Part 23

3.7K 133 19
                                    

Happy Reading.










Sudah sampai di New York, Elio dan Serena melangkah menuju mobil yang sudah menunggunya. Sopir menghampiri keduanya, lalu mengambil alih koper.

"Kita langsung ke penthouse-mu?" tanya Serena saat sudah di duduk dalam mobil.

"Yeah," jawab Elio.

Sopir masuk ke dalam kursi pengemudi. Setelah memakai seatbelt, sopir mulai melajukan mobil. Elio mengeluarkan ponselnya dari saku celana, memeriksa beberapa pesan. Serena pun melakukan hal yang sama, mengeluarkan ponselnya dari dalam tas.

Serena mengirim pesan ke Laiv dan Heera, memberitahu bahwa dirinya sudah sampai New York. Setelah itu membalas pesan Mommy-nya.

Kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas, Serena menoleh menatap Elio. Melihat Elio sangat fokus menatap ponsel, Serena tidak berniat mengganggu.

***

Perjalanan 20 menit sangat hening. Saat mobil sudah terparkir, Elio keluar dari mobil, begitu pun dengan Serena. Langsung memeluk lengan Elio, Serena tersenyum saat Elio menatapnya.

Elio membiarkan Serena memeluk lengannya. Terus melangkah masuk ke dalam gedung penthouse-nya. Sopir membawakan koper milik keduanya.

Serena mengerutkan keningnya saat melihat beberapa bodyguard, lalu menatap Elio.

"Memangnya di dalam penthouse-mu ada apa? Sampai harus dijaga sangat ketat?" tanya Serena.

Menoleh menatap Serena, Elio tidak menjawab pertanyaan Serena. Tetap melangkah menuju pintu utama penthouse-nya.

Elio menempelkan sidik jarinya, pintu terbuka. Pintu itu memiliki beberapa sistem keamanan. Selain menggunakan password, juga menggunakan sidik jari. Untuk sidik jari, hanya sidik jari Elio.

Masuk ke dalam penthouse, Serena menatap sekeliling. Sampai mendengar Elio memanggil seseorang, Serena menoleh.

Tidak lama muncul seorang wanita paruh baya, Serena menatap wanita itu dengan tatapan menilai.

"Di mana Belva?" tanya Elio.

"Nona di kamar, Tuan," jawab maid.

"Panggil dia," ucap Elio.

"Baik, Tuan," balas maid, lalu pergi menuju kamar Belva.

"Kau tidak bertanya siapa Belva?" tanya Elio pada Serena.

"Aku ingin bertanya. Tapi, untuk apa aku bertanya, kalau aku akan bertemu dengannya," jawab Serena.

Mendengar langkah kaki, Elio dan Serena menoleh. Elio bisa melihat wajah Belva terlihat menegang. Lalu Elio menatap Serena, yang menatap Belva dengan tatapan menilai.

"Kenalkan, dia Serena," ucap Elio.

Serena menoleh menatap Elio, lalu kembali menatap Belva.

"Serena," ucap Serena mengulurkan tangannya.

Dengan ragu, Belva mengulurkan tangannya. "Belva," balas Belva.

Keduanya berjabatan sesaat. Saling bertatapan dengan arti tatapan berbeda. Setelah jabatan terlepas, Serena kembali menatap Elio.

"Jadi, siapa dia?" tanya Serena.

"Perempuan yang sedang mengandung anakku," jawab Elio.

Serena mengerjapkan matanya, menatap Elio dengan tatapan tidak percaya.

CRAZY OBSESSION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang