Part 2

10.1K 285 6
                                    

Happy Reading.









Setelah melihat hasil 2 test pack yang Belva gunakan menunjukkan hasil positif, Emily kembali menenangkan Belva. Emily mengerti kekhawatiran Belva, tapi dirinya yakin Elio tidak akan menyakiti janin dalam kandungan Belva.

Kalau sampai Elio melakukan itu, Emily bersumpah akan membenci Elio seumur hidupnya. Bagi Emily, sudah cukup Elio menyiksa Belva selama 6 bulan.

Emily keluar dari kamar Belva. Mencari Elio, Emily menuju pintu balkon yang ada di ruang tengah. Emily yakin Elio ada di sana.

Dan ternyata benar. Elio berada di balkon sedang merokok. Emily membuka pintu balkon, lalu melangkah menghampiri Elio.

Elio mematikan rokoknya di asbak saat melihat Emily melangkah mendekat. Elio tahu, Emily tidak boleh terkena asap rokok, karena Emily memiliki riwayat penyakit asma.

"Sudah?" tanya Elio.

Emily mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, lalu memberikan benda itu pada Elio. Wajah Elio terlihat bingung menatap tangan dan wajah Emily secara bergantian.

"She's pregnant," ucap Emily sebelum meletakkan 2 test pack yang tadi Belva gunakan di meja.

Langsung bangun dari duduknya, Elio mengambil 2 test pack di meja, lalu melempar 2 test pack itu ke dinding.

"Are you kidding me? Kenapa kau melakukan ini padaku?" tanya Elio menatap Emily dengan sorot mata marah dan kecewa.

"Aku ingin kau berhenti menyiksanya. Kau jelas tahu, dia tidak bersalah. Dia bahkan tidak tahu masalah yang terjadi. Dan dia bahkan tidak pernah dekat dengan Simon." Emily mengucapkan itu dengan suara dan wajah sangat serius.

Elio tertawa sumbang, menggelengkan kepalanya. "Aku menyesal mengenalmu," ucap Elio sebelum melangkah meninggalkan Emily.

Emily memejamkan matanya sesaat, lalu menyusul Elio. Melihat Elio menuju kamar Belva, Emily berlari, lalu menahan tangan Elio.

Elio menyentak tangannya dengan kencang, hingga genggaman Emily terlepas.

"Kau boleh menyesal mengenalku. Tapi jangan buat aku menyesal sudah menolongmu," ucap Emily.

"Aku tidak peduli," balas Elio.

"Aku bisa membuatmu mendekam di penjara," ucap Emily.

Jika sejak tadi Emily berbicara dengan suara biasa. Maka kali ini dengan suara sangat serius. Wajah Emily benar-benar datar menatap Elio.

Selama mengenal Emily, Elio tidak pernah mendapatkan tatapan dan suara seperti itu. Elio bahkan merasa Emily di hadapannya adalah Emily yang berbeda dari yang dirinya kenal.

"Kau mengancamku?" tanya Elio.

"No. Aku tidak mengancammu. Aku hanya ingin menegaskan bahwa kau jangan bermain-main denganku. Jika kau masih menyakiti Belva, maka aku yang membalasnya," tegas Emily.

"Kau seperti seorang kakak yang sedang membela adiknya," ucap Elio terkekeh sinis.

"Terserah kau menyebutnya apa. Yang jelas, aku merasa harus menghentikan kegilaanmu padanya. Dia manusia, bukan binatang. Bahkan binatang pun tetap tidak boleh menerima kekerasan," jelas Emily.

"Sebaiknya kau pergi," usir Elio.

"Kau mengusirku?" tanya Emily, menatap Elio dengan tatapan tidak percaya.

"Ya," jawab Elio dengan suara dan wajah datar.

Emily semakin tidak menyangka Elio akan seperti ini padanya. Sosok Elio yang selama ini hangat padanya, mendadak hilang. Tanpa mengucapkan apa pun lagi, Emily langsung meninggalkan Elio.

Melihat Emily sudah menjauh, Elio mengambil ponselnya dari dalam saku celana. Menghubungi seseorang, tidak butuh waktu lama panggilan sudah terhubung.

"Carikan aku dokter terbaik untuk menggugurkan kandungan," ucap Elio. Tanpa mendengar balasan, Elio langsung mengakhiri panggilan

 Kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celana, setelah itu Elio melangkah menuju kamarnya. Dirinya akan menemui Belva nanti, untuk sekarang ada yang harus dirinya kerjakan lebih dulu.

***

"Awasi Elio. Jangan sampai dia menggugurkan kandungan Belva," ucap Emily pada assistant-nya.

"Baik, Ma'am," jawab assistant itu.

Emily masuk ke dalam mobil. Memijat pelipisnya, Emily merasa kepalanya terasa pusing. Emily tidak kaget Elio langsung tahu bahwa dirinya yang membuat Belva hamil.

Tidak menyuntikan kontrasepsi sejak 3 bulan lalu, yang Emily suntikan adalah vitamin dan suntik hormon untuk meningkatkan kesuburan.

Emily berharap Belva hamil di bulan berikutnya, tapi karena Elio terus menyiksa Belva, ternyata Belva tidak juga hamil.

Tidak menyerah, Emily kembali menyuntikan dua hal itu pada Belva di bulan berikutnya, dan terakhir bulan lalu. Ternyata kini hasilnya tidak sia-sia, Belva berhasil hamil.

Sejak pertama kali bertemu dengan Belva, Emily sungguh kasihan dengan Belva. Emily sudah pernah berbicara baik-baik pada Elio, agar Elio tidak berbuat macam-macam pada Belva, tapi Elio mengabaikannya.

Melihat Belva terluka, Emily tidak menyangka bahwa Elio memiliki sisi kejam seperti itu. Meski sudah tahu kehidupan di sekitar Elio memang kejam, tapi Emily tidak menyangka Elio akan menyiksa Belva seperti itu.

Emily juga sangat tahu bahwa Elio sangat menyayangi kedua adik perempuannya. Ara dan Nara, Emily tahu Elio menjaga kedua perempuan itu dengan baik. Bahkan dirinya pun juga bisa merasakan kasih sayang Elio padanya.

Tapi sosok hangat dan baik itu menghilang ketika berhadapan dengan Belva. Emily seperti melihat dua orang yang berbeda.

Jika bersama keluarga dan orang-orang terdekatnya, Elio akan terlihat seperti malaikat, maka saat bersama Belva, Elio akan seperti iblis. Emily tidak mengeti kenapa Elio harus sampai seperti itu pada Belva.

Bukan Belva yang salah, bahkan awalnya Belva tidak tahu masalah apa yang terjadi sampai dirinya diculik, lalu dikurung seperti itu, tapi Elio tetap membalaskan kemarahannya pada Belva.

Emily mengerti kemarahan Elio, tapi membunuh Simon dan orang yang menyuruh Simon seharusnya sudah cukup, tidak harus sampai melibatkan orang lain.

Simon Parker, pria itu adalah ayah Belva. Simon bekerja sebagai salah satu suruhan seorang mafia yang merupakan pesaing bisnis Elio di Amerika.

Simon yang menembak Elio waktu itu. Tembakan Simon hampir membuat Elio mati, karena hampir mengenai jantung.

Saat itu, Elio kehilangan banyak darah. Jika saja Emily tidak lewat jalan itu, mungkin Elio sudah mati, karena jalan itu sangat sepi karena sudah malam.

Emily pun kebetulan lewat jalan itu karena baru saja mengantar orang yang dirinya tolong pulang ke rumah yang berada di daerah itu.

Mendapat julukan malaikat, Emily memang sering sekali menolong orang. Bahkan Emily tidak masalah mengantar orang yang dirinya tolong sampai rumah. Sama seperti saat menolong Elio, Emily benar-benar membantu Elio sampai Elio benar-benar sembuh.

Meski sudah menganggap Elio seperti keluarganya, tapi untuk kali ini, Emily merasa harus menentang Elio lebih tegas, karena Elio sudah keterlaluan.

Emily tidak peduli jika Elio membencinya, dirinya sudah siap untuk itu. Karena jika bukan dirinya yang menolong Belva, maka Belva akan terus mendapat siksaan.









See you next part. 👋

18-09-2022.

CRAZY OBSESSION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang