Halte
Kita tidak bisa berencana kepada siapa dan kapan akan jatuh hati, namun kita dapat memilih untuk tidak patah hati. Meski perjalanan begitu indah, namun jika dipenghujung jalan kita sudah tahu akan berpisah, hentikan saja semua langkah, menyerah lebih baik sebelum keadaan semakin parah.
Aku ingin menjaga rasaku, agar tak terlalu liar ketika meraung penuh kepedihan. Biarkan kita menjadi cerita, yang indah meski hanya sementara. Terkubur diluasnya belantara ingatan. Mungkin kelak, sesekali pasti akan terputar kembali memori itu. Semoga saja, saat itu aku menikmatinya sembari senyum. Saat mengenangmu.
Memang berat, berpisah disaat sedang indah-indahnya. Karena kita masing-masing telah memiliki rumah. Meski nyaman, aku sadar kau bukan tempatku untuk menetap. Dan aku bukanlah alamatmu. Kita hanya tak sengaja bertemu pada suatu halte. Yang kelak menaiki bus yang berbeda.
Teruntuk kita, biarkan menjadi aku dan kamu saja. Seperti sediakala, saat semua tak terjadi apa-apa. Perjumpaan selalu melangkah menuju perpisahan. Jika bukan karena usia, tentu karena tak ditakdirkan untuk bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Kau Hadir
Poésie"Kau mengubah cara pandangku terhadap dunia, menanam bibit cinta, sekaligus memporak-porandakan semestaku" [Follow dulu sebelum membaca] Senandika Pertama, Tulisan ringan dari saya semoga dapat memberi suasana baru bagi para pembaca. Terdiri dari b...