Part 14

3.9K 138 4
                                    

Double Update.

Happy weekend.

Happy Reading.









2 hari berlalu, keadaan Belva sudah lebih baik. Elio pun akhirnya memutuskan akan kembali ke Rome hari ini, karena lusa dirinya ada meeting penting.

Elio keluar kamar, menuju ruang makan. Melihat Belva baru saja selesai sarapan, Elio menatap Belva dengan wajah serius.

"Jika kau kembali sakit lagi, aku benar-benar akan melenyapkan janin dalam kandunganmu," ucap Elio.

Refleks Belva menyentuh perutnya, menatap Elio sambil menggelengkan kepalanya.

"Aku janji tidak akan sakit lagi," balas Belva.

Elio tidak mengucapkan apa pun, memilih duduk di kursi. Maid menyediakan sarapan untuk Elio.

Meski bersikap kejam, Elio tetap membebaskan Belva melakukan apa pun di dalam penthouse-nya, kecuali masuk ke dalam kamarnya di saat dirinya tidak ada.

Jadi Belva tetap sarapan di meja makan. Walaupun terkadang, jika Elio sedang marah, Belva akan makan di dapur.

Bagi Belva, Elio adalah pria teraneh yang pernah dirinya temui, karena sifat dan sikapnya tidak pernah bisa ditebak. Belva hanya mampu bersabar mengikuti semua yang Elio katakan.

***

Sampai di kamar, Belva mengelus perutnya. "Semoga kau selalu sehat di perut Mommy," ucap Belva.

Menyemangati dan menguatkan dirinya, Belva berharap kondisinya selalu sehat setelah ini. 6 bulan bersama Elio, Belva sangat tahu bahwa Elio tidak pernah main-main dengan ucapannya. Belva tidak ingin mencari masalah dengan Elio.

Terkurung di dalam penthouse sudah cukup, jangan sampai kembali dikurung di dalam gudang. Karena kondisinya sekarang sedang hamil, Belva tidak ingin janin dalam kandungannya merasakan hal menyakitkan.

Kini, setiap ada kesempatan, Belva selalu membuat harapan. Jika harapan sebelumnya, selalu berharap ada keajaiban menolongnya.

Maka sekarang harapan Belva adalah Elio sedikit bersikap baik pada janin dalam kandungannya. Belva ingin Elio mengakui janin dalam kandungannya sebagai darah dagingnya.

Dibesarkan oleh neneknya, Belva tidak pernah merasakan kasih sayang dan cinta dari kedua orang tua-nya. Belva tidak ingin anaknya merasakan apa yang dirinya rasakan. Tidak masalah Elio membencinya, tapi Belva ingin Elio menyayangi dan mencintai janin dalam kandungannya.

***

Rome, Italy.

Selesai sarapan, Elio langsung menuju bandara. Saat penerbangan, Elio fokus membaca beberapa email penting yang akan dibahas saat meeting lusa.

Sampai di Rome tengah malam, Elio meminta sopir yang menjemputnya di bandara mengantarnya ke hotel terdekat. Karena jarak dari bandara ke apartemennya cukup jauh.

Memutuskan langsung tidur setelah sampai kamar hotel, Elio merasa lelah, karena selama penerbangan dirinya fokus bekerja.

Saat baru tertidur pulas, Elio menggeram kesal mendengar ponselnya berdering. Mengambil ponselnya di atas nakas, melihat Serena yang menghubunginya, Elio mengangkat panggilan itu.

"Aku sedang tidak ingin membicarakan hal konyol atau hal tidak penting," ucap Elio tanpa basa-basi.

"Maaf, kalau aku mengganggumu. Aku hanya mengkhawatirkanmu, karena kau tidak membalas pesanku," balas Serena.

CRAZY OBSESSION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang