Jam pelajaran Olahraga kelas 11 IPA-1 baru saja usai, siswa-siswi diberi waktu 15 menit untuk istirahat, ganti pakaian, juga makan dan minum sebelum melanjutkan mapel ke-2.
Berjalan beriringan menuju toilet, Bastian, Angga, Adit, Satrio, dan Cinta menyusuri koridor kelas melewati kelas 11 IPS-1, kelas Siswi populer berada.
Cinta menarik-narik kaos Adit, memberi kode kalau mereka akan melewati kelas IPS-1 seraya berbisik, "Sheila"Adit hanya merespon kecil, "ssstt" seolah tak ingin membahas soal yang kemarin mereka lihat.
"Ngapain lo berdua, sat-sut-sat-sut." Tegur Angga pada Adit dan Cinta.
"Tau nih anak. Ngapain sih anak cewek ikut-ikut ganti baju bareng cowok, sana, sana, sana.. anak cewek mainnya sama anak cewek kali." Usir Adit pada Cinta menimbulkan gelak tawa di antara mereka berlima.
Cinta yang merasa terusir, membesarkan maniknya dengan ekspresi marah, "gue tuh bingung ya sama nih orang, gak bisa apa sehari aja gak bikin gue kesal!" Cinta memukul Adit dengan seragam ganti ditangannya.
"Cubit aja, Ta. Cubit yang kencang, apa mau gue bantuin." Bastian memberi tawaran.
"Emang iya, lo kan cewek sendiri di antara kita beremp---" Adit belum menuntaskan kalimatnya namun tanpa sadar tubuhnya menabrak sebuah benda hidup.
Brukkk, Adit terkejut, "Sorry, Sorry."
Sekeliling hening. Hanya sebentar lalu orang yang di tabrak Adit mengangguk kecil, "Gak papa. Permisi.." lalu orang itu berlalu menuju toilet wanita."Cie, Adit.. keren juga lo bisa tabrakan sama Sheila." Ucap Satrio memberi pujian.
"Aduh, kenapa Adit yang dapet rejekinya sih. Kenapa gak gue!" Sesal Angga menukar posisi dengan Adit, berharap ia juga bisa bertabrakan dengan Sheila.
"Apa-apaan sih, pada norak nih semua. Tabrakan tuh sama Nyit-Nyit, dia kan juga cewek, Ketua Osis lagi." Adit asal bicara bermaksud bergurau, tapi sayangnya direspon Cinta dengan ekspresi wajah yang tak biasa.
Kemudian Cinta berjalan cepat menuju toilet wanita, meninggalkan Adit dan tiga teman yang lain. Entah mengapa Cinta merasa tersinggung dengan apa yang baru saja Adit ucapkan. Padahal pernyataan Adit tidak ada yang salah, mengapa Cinta justru merasa harga dirinya sebagai seorang wanita diremehkan. Cinta merasa insecure.
"Nah kan, Dit. Cinta ngambek tuh sama lo." Angga memprovokasi.
"Gue lagi aja yang salah!" Adit tak terima.
"Lagian, lo kalau ngomong jangan begitu lah, Dit. Cinta kan juga cewek, kesannya tuh lo beda-bedain Cinta sama Sheila tau gak?" Bastian ikut membela Cinta.
"Bas, lo jangan memperkeruh keadaan, Bas. Gue perhatiin dari kemaren lo belain Cinta mulu nih." Angga menangkap keganjilan pada Bastian.
"Loh, kok jadi gue? Ini kan yang bermasalah Adit." Bastian tidak terima.
"Udah-udah, Nyit-nyit gak bakal ngambek kok, dia emang gitu. Nanti juga baik sendiri." Adit mengakhiri obrolan dan mereka memasuki toilet pria bersamaan.
__
Di dalam toilet, Cinta dan bersama siswi lainnya tengah sibuk berganti pakaian. Dari jarak yang tak seberapa jauh, Cinta memperhatikan Sheila yang baru saja keluar dari toilet, berangsur mencuci tangan di wastafel panjang yang berhadapan dengan kaca berukuran besar di depannya.Mengembuskan napas kasar, Cinta kembali insecure, "Sheila emang se-perfect itu, cantik banget gila ya.. gue aja sebagai cewek kagum sama kecantikannya. Cewek secantik Sheila aja gak bisa memikat hati seorang Zaky, apalagi gue, dengan tampang yang alakadarnya gini. Huh"
"Permisi.." Sheila meminta celah untuk berjalan menuju keluar toilet, karena jalannya dihalangi oleh Cinta yang tengah mematung bergeming.
"Eh, iya. Sorry ya.. Sheila, tunggu," Cinta menghadang kepergian Sheila, kemudian mereka berjalan beriringan menuju kelas masing-masing sambil berbincang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAHASIA HATI (Prequel of "Cinta Bidadari")
Teen FictionMasih dengan tokoh utama yang sama, yang ada di Novel Cinta Bidadari yang sedang proses cetak buku fisik. . . Mengisahkan Persahabatan anak SMA yang di dalamnya terdapat perasaan-perasaan tak sampai yang hanya terpendam dalam hati. Dan semuanya ber...