Beruntung tujuan mereka merupakan pusat perbelanjaan yang tidak terlalu ramai dan dipenuhi orang-orang yang menjaga privasi orang lain. Setidaknya begitu lah yang dirasakan oleh Jarvis. Maka ketika keduanya akhirnya tiba di sana, Jarvis mengubah pikirannya untuk ke sekian kali.
Pertama, Ia memutuskan menemani Sky hingga Arsenio tiba. Hanya hingga Arsenio tiba.
Lalu Jarvis kembali mengubah pikirannya lagi. Ia memutuskan ikut masuk ke dalam dengan dalih mencari sesuatu untuk perkakas dapurnya, walau ia yakin sekali tidak ada yang salah dengan dapurnya karena Asisten Rumah Tangga-nya tak mengeluh apapun.
"Momogi gimana?" Sky ingat sekali dengan Peliharaan milik Jarvis yang satu itu, apalagi Jarvis tadi sempat berkata kalau tempat ini searah dengan tempat penitipan Momogi.
"Aku udah telepon Vet-nya tadi. Mereka tutup sekitar jam sembilan malam. Kalau aku telat sampai, mungkin Momogi menginap barang semalam di sana."
Sky menganggukkan kepalanya mengerti. Ia lalu beranjak ke arah tumpukan keranjang. Mulai menyusuri gondola demi gondola. Menghampiri sebuah gondola yang digantungi begitu banyak contoh warna kain tirai dari yang berbahan tipis dan cukup tebal, dan mencoba mengingat ukuran yang ia butuhkan untuk tempat tidurnya. Warnanya, dan juga mempertimbangkan bahan dasarnya apakah akan panas atau malah sebaliknya.
Dan Jarvis seolah melupakan tujuan awalnya tentang mencari perkakas dapur, terlihat tak keberatan untuk menunggu. Ia malah ikut menyentuh helaian bahan kain yang tengah mencuri perhatian Sky. Sesekali bertanya kepada Pramuniaga yang menemani mereka tentang bahan tersebut, seperti terbuat dari serat apa, apakah panas atau tidak, dan lain-lain.
Sedikit banyak Jarvis mengerti karena pekerjaannya memang menuntutnya untuk mengetahui segala hal bahkan terkadang melebihi kapastitasnya sebagai seorang Pemimpin, yang seharusnya hanya menggelontorkan dana, memberikan validasi, lalu tinggal tunggu beres. Pekerjaannya tak semudah dan sesantai yang dipikirkan orang kebanyakan."Warnanya?" Tanya Sky lebih kepada dirinya sendiri. Ia berpikir sebentar, mencoba membayangkan warna seprai dan bedcover yang cocok untuk ia sandingkan dengan beberapa helai kain yang sudah ia tetapkan warnanya.
"Apa beli lagi aja?" Kali ini ia bertanya kepada Jarvis yang tentu saja tak mengerti konteks pertanyaan yang ia ajukan."Coba cari aja dulu." Jarvis memilih menjawab saja walau belum tentu sesuai dengan pertanyaan Sky. Tak begitu penting, yang terpenting sekarang mereka memiliki banyak waktu untuk bersama. Dan Sky tak kan lagi bertanya tentang perkakas dapurnya. Sebisa mungkin alihkan perhatian Sky agar tidak perlu ketahuan bahwa sebenarnya ia mengada-ada tentang yang satu itu.
"Okay..." Jawab Sky memamerkan sebuah senyuman yang...
Jarvis kesulitan menarik nafasnya. Ia memalingkan wajahnya demi Sky tak perlu melihat perubahan air mukanya yang tolol.
Ini yang paling Jarvis sukai...
Sky begitu tenang berada di sampingnya... Begitu apa adanya...
...dan begitu...
***
Arsenio akhirnya tiba setelah berjibaku dengan kemacetan Ibu Kota, mendapati interaksi hangat keduanya hampir saja membuatnya membalikkan badan dan memutuskan pulang. Namun ia harus tetap di situ mengingat Sky tidak mengenakan apapun demi identintasnya tetap terjaga.
Arsenio berbaur dengan Sky dan Jarvis dengan memperkenalkan dirinya terlebih dahulu kepada Jarvis semenjak dirinya belum pernah bertemu langsung dan bercakap-cakap dengan Jarvis sebelum ini, bahkan ketika mereka mengawali kerja sama.

KAMU SEDANG MEMBACA
L. O. V. E - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]
FanfictionSebuah cerita manis nan menggemaskan antara Sky & Jarvis. 💙💜 Disclaimer: 🔞 BXB Yaoi Boyslove Fluff Smut A lil bit harsh words Yang enggak suka, jangan dibaca ya...