You Have Me

328 33 10
                                    

Hari-hari berikutnya berjalan seperti biasa, walau masih dengan kecanggungan Sky kepada Jarvis, begitu pun sebaliknya. Namun mungkin sekarang ini hal di atas bukan lah satu-satunya alasan, karena ada sesuatu yang lebih krusial daripada itu.

Beberapa Tennant milik PUTRA SELARAS MANDIRI Corporation tengah turun dari segi Penjualan dan Produksi. Bukan hal yang baru bagi Jarvis ketika Perusahaannya menghadapi hal macam begini, namun tetap lah harus ia kerahkan sebanyak apa pun tenaga dan upaya yang ia miliki saat ini, tak peduli itu artinya ia membuat beberapa orang Karyawan yang bersangkutan lembur demi membahas rencana kerja untuk beberapa bulan ke depan agar hal yang sama tak harus terulang lagi setidaknya di dalam periode tahun yang sama.

"Kamu harus tau Brand apa saja yang tutup, brand apa saja yang buka, presetase dari kedua hal tersebut, lalu bandingkan dengan pencapaian apakah masih sesuai dan pantas dipertahankan atau tidak? Kalau tidak, ajukan banding dengan pihak mereka, apakah bersedia menurunkan harga sewa atau margin? Apakah bersedia memberikan space untuk kalian membuka Tennant tidak permanen atau semacamnya? Jangan stuck!"

Sky melongokkan kepalanya ke dalam ruang kerja Jarvis semenjak didengarnya suara laki-laki itu begitu menggebu membahas sesuatu. Hal yang cukup tidak baik menguping seperti ini, namun tak pelak membuatnya sangat penasaran tentang keadaan Jarvis yang dinilainya sangat jarang ia ketahui, atau sebenarnya cukup sering hanya dirinya yang tak tahu-menahu.

Lalu Sky melihat Jarvis membuka pintu kaca balkon ruangan tersebut, berjalan berbalik arah demi mengambil sesuatu mirip tembakau kemasan namun dengan ukuran lebih besar, lalu mulai memantik benda tersebut sedetik kemudian, sebelum akhirnya tenggelam di dalam kepulan asapnya yang tipis dan lambat laun menjadi cukup tebal dan hampir memenuhi ruangan.

"Alasan hujan? Oke. Item Brand lain lebih murah? Kumpulkan item lama dari Great Tennant lalu berikan potongan harga. Ya Tuhan, masih saya juga yang harus turun tangan, atau bagaimana??"

"Kemudian dengan alasan hujan, e-commerce-mu itu lalu untuk apa kalau kamu masih kasih alasan hujan ke saya??"

Jarvis menyandarkan tubuhnya pada pinggiran teralis pagar dan menghadap ke dalam, dengan sebelah tangannya masih menggenggem ponsel, sebelahnya lagi ia kacakkan pada pinggang. Kedua matanya kemudian menyadari kehadiran Sky di sana. Wajahnya yang sempat sangat keras, terlihat melunak begitu saja. Maka Jarvis cepat-cepat menyudahi obrolannya beberapa menit kemudian.

Sky mendekati Jarvis setelah Kekasih-nya itu terlihat sudah sedikit lebih tenang. Ia berdiri tepat di samping laki-laki itu dan melihat pemandangan tinggi ke arah luar rumah. Sky tidak mengatakan apa pun.

"Belum tidur, Hun...?"

Sky menggelengkan kepalanya, "belum..."

"Aku berisik, ya?"

Sky kini menganggukkan kepalanya, "iya."

Jarvis terkekeh lembut kemudian. "Kita tidur sekarang?"

Alih-alih menjawab ajakan Jarvis, Sky malah melirik ke arah jari-jemari Jarvis yang masih menjepit sebuah benda yang tidak begitu familiar di matanya, setidaknya untuk beberapa tahun ke belakang. "Kamu merokok, Jarvis...?"

Kedua mata Jarvis membulat seketika, tidak menyadari bahwa satu hal itu harus terang-terangan diketahui oleh Sky yang notabene memang tidak pernah melihatnya seperti ini. "Hanya di waktu-waktu tertentu."

"Seperti?"

Jarvis tak kuasa menjawab. Lidahnya tiba-tiba sangat kelu. Bukan gayanya untuk bercerita tentang masalah Perusahaan yang sedang ia hadapi seperti saat ini, kepada siapa pun itu. Tidak juga kepada Jaziel atau pun Rinjani, walau akhirnya kedua Sahabat-nya itu akan tahu sendiri mengingat mereka memang hidup tak jauh-jauh dari ranah bisnis Tanah Air. Laporan saham milik siapa pun akan mereka terima setiap pagi, maka tak heran kalau beberapa hari ke depan Jaziel atau pun Rinjani akan bertanya karena alasan peduli. 

L. O. V. E - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang