Part 11

4.3K 145 12
                                    

Happy Reading.









Serena mengerjapkan matanya, hingga matanya terbuka perlahan. Merasakan berat di perutnya, Serena menunduk. Ternyata Elio memeluk tubuhnya.

Mengubah posisi tidurnya menjadi menyamping, Serena menatap Elio yang tertidur. Alis tebal dan rapi, bulu mata lentik, hidung mancung, bentuk wajah yang tegas, membuat Serena harus mengakui bahwa wajah Elio sangat sempurna.

Tidak hanya wajah yang sempurna, tapi Elio juga mempunyai postur tubuh yang proporsional. Serena tidak melihat ada celah dalam fisik Elio.

Saat masih terus menatap wajah Elio, suara ponsel terdengar. Serena tersadar, begitu pun dengan Elio yang mulai terbangun.

Elio berusaha mengumpulkan kesadarannya, membuka mata secara perlahan. Saat matanya sudah terbuka, Elio melihat Serena menatapnya dengan bibir tersenyum.

Mendengar ponselnya masih berbunyi, Elio mengangkat tangannya, melepaskan pelukan dari tubuh Serena, lalu meraba nakas.

Mengambil ponselnya, setelah itu Elio melihat siapa yang menghubunginya. Melihat yang menghubunginya salah satu bodyguard yang berjaga di penthouse-nya, Elio langsung mengangkat panggilan itu.

"Ya. Ada apa?" tanya Elio sambil berusaha duduk.

"Maaf, saya mengganggu Anda, Sir. Saya hanya ingin memberitahu kalau Nona Belva sakit," jelas bodyguard itu.

Melihat Serena menatapnya, Elio berpikir sesaat sebelum bersuara.

"Biarkan saja dulu. Saya yang akan mengurusnya," ucap Elio.

"Baik, Sir," balas bodyguard.

Elio mengakhiri panggilan, lalu meletakkan kembali ponselnya di atas nakas. Kemudian Elio menatap Serena.

"Aku tidak bisa mengantarmu pulang," ucap Elio.

"Kenapa?" tanya Serena.

"Aku harus ke New York sekarang," jawab Elio sambil turun dari ranjang.

"Apa ada masalah?" Serena kembali bertanya.

"Ya. Hanya masalah pekerjaan," jawab Elio sebelum melangkah menuju kamar mandi.

Serena dengan cepat menyusul Elio ke kamar mandi.

"Aku ingin ikut denganmu," ucap Serena sambil menahan pintu kamar mandi yang akan ditutup oleh Elio.

"Untuk kali ini aku tidak mengizinkanmu ikut.  Tapi next time, aku akan mengajakmu ke sana," balas Elio.

Tidak mungkin dirinya mengajak Serena, karena dirinya akan mengurus Belva, Elio berharap Serena tidak membantahnya.

"Baiklah," ucap Serena.

Elio bernapas lega mendengar ucapan Serena.

"Hubungi room service, pesankan makan siang untuk kita. Aku ingin makan siang denganmu sebelum pergi," jelas Elio.

"Kau ingin makan dan minum apa?" tanya Serena.

"Apa saja. Samakan saja denganmu," jawab Elio.

"Okay," ucap Serena.

Serena membalik badannya, lalu melangkah menuju telepon kamar. Sementara Elio menutup pintu kamar mandi.

***

Setelah Elio selesai mandi, Serena langsung mandi. Setelah selesai, keduanya makan siang dengan tenang, hanya suara dentingan alat makan yang terdengar.

CRAZY OBSESSION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang