9. Misi Rahasia

13 3 12
                                    

Empat sahabat yang tergabung dalam BAAS Band pulang Sekolah lebih sore dari biasanya. Karena adanya ekstrakulikuler band, PM dan rapat panpel LDKS yang mendadak dari Pak Darwin. Hal ini dikarenakan pelaksanaan kegiatan LDKS yang akan berlangsung dua hari lagi.

"Ini kita jadi ke rumah Cinta, Dit?" Tanya Satrio sambil sibuk mencari kunci motornya di dalam tas.

"Ya jadilah. Kalian ke sana duluan ya. Gue balik dulu sebentar, nanti gue pasti ke situ." Jawab Adit yang sibuk memundurkan motornya yang sulit keluar dari parkiran.

"Dih anjir, dia yang nyuruh dia yang gak ikut." Angga menimpali.

"Ikut gue, santai sih. Gue ada urusan bentar doang. Gak sampe setengah jam gue nyusul." Adit meyakinkan.

"Kayanya dari kemarin, lo ada urusan mulu, Dit. Lo ngapain? Punya cewek nih kayanya." Bastian mulai memprovokasi.

"Punya pacar jangan diumpetin, Dit. Diembat kucing ntar." Timpal Angga nyeleneh.

"Bacot lo semua ah. Dah gue duluan ya. Sampai ketemu di rumah Cinta ya." Adit berlalu diikuti ketiga motor sahabatnya.

__
"Surprise..." Angga, Bastian dan Satrio berteriak bersamaan setelah Cinta membuka pintu kamarnya.

"OMG, lo pada ngapain ke sini. Bisa-bisanya masuk sampe kamar gue. Temen lancang!" Cinta terkejut, dijenguk oleh sahabat-sahabatnya langsung di depan pintu kamar. Lalu ketiganya nyengir berbarengan.

"Bunda lo yang suruh kita ke sini, ya kita mah mau-an aja, sekalian numpang ngadem, Ta. Udah sore tapi matahari gak ada diskon-diskonnya. Bener kata Pak Ustad, kiamat udah deket." Satrio bercerita.

"Nah, pasti kamar lo adem kaya Alfamart. Boleh dong kita masuk." Angga yang berdiri paling depan, tak sabar ingin menyusup ke dalam.

"Masuk deh. Eh tapi langsung ke depan balkon kamar aja, di situ lebih adem, banyak anginnya. Lo juga bisa nyetun sekalian, aman kok."

"Anjay kita di suruh nyetun sama Cinta. Temen brengsek emang, haha." Kata Satrio yang disusul gelak tawa oleh Angga.

"Maap aja kita anak baik-baik, Mbak."

"Baik-baik dari hongkong." Tukas Cinta.

"--- kalo di rumah. Dengerin dulu lanjutannya dong, Ta. Hahaha." Gelak tawa riuh.

Mereka pun mulai menikmati semilir angin yang beredar ke balkon, tak lama Bunda Emmy datang membawakan empat gelas es soda gembira dan sekotak roti unyil.

"Duh, Bunda. Pake repot-repot segala. Kita jadi enak nih, Bun." Kata Angga yang selalu nomor satu mewakili sahabatnya kalau soal makanan.

"Kok duduknya di sini? Gak diajak ngadem sama Cinta di kamar?" Tanya Bunda seraya meletakkan nampan ke atas meja.

"Gak papa, Bun. Enak di sini, anginnya kaya di surga." Bastian menjawab, dibalas bunda dengan senyuman. "Ah, bisa aja. Emangnya udah pernah, ngerasain surga?!"

"Loh, Bun. Kok gelas nya empat? Orangnya kan tiga? Lah iya, Adit mana? Gue baru sadar gak ada dia." Cinta menghitung sahabatnya.

"Oh iya, bunda kirain juga emang kalian berempat datangnya. Biasanya kan juga gitu. Adit gak ikut?" Tanya bunda lagi pada Bastian.

"Adit pulang sebentar, Bun. Nanti nyusul." Jawab Bastian lagi.

"Ya sudah, bunda ke dalam dulu ya." Pamit bunda pada sahabat putrinya.

Lantas Angga masih ingin membahas Adit, "tau tuh anak, dari kemarin sering alesan ada urusan terus. Punya gebetan kayanya dia." Angga memang merasa ada perubahan pada Adit belakangan ini.

RAHASIA HATI (Prequel of "Cinta Bidadari")Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang