghantarkan keberangkatan Jarvis.

L. O. V. E - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang