SMA Sakti di pagi hari..
Cinta baru saja turun dari motor matic Adit yang ia tumpangi, sementara Adit tengah sibuk mencari parkiran. Semenjak bersahabat, Cinta dan Adit memang sering berangkat dan pulang ke Sekolah bersama, jarak rumah keduanya juga berdekatan.
Sambil menunggu Adit, Cinta berdiri di depan koridor. Selang beberapa detik, ia dikejutkan oleh kehadiran seseorang yang membuat jantungnya berdetak tak beraturan. Zaky Febrian berjalan mendekat ke arah Cinta, lalu memberhentikan langkahnya tepat berhadapan dengan Sang Ketua Osis.
Bodohnya Cinta, yang selalu sulit mengatur perasaannya sendiri ketika berada dekat dengan orang yang diam-diam ia sukai itu. Menutupi rasa grogi, Cinta berpura-pura menunduk sambil menendang-nendang sepatunya ke lantai padahal tidak berbatu.
Dari tempat parkiran, Adit berdiri, mengamati.
"Cinta." Panggil Zaky
"Eh, iya. Ada apa?" Cinta masih berusaha menutupi grogi.
"Kemarin aku dengar masih kurang panpel untuk kegiatan LDKS?"
Oh Tuhan, sumpah kaki gue lemes banget ini."Oh, itu. Kok kamu tau?"
Duh, udah kalem belum sih gue.."Iya, anak-anak yang cerita. Kalau aku yang isi, masih bisa?"
"Eh, serius?"
Demi apa? Zaky mau jadi panpel LDKS, itu artinya? Gue bakal sering berinteraksi sama dia selama 3 hari kegiatan nanti, mimpi apa gue semalem."Bercanda. Iya benar serius dong, Ta. masih bisa gak?"
"Hm, harusnya sih masih. Tapi aku harus cek ke Angga dulu ya, soalnya P3K diketuai dia."
"Oh gitu, gak papa deh. Nanti kabarin ke aku ya?"
"Iya, boleh. Sip."
"Telepon atau chat aja ke nomor ini ya, biar gampang, " Zaky menggapai tangan Cinta yang terasa dingin karena gugup. "tangan kamu dingin?" lalu berlanjut menuliskan 12 nomor ponselnya dengan pulpen di atas telapak tangan Cinta.
"Ng.. gak papa. Oke nanti dikabarin." Cinta segera menarik tangannya usai Zaky menuliskan nomor ponselnya.
"Aku duluan ke kelas ya. Ditunggu kabarnya ya. Bye." Cowok itu mengulas senyum, melambai kecil.
"Bye," Cinta lemas makin tak berdaya
__
"Adiiiit. Lama banget sih lo di parkiran. Kaki gue lemas, kaki gue lemes, gandeng gue sampai ke kelas, please." Cinta kemudian meraih lengan kanan Adit, bergelayutan seolah kesulitan berjalan, namun hatinya penuh ekspresi bahagia.Adit yang sudah mengamati sejak tadi, langsung menarik tangan kanan Cinta, ingin tahu tulisan apa yang berada di tangannya, "coba liat, tulisan apaan sih? Cie.. lo pake pelet apa nih. Kok bisa, bang Jek pasrah gitu sama lo, langsung kasih nomor hape segala."
"Gak ngerti gue juga, Dit. Duh, semalem gue mimpi apa ya, gak nyangka pagi-pagi begini udah dapet surprise dari semesta." Kata Cinta penuh binar, tangannya masih terus menggandeng lengan Adit. Ia bahkan tak perduli beberapa pasang mata memperhatikan kemesraan mereka.
"Jangan gandeng-gandeng, Ta. Diliat guru nanti dikira kita pacaran." Adit berusaha melepaskan tangan Cinta yang bergelayut di lengannya.
"Kaki gue lemes, Diiiit." Jawab Cinta tak perduli, masih hanyut dengan nuansa merah jambu dihatinya.
"Jatuh cinta berjuta rasanya ya, gayung bersambut dong. Tadi emangnya dia bilang apa?"
"Ehm, kepo lo ya?... Lo pasti gak percaya, dia menawarkan diri jadi panpel P3K, Dit. Gimana menurut lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAHASIA HATI (Prequel of "Cinta Bidadari")
Teen FictionMasih dengan tokoh utama yang sama, yang ada di Novel Cinta Bidadari yang sedang proses cetak buku fisik. . . Mengisahkan Persahabatan anak SMA yang di dalamnya terdapat perasaan-perasaan tak sampai yang hanya terpendam dalam hati. Dan semuanya ber...