Part 21

3.6K 108 13
                                    

Update lagi nih.

Happy Reading.









Terus muntah-muntah selama 2 hari, Belva melarang maid memberitahu bodyguard yang berjaga. Karena pasti bodyguard itu akan menghubungi Elio.

Belva tidak ingin Elio datang, lalu benar-benar melenyapkan janin dalam kandungannya. Lagi pula, Emily sudah mengatakan dirinya hanya mengalami morning sickness.

Mengelus perutnya, Belva tidak tahu kenapa perasaannya sangat tidak karuan. Jika mual dan muntah adalah morning sickness, maka apa yang dirasakan perasaannya? Belva benar-benar tidak tahu apa penyebabnya.

Terasa sesak, tapi bukan karena sakit. Rasanya seperti ada sesuatu yang mengganjal. Entahlah, Belva tidak bisa menjelaskan apa yang dirinya rasakan.

Yang jelas, selama 2 hari rasanya sangat tidak nyaman. Tidur pun sangat sulit, makan dan minum hanya sedikit. Belva tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya.

Selain perasaan yang tidak karuan, Belva ingin sekali melihat wajah Elio. Tapi tidak mungkin dirinya meminta Elio datang ke New York. Bisa-bisa, Elio datang untuk melenyapkan janin dalam kandungannya.

Tidak ada foto Elio di dalam penthouse, Belva akhirnya selalu membayangkan wajah Elio sebelum dirinya tidur, atau saat perasaannya tidak karuan.

"Nona Belva."

Belva yang baru keluar dari kamar mandi, langsung menuju pintu kamar saat mendengar suara maid memanggilnya sambil mengetuk pintu.

Membuka pintu kamar, Belva tersenyum pada maid. Sementara maid itu menatap Belva dengan wajah khawatir. Karena wajah Belva sangat pucat.

"Apakah, Nona masih muntah-muntah?" tanya maid.

Belva hanya mengangguk, lalu keluar kamar. Belva tidak lupa menutup pintu kamar.

"Saya sudah membuat soup untuk Nona. Semoga soup itu dapat meredakan mual," ucap maid.

"Terima kasih," balas Belva.

Keduanya menuju ruang makan. Belva duduk di kursi, sementara maid menuju dapur. Maid kembali ke ruang makan membawa mangkuk berisi soup.

"Apa kau sudah sarapan?" tanya Belva.

"Sudah," jawab maid tersenyum.

Belva memang selalu bertanya seperti itu, karena akan lebih senang jika makan ada temannya. Tapi maid selalu sudah makan lebih dulu.

Tidak enak hati jika mengatur-ngatur, Belva membiasakan diri makan sendiri. Belva sangat senang ada maid di penthouse, tapi sayangnya maid itu tidak menginap.

Saat maid sudah pulang, suasana penthouse akan sangat sunyi. Bahkan Belva tidak diizinkan menonton televisi. Jadi yang bisa Belva lakukan hanya melihat langit dari kaca jendela.

Semua kaca dan balkon akan terkunci saat Elio tidak ada. Maid pun membersihkan kaca dan balkon hanya saat ada Elio.

Meski Belva juga tidak akan bisa kabur lewat jendela maupun balkon, tapi Elio tetap melakukan itu. Sejak terkurung dalam penthouse, Belva juga tidak pernah mencari cara untuk kabur.

Karena Belva tahu, pasti tidak akan mudah. Yang Belva lakukan hanya selalu melawan Elio. Sampai akhirnya tidak lagi berani melawan, karena ternyata Elio benar-benar kejam.

"Apa soup-nya tidak enak?"

Belva tersentak kaget mendengar suara maid.

"Enak. Aku hanya merasa mual," jawab Belva.

CRAZY OBSESSION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang